Usai menikmati makan siang yang jauh dari kata hangat dan nyaman. Naruto mengantarkan kembali Hinata ke kantornya, walau awalnya wanita itu menolak. Setiba mereka di depan kantor, Naruto segera menarik tangan Hinata, menahan wanita itu untuk pergi. 

"Aku tidak sempat mengatakannya tadi," jemari kekarnya mengusap pelan tangan mungil Hinata. Tanpa melepaskan tatapan keduanya, Naruto kembali berujar. "Aku tidak menyesal menggunakan uangku, jika itu untukmu Hinata."

Hinata tidak menampik desiran aneh yang datang dalam benaknya. Namun ia juga tidak langsung menerima begitu saja. Sudut bibirnya tertarik pelan, memberi senyum tipis dan melepaskan genggaman Naruto dengan perlahan. 

Sudut hati Naruto agak bergetar, mendapati penolakan halus dari Hinata. Namun pemuda itu mencoba untuk tersenyum dan menaruh kedua tangannya ke dalam saku celana jeans.

"Terima kasih untuk waktunya Uzumaki-san."

Ketika Hinata hendak berbalik, Naruto buru-buru berujar. "Sampai jumpa lagi!" berharap kata-katanya akan menjadi awal untuk pertemuan mereka berikutnya. 

Hinata menatap sesaat pemuda pirang itu sebelum ia kembali berbalik dan melangkah memasuki lobi kantor berpuluhan lantai itu.

"Hinata!"

Seorang pria berambut hitam dengan pakaian setelan berwarna hitam, menghampiri Hinata. Mata hitam malamnya sempat melirik pada sosok laki-laki pirang yang masih berdiri di depan kantor. 

"Selamat siang, Sasuke-san." Hinata menyapa sambil membungkuk singkat.

"Ada yang ingin aku bicarakan mengenai rapat besok dengan Perusahaan Sabaku."

Hinata mengangguk paham dan hendak melangkah mengikuti Sasuke. Namun pria itu tiba-tiba berbalik, menatap ke arah belakang sebelum menatap Hinata.

"Apa pria itu masih ada urusan denganmu?" 

Hinata segera menoleh ke belakang, dan mendapati Naruto yang masih memandang ke arahnya. Pria itu bahkan melambaikan tangannya ketika pandangan mereka beradu. Wanita muda itu segera melotot, memberi gestur menyuruh Naruto segera pergi. 

"Tidak, kami sudah tidak ada urusan lagi." Hinata kembali menatap Sasuke dengan senyum tipis dan melangkah lebih dulu. 

Sementara itu Sasuke kembali menatap Naruto yang menunduk ke arahnya sebelum menaiki motornya dan melenggang pergi. Kening duda beranak satu itu mengerut, merasa tidak asing dengan mata biru serta rambut kuning pria itu. Namun akhirnya Sasuke memilih tidak peduli dan melangkah pergi. 

 ...

Setibanya di depan sebuah studio berukuran kecil, Naruto segera memarkirkan motor vespanya. Pemuda itu melangkah masuk, membuka pintu berwarna hitam dengan suara lonceng yang seketika menggema. 

Seorang pria bermata malas keluar dari balik bilik yang terletak di pojok ruangan. Mata malasnya menatap heran pada Naruto yang langsung melepaskan jaket, serta hoodie abu-abunya dengan gerakan kasar. Terlebih saat Naruto membanting punggungnya pada sofa merah yang terletak di sisi ruangan dan menghela napas berat. 

"Kau kenapa?" tanya Shikamaru sembari memberinya segelas kopi hitam yang baru saja ia seduh. 

Naruto menerimanya namun tak ada niat untuk meminumnya saat kepulan uap masih terlihat. Pemuda itu menaruh gelas keramik berwarna hitam ke atas meja dan tersenyum kecut. 

"Hanya kesal melihat kucingku didekati orang lain."

Sekali lagi Shikamaru menyerngit heran, "Sejak kapan kau memelihara kucing?"

"Belum lama ini, dan aku masih berusaha mendapatkan perhatiannya." Naruto tiba-tiba beranjak duduk, raut wajahnya berubah serius. "Hei, Shika! perempuan itu suka dengan kata-kata dan perlakuan manis, bukan?"

Pemuda bermarga 'Nara' itu memasang raut jengah. "Jika semua wanita seperti itu, lebih baik aku me-lajang seumur hidup. Itu menyusahkan!"

"Dia berbeda dari para wanita yang selama ini aku temui." Naruto bergumam pelan dan segera merogoh saku celanannya ketika sebuah getaran ponsel ia rasakan.

Sebuah nama yang ia kenali berkedip di layar ponsel. Tanpa buang waktu Naruto segera menjawab telpon masuk itu. 

"Ya, Hanabi-chan?"

"Ya, Hanabi-chan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

Continue....

Haloha! kali ini aku tidak terlambat update, yah. Terima kasih untuk dukungan kalian semua. Kalian yang terbaik! 








Gamophobia Love Story [NARUHINA]Where stories live. Discover now