"Lo liat apa sih?" Naresh ikut berbalik.

"Jangan bilang elo sekarang beneran naksir cowok?"

Junot kembali menghela nafas.

"Dia cewek kali!"

"Ah masa? Rambutnya pendek gitu cewek?"

Vespa Junot dan Naresh sudah masuk ke pelataran parkir dengan perdebatan kecil tentang jenis kelamin seseorang yang berdiri di gerbang mall tadi.

"Hem?" Yang dibicarakan mereka berbalik menatap motor bermesin kanan yang baru saja masuk itu.

"Jadi inget vespa Papa." Tutup Karin sambil tersenyum tanpa tahu vespa tadi memang vespa Ayahnya yang sudah ditelantarkan di bengkel tempat Naresh  bekerja tapi diperbaiki seluruhnya oleh tangan Junot sendiri.

Junot, pemuda yang sangat ingin kembali bertemu dengan sang pemilik sambil berkata...

"Aku memperbaiki semuanya Rin."

💮🌸💮

Mahasiswa fakultas Teknik tidak sedikit karena itulah Junot kesulitan sejak hari pertama.

Ospek fakultas tidak menyatukan mahasiswa perjurusan tapi diacak hingga Junot makin frustasi dalam pencariannya belum lagi banyak senior perempuan yang coba mendekatinya.

"Junot ga capek? Istirahat aja yuk?" Tawar seorang seniornya yang bernama Naya saat para mahasiswa baru menunggu acara selanjutnya di aula fakultas Teknik.

"Junot ga capek? Istirahat aja yuk?" Tawar seorang seniornya yang bernama Naya saat para mahasiswa baru menunggu acara selanjutnya di aula fakultas Teknik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Junot tersenyum dan menyengir.

"Engga kok kak Naya. Makasih ya." Balas Junot. 

Terbiasa jadi makhluk manis dan ramah Junot merasa sudah terbiasa menghadapi species  seperti seniornya ini.

"Junot kakak boleh tanya gak?" Naya sang senior duduk di dekatnya, bahkan hampir seperti merapatkan badannya. 

Junot merasa risih.

"Tanya apa kak?"

"Junot punya pacar? Menurut Junot kak Naya cewek kayak gimana? Mendekati gak sama tipe Junot?" Cecarnya.

Junot menggaruk tengkuknya dan masih mencoba tersenyum.

Naya, seniornya ini cantik, bahkan katanya idola anak arsitektur. Maklum jurusan itu banyak cewek cantiknya, tapi sayang sekali kelakuan yang berlebihan malah menghilangkan kesan cantik itu bagi Junot.

"Kakak suka Junot?" 

Junot To the point.

Naya mengangguk percaya diri.

"Tapi kak—" Junot menggantungkan kalimatnya dan tersenyum.

Junot kemudian merangkul Nareshta di sampingnya.

"Saya gak suka cewek, saya Sukanya cowok. Yakan sayang?"

Naresh merinding, Naya lebih merinding.

"Be... beneran?" Naya tidak percaya.

Nareshta yang mengerti situasinya langsung menjawab.

"Iya dong kak, saya juga sukanya cowok. Kita udah PDKT lama sih tapi belum jadian hehe nunggu waktu yang tepat. Kakak naksir gebetan saya?"

Akting Naresh meyakinkan.

"Oh? hehe enggak kok. Kakak cuma bercanda. Kalau gitu kakak ke sana dulu ya." Pamitnya.

Tawa Junot dan Naresh meledak begitu Naya berlalu.

"Yah dia ketipu! Hahaha!"

"Siapa suruh ganjen?" Balas Junot yang kemudian Jahil menaik-naikkan alisnya.

"Tapi Na, kalau gue suka elo beneran gimana?" Canda Junot.

Naresh memasang tampang flatnya.

"Najis Not, punya gue masih berdiri liat cewek cakep." Bisiknya yang membuat Junot kembali tertawa.

Sementara di sisi lain Naya yang ditolak Junot duduk di gugus seharusnya.

"Kenapa lo Nay?" Tanya seorang teman Naya melihat ekspresi aneh yang ditunjukkan Naya.

"Gila tahu ga lo anak mesin yang ganteng itu?"

Sang kawan mengangguk.

"Dia gay. Anjir kaget gue!"

"Ah masa?"

"Iya, tuh yang dideket dia pasangan gay-nya."

Karin yang mendengar percakapan itu berbalik karena penasaran, namun yang dilihatnya adalah wajah yang sangat dikenalinya.

"Ke...kenapa dia disana?" 

kenapa dia disana?" 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟) 

PAPER UMBRELLAWhere stories live. Discover now