Tiga puluh Enam

Mulai dari awal
                                    

"Diamlah..kamu sudah terlalu banyak bicara" ucap Revi dan tangis Cheryl semakin pecah. Ia tak mengatakan apa-apa lagi selain memeluk Revi lebih erat lagi. Menumpahkan segala rasa sakit dan penyesalannya disana.

***
Ranna meletakan surat pengunduran dirinya di meja wijaya. Wijaya menatap sendu pada menantunya itu.

"Ranna.. papah mengerti kalau kamu tidak ingi bekerja lagi, tapi apa kamu benar-benar harus bercerai dari sam?"

Ranna tak mengatakan apa-apa, Ia hanya berdiri dengan menguatkan hatinya. Wijaya mendekat dan menyentuh pundak Ranna.

"Ranna.. kami menyayangi mu. Kalian pasti bisa menyelesaikan kesalah pahaman kalian"..

"Tidak ada salah paham. Sam bahkan tidak dapat mengelak" ucap Ranna dingin.

"Ranna, sam akan hancur kalau kamu pergi"

"Lalu bagaimana dengan aku pah? Aku sudah lebih dulu hancur bahkan mungkin sebelum sempat menyaksikan sam hancur" ucap Ranna

"Karna itu ranna. Kenapa kalian harus berpisah? Kamu dan sam saling mencintai."

Ranna menggelengkan kepalanya.

"Hanya aku yang mencintainya pah. Sam hanya membutuhkan ku tapi tidak mencintai ku." Ucap Ranna.

"Ranna.. ini bisa di bicarakan"

"Apa jika aku yang anak kandung papah, papah akan masih menerima Sam sebagai menantu papah? Sam bukan hanya mengkhianati ku dia juga ingin membuang ku. Membuang ku dengan cara paling manis menurutnya. Hati ku sudah hancur pah, bahkan sekedar untuk membenci Sam aku tidak bisa." Ucap Ranna

Wijaya terdiam, Ranna benar jika Ranna adalah putrinya Ia pasti sudah meminta Ranna untuk tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan Sam.

"Aku hanya mengabulkan apa yang sam inginkan pah..tidak lebih" ucap Ranna lagi. Wijaya ingin mengatakan sesuatu namun mulutnya terasa seperti terkunci.

"Keputusan Ranna sudah bulat. Ranna permisi." Ucap Ranna dan meninggalkan wijaya.

Ranna terus berjalan dengan menundukan kepalanya. Hingga jalannya terhalang karna seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Ranna.."

Meskipun tak mengangkat kepalanya, Ranna tau siapa pria di hadapannya itu. Dengan menguatkan hatinya Ranna mengangkat kepalanya dan menatap pria yang berdiri di hadapannya. Ranna mengepalkan tangannya sendiri takut-takut Ia akan menyentuh wajah pria itu. Pria yang sudah menjadi suaminya hampir tiga tahun. Sam terlihat sangat kacau, wajah lebamnya terlihat membiru, kemejanya acak-acakan. Ia menghampiri Ranna dengan napas tersenggal. Takut-takut kalau Ranna akan pergi lagi sebelum Ia sempat untuk bicara padanya.

Sam akan memeluk Ranna, namun Ranna menjauhkan dirinya. Rasa khawatir memang memenuhi dirinya namun Ia tak ingin kembali. Ia tak bisa memaafkan Sam.

"Jangan menyentuh ku,"

"Aku merindukan mu"

"Apa menurut mu aku masih dapat percaya setelah kebohongan bertahun-tahun mu?" Tanya Ranna pilu. Ranna sudah tak sanggup untuk memaki.

"Na..aku cinta sama kamu. Maafin aku.. aku yang salah, aku yang tidak mengerti kamu, aku memang brengsek tapi tolong jangan tinggalkan aku. Beri aku kesempatan saja Ranna. Aku janji akan menjaga mu seumut hidup ku."

"Katakan pada ku apa saat hari hujan itu kamu sengaja mendekati ku? Jika Ia apa itu tulus Sam? Tolong jawab jujur"

Sam terdiam, Ia sungguh tidak tau harus mengatakan apa. Hari itu Ia memang tak jujur. Ia mendekati Ranna karna game konyol itu. Jika Ia katakan Ranna benar-benar akan meninggalkannya.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang