Conan dan Ai : Part2

257 9 0
                                    

Sebuah kisah Haibara Ai.

Hari itu Prof.Agasa sedang di luar kota karena dia adalah pembicara di seminar itu. Dia sudah mengajak Ai untuk ikut, tapi Ai menolak. Dengan perasaan berat hati Prof.Agasa pun pergi.

Dan hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Ai terlalu larut dalam kesedihannya. Dia mengenang kebersamaannya dengan sang ibu. Lalu tanpa sadar Ai mengambil pisau lalu mengerat urat nadi di pergelangan tangannya.

Conan masuk ke rumah Prof.Agasa dengan kunci cadangan lalu dia merasakan hal yang tidak wajar dan dengan bergegas dia pun masuk ke ruang bawah tanah.

"Haibara... Haibara..." Dia mendapati Ai sudah berlumuran darah. Conan memeluk Haibara lalu terus memanggil namanya. "Haibara sadarlah." Pinta Conan. Dengan segera Conan menghubungi rumah sakit dan meminta ambulans menjemput mereka.

Kejadian yang sangat cepat, namun Haibara masih bisa tertolong.

Itulah salah satu alasan kenapa Prof.Agasa tidak membiarkan Ai tinggal sendirian.

Hari ini. Prof.Agasa pamitan pergi ke apartemen Fusae pagi itu.

Haibara mengantarkan kepergian Prof.Agasa. Terlihat langit masih cerah dan dia merasakan angin sejuk pagi itu. "Aku akan baik-baik saja." Kata Ai.

Perkataan itu membuat Prof.Agasa sedikit tenang.

"Aku sudah hubungi Ayumi, tapi ke sananya nanti saja." Pikir Ai.

Siang harinya.

Ai berdiri terpaku di depan pintu rumah Prof.Agasa.

Conan dengan payung di tangannya berdiri di hadapan Ai. "Hujan, kamu mau pergi sekarang?." Tanya Conan.

Ai menghela nafas. "Masuklah." Katanya sambil membuka pintu rumah. "Sepertinya tidak jadi." Gumam Ai.

Mereka berdua pun masuk ke rumah itu.

"Kamu dari mana?." Tanya Ai.

"Dari cafe poirot." Jawab Conan. 

"Selalu ke sana." Gumam Ai.

"Habisnya makanan di sana enak." Jawab Conan. "Kamu sudah makan?."

Ai melihat meja makannya. "Baru saja."

Conan melihat ke meja makan. "Haibara, setidaknya makan lah yang banyak. Kamu bisa ma..." Conan tidak melanjutkan perkataannya. Dia menoleh ke samping.

Mereka saling tatap.

"Ada suara di luar." Bisik Conan.

Haibara mengangguk.

"Diamlah di sini. Aku akan lihat." Katanya. Conan mengambil sebuah pemukul bisbol di dekat pintu masuk. 

Terdengar dari luar seseorang yang sedang jalan mondar mandir tapi tidak mengetuk pintu. 

Conan membuka pintu perlahan. Sudah siap dengan pemukul bisbol di tangannya.

"Wusshhh.." Suara angin akibat ayunan pemukul bisbol.

"Aaaa...."

"Ayumi?."

Conan terhenti karena dia melihat Ayumi berdiri di hadapannya. "Kenapa kamu tidak masuk saja?." Tanya Conan.

Dengan malu-malu Ayumi menjawab. "Aku kira akan mengganggu kalian. Jadi aku tunggu agak lama."

"Bodoh." Gumam Conan.

Haibara mendekati mereka. "Ayumi maaf aku tidak memberi kabar." Katanya.

"Iya, aku ke sini untuk menjemput." Jawab Ayumi.

"Masuklah." Conan mengajak Ayumi masuk ke rumah.

"Diluar masih hujan. Kita di sini dulu saja. Gak apa-apa kan?." Tanya Ai.

"Um." Ayumi mengangguk.

"Kamu mau minum apa?." Tanya Ai.

"Haibara, bisa buatkan aku kopi?." Tanya Conan.

"Aku bertanya kepada Ayumi!."

Conan merengut.

Ayumi tertawa. "Aku bantu buatkan ya." Katanya sambil mendekati Ai. "Tadi aku beli cake di cafe baru. Katanya rasanya enak."

Demikianlah Conan di tinggal dua gadis itu.

Conan tersenyum. "Baguslah dia sudah membuka dirinya. Saat itu sangat sulit bagi ku dan juga teman yang lain untuk mengajak Haibara bermain. Itu saat sekolah dasar. Awal pertemuan yang mengesalkan." Pikir Conan. 

Conan dan AiWhere stories live. Discover now