Jungsu mencium bibir Jihyo sekilas, lalu dengan cepat memeluk ibunya, menaruh kepalanya di ceruk leher ibunya yang selalu membuatnya nyaman.




Jihyo mengelus rambut Jungsu, lalu ia menoleh kearah Sehun.


"Terima kasih"





.






Jungkook menunggu Jihyo di ruang keluarganya, Jungkook sudah pulang dari sore hari.



Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Jihyo dan Jungsu belum juga pulang. Jungkook jadi sedikit khawatir walaupun kesal memenuhi isi kepalanya menunggu Jihyo begitu lama.


Tak lama terdengar suara password apartementnya berbunyi. Jungkook dengan cepat menuju ke pintu utama.

Jihyo membuka pintunya, ia membuka sepatunya dan ditaruh dirak yang sudah disediakan.



Jihyo melihat Jungkook yang sudah menunggunya, tetapi ia abaikan suaminya itu dan memilih melalui Jungkook begitu saja.

Jungkook menahan Jihyo, Jihyo menghindar dan mengode kalau hal itu akan mengganggu Jungsu yang sedang tidur di gendongannya.







.







"Habis darimana baru pulang jam segini?" Tanya Jungkook begitu Jihyo keluar dari kamar Jungsu.



"Bukan urusanmu" Jihyo melalui Jungkook begitu saja.


Jungkook geram, ia menarik paksa Jihyo lalu menghadapkannya dengan paksa.



"Aku tanya kamu baik-baik, Jihyo"




"Memang nyatanya bukan urusanmu kan? Urusi saja Yerim-ssi kesayanganmu itu"


"Apa maksudmu?"






"Sudah jelas bukan apa perkataanku tadi?"
Jihyo pergi menuju kekamar mereka,






"Kenapa kamu menampar Yerim? Yang tadi kamu lihat jelas salah paham, aku hanya menyelamatkannya saja." Ucap Jungkook berusaha untuk menstabilkan emosinya.



"Iya aku tahu aku salah paham" balas Jihyo jutek.

"Minta maaf lah padanya besok"

"Iya memang aku yang salah"

Jungkook merasa aneh terhadap Jihyo.

"Park Jihyo!" Jungkook menegur Jihyo







"Sudah aku bilang, aku memang salah paham, aku yang salah, dan aku yang harus minta maaf ke wanita itu. Iya! Aku salah, dan pernikahan kita juga salah Jeon Jungkook!" Jihyo berteriak karena sudah tak tahan dengan emosinya.
Matanya berkaca-kaca menatap Jungkook,







Jihyo berlari kekamarnya, diikuti Jungkook. Jihyo mencari-cari sesuatu dilemari mereka.



"Iya! Aku memang salah disini. Aku memang anak kecil seperti yang kamu bilang tadi, jadi kalian bisa membodohi aku" Jihyo menyerahkan kemeja Jungkook yang ada bekas lipstiknya.

"Aku tak tahu apa yang sudah kalian lakukan dibelakangku, tapi kelakuan kalian tadi siang mencerminkan sekali kalau kalian adalah pasangan bahagia." Jihyo tertawa miris "oh jangan lupakan membersihkan jas kamu juga, haha" Jihyo tertawa lagi dengan airmata yang mengalir.



"Ini apa? Aku tak mengerti maksudmu?" Tunjuk Jungkook pada kemejanya "dan kamu harus tahu kalau hubungan kami hanya sebatas pekerjaan, tak lebih"




"Sekarang aku tanya, apa sekertaris Hwang sekertaris pribadimu melakukan hal itu? Dia merapikan jasmu seperti itu? Kalau iya, berarti memang aku yang salah telah menampar wanita itu" jelas Jihyo


Jungkook terdiam




"Lalu kemeja itu, coba kamu ingat-ingat dulu, kalian pernah melakukan apa?"


Jihyo berjalan mengambil kopernya, lalu ia mulai memindahkan pakaiannya kedalam koper itu.

"Kamu pasti kesal kan karna aku telah mempermalukanmu didepan rekan kerjamu yang cantik itu. Aku akan meminta maaf untuk apa yang telah aku lakukan. Tenang saja, Jeon Jungkook-ssi, kerja sama diantara kalian tidak akan terganggu. Aku akan melaksanakan perintahmu" ucap Jihyo sambil memindahkan baju-bajunya.


"Untuk apa kamu memindahkan baju-bajumu?" Tanya Jungkook tercekat







"Aku ingin pergi dari apartement ini"














.






















(Junghyo/hunhyo? Komen, mulai sekarang kalian yang akan menentukan alur cerita)🌚

I Would [Complete]Where stories live. Discover now