Jumlahnya enam orang, Jungkook menelan ludah, kaki otomatis melangkah mundur. Namun sial, sepatunya menginjak batu kerikil hingga bunyi gemerisiknya mencuri atensi para preman.

"Oho, lihat apa yang kita dapatkan disini?" Satu preman berjanggut dengan tato sangar dilengan kanan berjalan mendekat, bibirnya menyeringai, "Kelinci tersesat."

Jungkook sebisa mungkin mempertahankan wajahnya agar tetap datar, mendongakkan dagu angkuh, berusaha tampak mengintimidasi sekalipun sebenarnya, takut. Well, dia mungkin bisa melindungi dirinya sendiri, namun satu lawan enam, tentu dia tidak cukup bodoh untuk mengetahui hasil akhirnya.

Salah satu preman mendekat, Jungkook melangkah mundur sampai punggungnya membentur tembok. Gawat! Pemuda berambut hitam itu mengepalkan tinju, namun nyalinya menciut saat sipreman mengeluarkan pisau lipat. Jungkook telan ludah, dia melakukan satu-satunya hal yang terlintas dalam kepalanya; "J-Jangan mendekat! Aku Jeon Jungkook! anak dari Jeon Ho Joon! Putra tunggal Hyundai group! Kalian akan menyesal jika melakukan kejahatan padaku!"

Gerombolan preman itu berjengit, saling memandang, dan berbisik-bisik. Siapa yang tidak mengenal Hyundai group? Perusahaan paling besar didaratan Korea? Jungkook tersenyum angkuh, hah! Mereka tidak akan berani mendekatinya. Preman-preman itu menatap Jungkook kemudian tas yang dibawanya, pemuda kelinci melotot kaget saat salah satu preman maju untuk merebut ranselnya. Isi tas sekolahnya ditumpahkan, buku-buku dan alat tulis berceceran di gang sempit. Si preman menemukan dompetnya dan melihat kartu identitas disana.

"Well, Putra Milyarder itu? Tanpa pengawal? Rejeki nomplok!" Preman bertato yang berwajah memerah karena mabuk tertawa diikuti kroninya, Jungkook bisa merasakan perutnya melilit, dan tenggorokannya mengering, mereka tidak akan melukainya kan?

Salah satu preman maju, berbisik tepat didepan wajah Jungkook, "Kita lihat berapa banyak ayahmu bersedia menebusmu manis."

Jungkook mengeryit jijik saat hidungnya mengirup bau busuk mulut sipreman, begitu menyengat dan membuatnya nyaris muntah. Jungkook meludahi wajah sipreman, bukan tindakan yang bagus sebenarnya. Lelaki itu melangkah mundur, mengusap wajahnya dengan murka.

"Berani sekali kau!"

Sang preman mengayunkan tinjunya.

Jungkook bergerak secepat kilat untuk menghindar, tinju sipreman mengenai dinding beton dibelakangnya.

"Argh!"

Si preman memekik kesakitan sementara Jungkook meringis melihatnya. Pasti rasanya sakit sekali.

Preman yang lain maju, mengepung Jungkook dari segala sisi dan kali ini Jungkook tidak dapat menghindar, dia memejamkan mata rapat saat melihat tinju dilayangkan padanya, jeda beberapa detik, namun tinju itu tidak pernah datang.

"Bukan pilihan yang bijak untuk pamer kid." Jungkook membuka mata, dia melihat punggung tegap Taehyung didepannya. Preman bertato tersungkur diatas tanah, sepertinya barusaja terkena tendangan maut. Taehyung melepas jasnya, melemparnya pada Jungkook yang dengan sigap menangkap, "Pegang itu untukku."

Taehyung menggulung lengannya sebatas siku, Jungkook menelan ludah melihat jalinan otot dilengan lelaki itu. Taehyung mengendikkan dagunya kesalah satu preman.

Satu preman maju dengan ceroboh, mengayunkan tinjunya pada Taehyung. Lelaki itu menepisnya lalu memberi bogemnya mentah-mentah. Satu kali, dua kali, tiga kali. Si preman oleng, sebelum jatuh terduduk, pipi lebam dan mulut berdarah. Taehyung menendangi kepalanya seperti menendang bola.

Into you - TaekookHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin