Prolog

30 17 2
                                        

"Jangan Ringgo... Kan mama sama papa udah bilang jangan sampai deketin gudang belakang. Disana ada tikus besar. Kamu mau digigit tikus??".

"Ah gak mau kak... Lagian kan aku cuma penasaran aja. Kenapa juga sih tikusnya gak ditangkep dari dulu sama papa".

Kak Anita selalu saja menakut-nakuti ku tentang "tikus besar" yang ada di gudang belakang. Ya pada saat itu, dengan umur yang belum satu dekade aku dengan mudahnya percaya, walau sebenarnya heran kenapa tidak ada yang berniat untuk menangkapnya.

•••

"Pokonya mama sama papa jangan sampai pergi lebih dari 3 hari ya... Aku takut sendirian di rumah..."

"Kan ada kak Ani.. Go. Lagian kalo soal masak kan ada  Bi Suci."

"Tapi kan bi Suci gak bisa nemenin aku sampai malem ma."

"Kamu jangan cengeng dong Go... Minggu depan kamu udah 10 tahun.. Anak papa gak boleh ada yang penakut. Ngerti?... Ani kamu jaga adik kamu. Jangan sampai main Hp terus. Awas aja sampai kamu gak nurut. Hp kamu papa sita sampai akhir semester."

Aku meragukan kak Ani akan rela bermain bersamaku. Karena selama yang kukenal dia adalah magnet berjalan... Alih alih menarim logam, dia magnet yang selalu tertempel pada hp. Yaaa.. 3 hari tanpa teman kecuali Bi Suci yang datang jam 10 pagi dan pulang selepas ashar..

....

"Gooooo ambilin laptop kakak di kamar mama dong..."

"Ih males... Lagian itu kan disita mama gara-gara kakak lupa belajar."

"Oh yaudah.... Kamu tidur dikamarmu  sendiri ya?! Sttttt gak usah dijawab. Kakak tau jawabannya... Pokoknya kamu ambilin laptop kakak.. Eh dan ambil kunci kamarnya di samping lemari kamar tengah."

Pilihan mengambilkan laptop kak Ani terdengar lebih baik daripada harus tidur dikamar sendiri... Meski biasanya aku memang tidur sendiri, tapi letak kamar yang bersebelahan dengan kamar mama sedikit kurang mengurangi rasa takut.

Serantai kunci yang mencakup semua kunci di rumah itu kuambil. Setelah kutelisik. Ada satu kunci aneh yang ukurannya jauh lebih besar dari kunci lain. Walau sudah berkarat, itu tidak menutupi kesan mewahnya... Dengan Inisial "GB", aku pikir itu Gudang Belakang.

Masuk ke gudang belakang???
Mengapa tidak???
Hanya seekor tikus besar??
Lagipula ancaman itu sudah dari 6 tahun lalu aku dengar.
Mungkin saja tikus itu sudah mati kan.
Lagipula aku penasaran apa yang ada dalam gudang itu.

Kumenyusuri belakang rumahku itu... Melewati kamar bekas Almarhum  kakek dan sebuah kamar yang dulu katanya milik adik Ayah yang pergi entah kemana sejak kakek meninggal.

Pintu itu tak seperti pintu lain dirumahku. Tingginya yang lebih besar dan gagangnya yang masih terbuat dari kayu.

Kuputar kunci besar itu....
Tak semudah yang kupikirkan. Apalagi dengan tenaga anak berumur 10 tahun...
Lalu dengan kombinasi dorongan dan putaran kuberhasil membuka pintu itu.

Menyingkap ruangan lembab dengan bau abstrak mengingatkanku dengan ruangan penyihir yang kisahnya selalu papa bacakan yang katanya untuk pengantar tidur. Padahal aku akan bermimpi buruk setelah mendengarnya.

Barang" milik kakek dan baju masa kecil papa... Serta sepeda tua. Dan.... Tunggu dulu, ada sebuah kotak tanggung yang terbuat dari logam yang nampaknya gemboknya telah dijebol.

Ada satu buku berisi tulisan-tulisan tangan yang terkesan ditulis oleh anak yang belum  lulus TK. Karena lebih mirip coretan ketimbang alfabet.

Di tulisan terakhir buku itu aku membaca sebuah tulisan yang menyangkut orang yang aku kenal ...

Sore ini kakek akan mengajakku jalan-jalan. Ayah sempat melarangku... Dia sempat bertengkar dengan kakek. Mereka memang sering begitu. Aku harap besok di ultahku mereka bisa berbaikan.

Ratih, kamis 26 mei 1998.

•••

"Bangun.... Ambil kotak itu. Bangunin Kak Ani...".

Asap mengepul di dalam kamar dan kulihat kak Ratih belum terusik dengan semua itu.

"Kak.. Bangun ada asap."

Kutarik badannya hingga akhirnya dia sadar dan langsung spontan berteriak...

"Kebakaran. Goooo cepat keluar... Kakak entar nyusul, ada yang mau kakak ambil.."

"Ringgo juga mau ada yang diambil."

Kuteringat pesan sosok anak kecil dari mimpi itu. Mengingatkanku untuk membawa sebuah kotak. Tunggu dulu kotak apa???
Seingatku hanya ada satu kotak yang memungkinkan pada hari itu.
Apalagi jika bukan kotak yang kuambil dari gudang belakang yang berisi buku harian itu.

"Buruan..... Bahaya.."

.
.
.

Warga sekitar sudah mengerumi jalan di kompleks kami itu. Nampaknya ini bukan kebakaran satu rumah... Yang mungkin bisa disebut satu kompleks...

Setelah kakak menghubungi Papa dan mama, yang jelas langsung memutuskan untuk kembali pulang daripada menghadiri pernikahan teman papa yang baru besok dilaksanakan. Kakak tampak teringat akan sesuatu.

"Astaga Viko.... Kamu gak inget ngambil dia????"

Viko adalah Kucing persia yang papa belikan seusai kunjungan kerja ke Surabaya 4 bulan lalu. Kucing itu adalah kesayangan Kak Ani. Walau entah kenapa ia melupakan kucing demi menyelamatkan... Hp, Laptop.. Dan Boneka???

"Aku kira kakak inget. Lagian tadi panik banget."

"Harusnya kamu ambil si Viko... Malahan ngambil kotak jelek itu..."

"Aku ngimpiin seseorang nyuruh aku bawa ni kotak kak."

"Lagian itu kotak apaan??"

"Gak tau intinya... Disini ada tulisan Buku harian Ratih."

"Kamu kegudang belakang... Ringgo???????"




•••
Well sorry banget baru bisa update.. Dan lebih tepatnya di story yang baru. Entah kenapa belum ada mood buat update friendlove.
Dan kenapa buat story dengan genre yang sangat beda dari sebelumnya???
Karena saya sadar hidup tidak selalu tentang cinta.
Tapi bohong, dengan banyaknya story dengan genre romance jelas story saya akan tenggelam. Oleh karena itu 2019 ini saya membanting setir ke horror.
Walaupun kelihatannya hasilnya akan sama.
Anw... Jangan lupa Vote, comment dan follow akun saya.

Update. Setiap Sabtu sore mulai minggu depan.

Friendlove Estimated update. Setiap minggu sore mulai minggu depan.

FB:Ganesha Lagas Baskara.
IG:BaskaraGanesha
Twitter:GaneshaBaskara

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RatihWhere stories live. Discover now