Sam menatap cheryl sesaat.

"Ranna sudah keluar makan dengan beberapa temannya dan Nathan." Ucap Cheryl.

"Kamu menunggu ku?"

Cheryl mengangguk.

"Barangkali kamu tidak berhasil untuk sekedar mengajak istri mu sendiri makan siang"

Sam mengangguk dan tersenyum pilu.
"Menyedihkan bukan?"

Cheryl mengangguk dan tersenyum.

"Sudah-sudah ayo makan" ucap Cheryl dan menggandeng tangan Sam.
Dan lagi-lagi Revi harus menyaksikan hal yang menyakitkan untuknya itu.

***
Cheryl menyenggol lengan Sam.
"Sudah makan.." ucap cheryl.

"Perutku tidak enak"

"Apa hati mu?" Tanya Cheryl.

"Tidak.. Benar-benar perut ku"

"Tetap kamu harus makan" ucap Cheryl.

"Cheryl.."

"Hmm?"

"Aku.."

"Kenapa Sam?"

"Aku pikir aku tidak bisa melepaskan Ranna.."

Cheryl tersenyum Ia menggenggam tangan sam.

"kamu mencintainya?" Tanya Cheryl.

"Aku tidak tau.. aku hanya.."

"Tidak ingin menggantinya?"

Sam mengangguk. Cheryl tersenyum lagi.

"Kalau gitu jangan lepaskan.."

"Lalu bagaimana dengan mu?"

"Aku? Memang aku akan seperti apa? Aku akan tetap di sini sam. Entah sebagai sahabat mu atau kekasih mu"

"Tapi aku menyakiti mu"

"Aku tidak bisa bilang tidak. Tapi tidak apa. Mungkin ini karma untuk ku. Karna aku sudah menyakiti Revi"

"Revi masih tidak mau bicara sama kamu?"

Cheryl mengangguk.

"Aku merindukannya.. sangat"

Sam mengangguk.

"Aku juga" ucap sam.

Sam menatap Cheryl yang kini memakan puding coklatnya.

"Kamu benar-benar akan baik-baik saja?" Tanya Sam

Cheryl mengangguk.

"Yang perlu kamu khawatirkan bukan aku.. tapi Nathan sam. Ranna sudah begitu berketergantungan dengan Nathan" ucap Cheryl.

Sam mengangguk nengerti.

"Thanks cheryl.."

"Ah sudah.. jangan bilang begitu aku ingin menangis mendegarnya. Sudah ayo makan" ucap cheryl. Sam pun mengangguk setuju.

***
Ranna berlari dengan wajah ceria. Ia melambaikan tangannya. Sam ikut tersenyum dan akan melambaikan tangannya kalau saja Ranna tak berlari pada Nathan.

"Nat..." Pekiknya. Lalu mengenggam kedua tangan Nathan.

"Foto kita sudah di pasang.. di depan" ucap Ranna gembira. Ia sangat gembira bagaimana tidak jika Ia menyampaikan kabarnya dengan melompat-lompat.

"Biasa saja..biasa saja" ucap Nathan. Ranna menggeleng.

"Ini tidak bisa biasa ayo kita lihat" ucap Ranna dan menarik tangan Nathan pergi.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now