"Jangan bercanda.. aku butuh kamu. Tapi sam, Revi benar. Biar gua dan Revi yang disini. Lagi pula tidak akan ada yang terjadi dengan kami. Pulang lah. Ranna pasti butuh sekali istirahat. Kamu juga" ucap Cheryl dan menusuk pipi Sam yang lebam dengan jarinya.

"Ah.." lenguh Sam. Sam menatap Ranna yang masih memeluknya ketakutan. Ranna sungguh memeluknya sangat kencang. Sesungguhnya itu cukup sakit, karna beberapa bagian tubuhnya yang ikut memar. Namun di bandingkan rasa sakitnya, rasa takut Ranna pasti jauh menyakitkan. Sam membenarkan rambut Ranna. Ia mengecup kepala Ranna. Kemudian mengangguk pada Revi dan juga cheryl.

"Kalau ada apa-apa kabari aku" ucap Sam.

"Pasti.. sudah sana pulang, ada bis yang akan mengangkut beberapa orang pergi. Aku sudah menyediakan kursi untuk mu dan Ranna. " Ucap Cheryl dan menepuk bahu Sam. Ranna mendorong tangan Cheryl.

"Jangan pegang suami aku.." ucap Ranna manja. Sam,Revi dan tentu cheryl pun tersenyum.

"Mau bagaimana lagi..memang begitu istri ku" ucap Sam dan mengecup kepala Ranna.

"Benar-benar membuat iri. Sudahlah pulang kalian. Kalian terlalu lama disini akan menyakiti orang-orang yang sedang merasa kehilangan sekarang."

Ucap Cheryl.

"Hati-hati kalian."

"Iya.." ucap Revi.

*

Sam dan Ranna sudah berada di dalam sebuah bis bantuan. Sam duduk di kursi dekat kaca. Sedang Ranna masih terus memeluk erat tubuh Sam dan menjadikan dada Sam sebagai sandaran. Ia sungguh tak berniat sedikit pun melepaskan pelukannya.

Sam menyandarkan kepalanya di atas kepala Ranna. Ia sungguh bersyukur karna dapat selamat. Jika tidak Ia sungguh tak tau akan sehancur apa perasaan Ranna. Meskipun chat Ranna mengatakan itu. Namun Sam masih tetap pada pendiriannya. Ia tak mau meninggalkan Ranna. Ia sungguh tau bagaimana perangai istrinya itu. Sam terus mengecupi kepala Ranna yang sudah terlelap dalam pelukannya itu. Sesekali Ranna bergerak karna terkejut. Seakan-akan Ia sedang bermimpi buruk dan Sam hanya terus membisikannya bahwa mereka akan baik-baik saja.

"Aku tidak ragu Ranna.. aku memang memulai semuanya dengan salah. Hingga kita berakhir salah. Kehidupan rumah tangga kita yang salah sudah berakhir Ranna. Dan mulai saat ini aku akan percaya hatiku. Percaya pada pilihan ku sendiri. Aku memilih mu untuk menjadi istri ku karna aku mencintai mu. Entah bagamaina awalnya bermula yang aku tau aku hanya akan melewatinya dengan mu kini. Aku lebih dari sekedar mencintai mu Ranna. Terimakasih sudah kembali padaku. Terimakasih sudah baik-baik saja." Ucap Sam dan kembali mengecup kepala Ranna. Kali ini lebih dalam,seakan Sam baru saja menghirup aroma kehidupannya lagi. Sam memejamkan matanya perlahan. Ia pun akan terlelap dalam tidurnya kalau saja, Ranna tidak tiba-tiba terbangun dan memekik memanggilnya. Membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka.

"Sssst..sst.. hei tenang.. aku di sini..lihat.."ucap Sam. Napas Ranna tersenggal-senggal. Tubuhnya gemetar. Ia pasti bermimpi kehilangan Sam lagi.

"Aku disini Ranna.. "yakin Sam.

Berangsur-angsur Ranna mulai kembali menenang.

"Aku takut.." ucap Ranna. Sam mengangguk.

"Aku tau.. tidak ada yang perlu kamu takuti. Aku disini.. kamu bisa menyentuhku kan? Aku masih di samping mu bukan?" Tanya Sam lagi. Ranna mengangguk. Sam menghela napasnya. Ia sungguh tak tega melihat Ranna yang seperti ini.

Sam menarik Ranna kembali dalam pelukannya.

"Tidur lagi ya.. aku benar-benar tidak akan kemana-mana" ucap Sam. Ranna menggeleng.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now