《Dua : Kebenaran》

623 58 31
                                    

Zefan berjalan dan berniat pergi ke kantin. Dengan iseng, Zefan menendang kaleng yang berada di kakinya.

Dugh..

"OMAYGATT!! SIAPA YANG UDAH NENDANG KALENG INI KE KEPALA GUE?!!" Teriak seseorang dari pinggir lapangan. Zefan melihat nya kemudian langsung menepuk jidatnya sendiri.

"Duh,mampus gue! Kenapa harus kena Mak lampir sih?!" Ujar Zefan menggerutu.

Lala melihat arah darimana kaleng tadi berasal, "ZEFAN!! LO LAGI, LO LAGI!! DASAR MAKHLUK ASTRAL!!" Teriak Lala kemudian menghampiri Zefan.

"ISH! LO PASTI SENGAJA KAN NENDANG KALENG INI KE KEPALA GUE? YA KAN? NGAKU NGGAK LO! KAK AZRIEL TOLONG!!" Teriak Lala alay.

Zefan membungkam mulut Lala dengan tangannya. "Bisa nggak sih lo nggak teriak teriak sehari aja?!!" Tanya Zefan kesal.

"TANGAN LO BAU TERASI ZEFAN!!"

"Mulut lo sekata kata banget kalo bacot! Itu mulut apa petasan sih?!" Tanya Zefan heran.

"MULUT LAH! YA KALI PETASAN NEMPEL DISINI? OTAK LO PINDAH POSISI HAH?!" Jawab Lala ngotot.

"Masih mending otak gue pindah posisi. Apa kabar lo yang otaknya cuma segede biji cabe?" Sindirin Zefan pedas? Banget!

Yups, itulah Zefan! Kalok komen kelewat pedes kagak liat siapa lawan bicaranya.

"Eh denger yah daki badak! Mau tangan gue bau terasi atau bau kentut gorila, buktinya, masih banyak tuh cewek yang ngantri. Nah lo? Famous aja kagak!" Jawab Zefan kemudian melangkah meninggalkan Lala.

"DASAR LO COWOK COWOK MULUT CABE?!" Teriak Lala membuat Zefan berhenti dan kembali menatap Lala.

"Lebih baik mulut cabe daripada kelakuan yang kaya cabe!" Tukas Zefan sinis kemudian melanjutkan langkahnya.

Zefan berjalan dengan tampang lesu. Sebenarnya, Zefan tidak serius mengucapkan kata yang jelas menyakitkan tadi. Zefan hanya terbawa emosi.

Zefan menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana nya.

Semilir angin membuat rambut Zefan bergerak mengikuti arah angin, membuat nya lebih tampan berkali kali lipat. Zefan mencoba memejamkan matanya tanpa menyadari bahwa Jonshon dan Delisa sedang memperhatikannya dari rooftop.

Jonshon dan Delisa menghampiri anak laki lakinya yang terlihat sedang putus asa.

"Zefan," Zefan membuka matanya saat melihat ada yang memanggilnya.

"Ma? Pa?" Zefan mencium tangan Delisa dan Jonshon. "Kamu kenapa?" Tanya Delisa. Zefan menggeleng sambil tersenyum.

"Nggak mungkin kamu nggak kenapa napa. Cerita sama papa," timpal Jonshon. "Mending kamu cerita nya di mobil aja. Yok!" Zefan mengikuti Delisa dan Jonshon.

Zefan duduk dibelakang dan mengambil bantal yang ada disampingnya untuk menutup wajahnya. Delisa dan Jonshon membalikkan badannya ke belakang dan mulai bertanya pada Zefan.

"Cerita sekarang!" Titah Jonshon. Zefan membuang nafas pasrah, "Zefan cuma bingung pa, gimana caranya bikin cewek yang kita suka itu peka sama kode yang kita kasih? Sebenernya, yang susah peka itu cowo apa cewek sih?" Tanya Zefan dengan nada frustasi.

"Jadi ceritanya, sekarang anak mama lagi ngegalau gara gara gebetannya nggak peka peka," tebak Delisa tepat sasaran. Zefan hanya mengangguk.

"Tinggal peka aja susah, mending buang ke laut aja Fan," cetus Jonshon membuat Zefan menatapnya garang.

"Ngafe aja yuk. Zefan laper!" Ujar Zefan tiba tiba membuat Delisa dan Jonshon tertawa.

"Kamu nggak balik sekolah emang?" Tanya Delisa. "Nggak mood," jawab Zefan ketus lalu mengalihkan pandangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZELA (Zefan&Lala) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang