"Memangnya kalau aku tidak bilang akan datang kamu akan berhenti meminta ku. Iya berhenti kemudian marah pada ku." Jawab Sam

"Aku tidak begitu"

"Kamu selalu begitu"

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

"Berhentilah hidup di atas nama suami mu. Populer bukan segalanya Ranna. Kamu harus bisa lebih dewasa"

Ranna mengangguk.
"Baik.. kalau itu bisa membuat mu merasa lebih baik."

"Itu bukan untuk ku Ranna. Yang aku katakan itu demi kebaikan mu"

Ranna mengangguk lagi.
"Kamu benar, kalau gitu terimakasih"

Sam berdiri dari kursinya.
"Kamu bukan lagi anak-anak. Bersikap lah sesuai pada umur mu. Berhentilah untuk terus mengatur ku, tidak semua hal di dunia bisa selalu kamu dapatkan. Kalau kamu mencintai ku kamu akan memberi ku ruang. Kecuali kamu memang hanya terobsesi pada ku" ucap Sam dan meninggalkan Ranna.

Ranna tak mengejar Sam, Ia juga bergeming di tempatnya. Bahkan meskipun hatinya terasa begitu sakit Ranna tak menangis. Bagaimana bisa Sam mengatakan bahwa Ia tak bisa selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Bagian itu Ranna sungguh tau, karna Ia tak hanya tak bisa mendapatkan semua tapi Ia memang tak pernah mendapatkan apapun yang Ia inginkan.
***
Ranna tetap ke rumah sakit, tentu bukan untuk bekerja apalagi bertemu Sam. Ia hanya ingin melihat ke adaan keluarganya. Nathan mendekat padanya.

"Keadaannya sudah membaik."

Ranna mengangguk. Ia tersenyum pada Nathan.

"Makasih ya"

"Lakukan sesuatu untuk ku" ucap Nathan

"Apa?"

"Lakukan pemeriksaan kesehatan lengkap. Aku masih tidak bisa untuk tidak khawatir dengan penurunan berat mu yang begitu cepat. Setelau aku tau hasilnya aku akan membuat menu diet dan aktifitas sesuai pada kondisi mu"

Ranna mengangguk lagi.
"Baiklah.. Aku harus bertahan dengan kedua kaki ku sendiri bukan?" Ucap Ranna dan tersenyum dengan seribu arti lalu berjalan meninggalkan Nathan. Nathan mengikuti langkah Ranna.

"Tumben.." ucap Nathan, Ranna tersenyum lagi.

"Tumben tidak berdebat dengan mu ya?"

Nathan mengangguk. Ranna memijit belakang lehernya dan melakukan gerak peregangan.

"Ah... Aku benar-benar merasa sangat lelah. "

"Are you oke?"

Ranna mengangguk.
"Oke, i'm ok. Oh ya aku sudah memutuskan untuk bekerja di tempat lain. "

"Kenapa?"

"Hanya ingin menguji kemampuan ku.."ucap Ranna

Nathan terlihat menimbang-nimbang.

"Kalau begitu aku setuju"

"Dan kapan kamu akan mulai bekerja di temoat baru mu. Senin aku akan melakukan wawancara. Senior ku memberi ku lowongan pekerjaan dan aku pikir aku patut mencobanya"

"Dimana?"

"Di sebuah majalah.."

"Majalah itu pasti akan menjadi majalah yang menyeramkan"

"Ya!"

"Isinya pasti hanya akan kritikan dan kritikan.. oh tidak tapi omelan"

"Ya! Nathan!"

Nathan berdecak ngeri. Ranna memukul ringan bahu Nathan yang masih terus mengejeknya.

"Tidak lucu! Aku tidak begitu!"

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now