Nathan menggeleng lagi. Ia benar-benar terlihat berantakan dan hancur.

"Aira.. kamu ngga perlu membalas perasaan ku. Hanya biarkan aku mencintai mu. Biarkan aku tetap di samping mu. Entah itu sebagai teman mu atau bahkan hanya malaikat pendamping mu. Hanya tolong jangan menjauh dari ku"

"Nath.. aku hanya seorang wanita biasa. Wanita tua yang mempunya suami. Lupakan aku dan temukan wanita yang lebih pantas untuk kamu Nath. Nath, percaya dengan ku kamu hanya belum menemukannya."

"Aku sudah menemukannya dan itu kamu Aira" ucap Nathan dan menyentuh pipi Ranna. Ranna menghalau tangan Nathan.

"Nath, sadarlah!"

Nathan menggelengkan kepalanya.

"Aku cinta sama kamu Aira.."

"Aku tidak.." ucap Ranna dengan berat hati dan meninggalkan Nathan. Nathan meneriaki Ranna. Hingga langkah Ranna terhenti.

"Segitu takutnya kamu pada ku? Segitu inginnya menghindar dari ku Ranna? Benarkah karna Sam? Atau karna kamu takut pada hati mu? Kamu takut mengakui kalau kamu juga mencintai ku. Kamu takut mengakui kalau Sam sudah terganti oleh ku" pekik Nathan yang di tutup oleh sebuah tamparan dari Ranna. Nathan menyentuh pipinya. Air matanya terjatuh begitu saja. Begitupun Ranna, ini sama sulitnya untuk dirinya tapi Ia sungguh tak ingin menyakiti Sam dan tentu tak ingi menyakiti Nathan lebih jauh dari ini.

"Aku sudah menyelesaikannya Aira.. lagu ku. Untuk mu.." ucap Nathan pilu.

"Nath.."

Nathan masih menyentuh pipinya.

"Aku menyelesaikannya Aira.."

"Nath..tolong"

"Aku sudah dapat mengendalikan diri ku pada pasien pendarahan. Aku sudah melakukannya untuk mu.. aku berusaha melakukannya untuk membuat mu bangga pada ku. Untuk membuat ku pantas di mata kamu Aira"

"Nathan hentikan..ini hanya akan menyakiti mu"

"Dan menyakiti mu bukan? Aku benar bukan Ranna? Tamparan ini karna kamu mencintai ku. Kamu mencintai ku tapi kamu takut" ucap Nathan dan menganggukkan kepalanya.

"Aku tau itu Aira.. aku sudah tau jawabannya. Tunggulah Aira aku akan membebaskan mu dari Sam. Aku janji" ucap Nathan dan pergi.

"Nathan...Nath" panggil Ranna namun Nathan mengabaikannya.

Tanpa mereka sadari Sam ada di sana menyaksikan keduanya. Tangannya mengepal marah. Ia sangat marah pada Nathan. Apa hak Nathan sehingga Ia bisa mengatakan ingin membebaskan Ranna darinya. Apa hak pria bodoh itu hingga berani membuat ragu hati istrinya.

Ranna menghapus air matanya dan meninggalkan tempat itu. Sam berjalan menghampiri Ranna dengan senyum mengembangnya seakan Ia tak melihat apapun.

"Sam.."

"Hei.. ayo pulang" ajak Sam

"Kamu ngapain di sini..? Kamu tuh belum pulih" ucap Ranna

"Sudah..kok. Aku ingin menjemput istri ku. Memastika. Tidak ada yang mencoba menggodanya" ucap Sam dan tersenyum. Ranna menoleh ke belakang takut-takut kalau Sam melihat Nathan. Tanpa Ia tau Sam sudah menyaksikan segalanya.

"Ada apa Ranna?"

Ranna menggeleng.

"Aku ambil tas dulu"

"Aku ikut"

Ranna menggeleng.
"Tunggu di mobil saja.." ucap Ranna. Sam mengkrucutkan bibirnya namun sejurus kemudian Ia mengangguk. Ia mengusap kepala Ranna.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now