PA 02 - Dare

718 111 14
                                    

Porseni telah berakhir dari setengah jam yang lalu, namun beberapa anak dari klub basket masih berkumpul di lapangan. Salah satunya adalah Pradipta Jeno Masmahat, prince kampus yang namanya paling banyak diteriakkan hari ini.

"Lo lagi stalk ig cewek, Jen?" Tanya Haechan, salah satu teman akrab Jeno yang kini memasang ekspresi terperangah. Teman-temannya yang lain juga akhirnya ikut menoleh, mereka perlahan mendekati Jeno dan sedikit mengintip ke arah ponsel lelaki itu.

"Ohh, itu mah anak fakultas gue. Dia anggota BEM juga sih, namanya Siyeon." Celetuk Sanha. Jeno membulatkan mata dan membalas, "Hah? Serius? Lo kenal sama dia? Orangnya gimana?"

Sanha tergelak. "Dih? Kenapa emangnya? Naksir Lo? Jangan deh jangan, dia udah punya cowok."

"Kagak, penasaran aja gue sama dia. Masa tadi waktu kita main basket, gue sempet denger dia nanya ke temennya kalo gue tuh yang mana. Orang satu kampus aja pada naksir gue, masa dia malah gak tau gue yang mana?"

Kemudian, seluruh teman-teman Jeno yang ada dipinggir lapangan serempak langsung tertawa terbahak-bahak. Haechan membalas dengan nada meledek, "Mangkanya jadi orang gak usah kepedean, Jen! Tuh ada juga kan yang akhirnya gak tau Lo tuh yang mana."

Jeno memberengut. "Terus, tau gak? Selain itu, dia bilang gue biasa-biasa aja! Katanya muka gue masih kalah sama ketua rektor kampus, padahal nyatanya dia bokap gue sendiri!"

Renjun yang menyimak dari tadi pun menyahut, "Paling Siyeon bukan cewek yang ngeliat cowok bening dikit langsung gila. Tes aja elah Jen, Lo kan pakarnya menaklukkan hati cewek."

Jaemin mengernyit, "Loh? Kok Lo malah nyuruh Jeno deketin Siyeon? Tadi perasaan Sanha bilang dia udah punya cowok, tumben Lo jadi gak bijak begini."

Renjun mengangkat bahu acuh dan memilih pergi pulang meninggalkan teman-temannya. Selepas dia pergi Chenle membisiki Jeno, "Udah, gak usah dengerin Jaemin sama Sanha. Lo deketin aja sono si Siyeon, rebut dia dari cowoknya."

"Ogah. Dapet apa gue main rebut-rebut cewek orang."

"Nanti gue kasih BMW deh, mau?"

Jeno menautkan alis bingung. Di satu sisi dia sangat ingin menolak Tawaran Chenle, namun dia juga tergiur karena mobilnya sedang disita dari seminggu yang lalu. Dan, setelahnya dia menjawab, "Boleh deh, gue mau."

***

Setelah melewati hari yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Siyeon bisa merebahkan diri diranjang. Dia baru mau memejamkan mata, ketika handphone nya tiba-tiba berdering. Dia membatin, 'Ck, pasti dari si presma nih. Mau nyuruh apalagi coba?'

Tetapi, saat dia melihat layar handphone nya bukanlah nama sang presma yang tertera disana. Dia langsung mengerutkan dahi, kemudian perlahan menjawab telepon nya.

"Halo?"

"Eh? Kok cewek sih? Ini adeknya Haechan? Haechan dimana, dek?"

"Lah? Bukann. Lo salah nomer, mas."

"Dih, terus ini siapa? Kok no nya bisa mirip kayak punya Haechan?"

"Mana gue tau, njir. Tau ah gue males ngeladenin Lo, capek mau tidur!"

Tut… tut…

Siyeon mengumpat di dalam hati. Si penelepon memang bukan sang presma nya, namun tetap saja sama menyebalkan nya ternyata.

***

Sementara itu, dilain tempat ada Jeno yang sedang terbengong melihat sambungan telepon nya dengan Siyeon yang sudah terputus beberapa saat lalu. Dia bermonolog, "Wah, gagal ini mah beneran. Ganti deh ganti, gak usah sok ajak kenalan lewat telepon salah sambung, langsung aja to the point di Line."

💬 Line

Jeno:
Hai?|
Lo Siyeon anak mipa kan?|
Kenalin gue Jeno dari fk. Hukum|
Read.

***

[ON GOING] Useless | Jeno SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang