Jungsu hanya bisa menangis sesengukan melihat eommanya yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit.

Sejujurnya Wonwoo sudah beberapa kali menghubungi Jungkook selagi Jihyo belum sadarkan diri. Tetapi adik sepupunya itu tidak juga mengangkat panggilannya.

Jadi Wonwoo hanya bisa menunggu Jihyo sampai sadar sambil menenangkan Jungsu.

Setelah Dokter memeriksa keadaan Jihyo yang sudah sadar, Wonwoo ditelpon sekertarisnya untuk segera kebandara. Mau tak mau Wonwoo harus kesana, tadinya ia ingin mengantar Jihyo dan Jungsu ke rumah orang tua Jungkook. Tapi Jihyo bersikeras tidak mau menerima tawaran dari Wonwoo karena takut merepotkannya.

Wonwoo terus saja memastikan kalau Jihyo harus dijemput seseorang agar sampai dirumah dengan selamat, Jihyo berkali-kali pula meyakinkan Wonwoo bahwa dia akan baik-baik saja dan melakukan apa yang dikatakan Wonwoo.

Padahal Jihyo tidak melakukan semua yang dikatakan Wonwoo. Dia masih terduduk melamun diranjang pasiennya, infus yang ada ditangannya sudah dilepas paksa setelah Wonwoo meninggalkannya.

Jihyo melihat Jungsu yang tertidur pulas, karena anaknya itu habis menangis.

Baru saja ia memimpikan keluarga yang utuh bersama Jungkook dann juga anaknya. Kenapa masalah selalu saja datang?

Jihyo melihat perut ratanya yang sudah terisi janin kecil yang sedang menumpang hidup disana.

Tak terasa setetes airmata mengalir melewati pipinya.

.

Jihyo memilih menaiki bus karena Jungsu ingin makan junkfood kesukaannya.

Jungsu kali ini lebih manja pada Jihyo, ia terus minta digendong pada Jihyo ketika mereka keluar dari kamar inap sampai halte depan rumah sakit.

Jungsu kecil tidak tahu kalau ibunya kelelahan akibat pingsan yang dialaminya.
Lelah yang ada pada Jihyo tidak dirasanya karena senyum Jungsu yang merekah.

.



Jungsu sudah duduk manis sambil memakan makanan kesukaannya, Jihyo tak bisa memakan junk food jadi dia hanya melihat anaknya yang manis makan dengan lahapnya.

"Jungsu tunggu sebentar disini, eomma ingin ketoilet dulu" ucap Jihyo pada Jungsu.

Jungsu hanya mengangguk sambil tetap fokus memakan makanannya



Jihyo mencuci wajahnya karena ia merasa tidak segar pada wajahnya.

Tiba-tiba seorang wanita berbicara dari arah belakangnya.

"Anyeonghaseyo ibu Jeon"

Jihyo menoleh kebelakang, ia melihat wanita berambut panjang dengan tampilan ala kantoran yang seksi, memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya.

"Ye?" Jihyo menjawab dengan wajah kebingungan.

"Benar kan anda ibu Jeon? Istri dari Jeon Jungkook sajangnim?" Ucap wanita itu dengan senyum termanisnya.

Jihyo hanya mengangguk saja.

"Ah benar dugaanku. Aku tadinya ragu, takut salah orang. Karena aku melihatmu begitu mirip dengan photo yang di pajang sajangnim diruangannya." Ucap wanita itu

Jihyo hanya tersenyum tipis menanggapi wanita itu.

Wanita itu tiba-tiba mengambil tangan Jihyo dan menjabatnya.

"Aku Kim Yerim, sekertaris dari mitra Sajangnim, Bu"

Jihyo tersenyum tak enak menanggapi wanita yang tiba-tiba seperti orang yang akrab padanya.

Yerim, wanita itu melihat wajah Jihyo dengan pandangan khawatir

"Apa ibu baik-baik saja? Ibu terlihat pucat"

"Benarkah? Ah.. aku memang habis dari rumah sakit" jawab Jihyo pelan.

Yerim tiba-tiba merogoh tasnya, dan menyerahkan sesuatu pada Jihyo
"Pakailah lipstik-ku, Bu. Ini lumayan membantu agar wajah Ibu tidak terlihat pucat"

Jihyo melihat lipstik yang di tawarkan padanya. Jihyo melihat dengan seksama dalam diamnya, warna lipstik ini seperti yang ada dikemeja Jungkook.

Lalu ia melihat sekali lagi wajah Yerim yang tersenyum sambil menawarkan lipstiknya itu . Jihyo melihat bibir Yerim yang merah sama seperti lipstik yang menempel dikemeja suaminya.

Hati Jihyo mencelos mengetahui fakta ini, semoga apa yang dipikirkannya tidak terjadi, Jihyo mencoba berpikir positif.

Jihyo menghirup nafasnya sebelum ia menjawab kalimat Yerim tadi
"Tidak, terima kasih banyak, Yerim-shi"

"Aku harus kembali ke meja anakku" ucap Jihyo.

"Ah? Apa ada Jungsu? Bolehkah aku melihatnya, Bu?" Pinta Yerim memohon.

Jihyo mengangguk setuju, meskipun ia terlihat tak rela memperlihatkan putranya pada wanita yang membuat hatinya terasa tak enak.

.

"Wah, Jungsu mirip sekali dengan ayahnya. Tampan" ucap Yerim ketika melihat Jungsu

"Anyeonghaseyo Imo" salam Jungsu

"Kamu tampan seperti ayahmu, sayang" ucap Yerim yang hendak mengelus kepala Jungsu, tetapi Jihyo langsung menggendong Jungsu dengan cepat.

"Terima kasih Imo"

"Maaf Yerim-shi, aku harus pulang karena ada urusan mendadak" ucap Jihyo dengan tergesa pergi meninggalkan Yerim yang masih duduk terdiam di kursinya.

Yerim tak hentinya memperhatikan Jihyo yang jalan dengan tergesa-gesa. Yerim melihat semua pergerakan Jihyo, mulai dari keluar dari restaurant, menunggu dihalte dan menaiki bus.

Yerim tersenyum miring melihat itu semua
"Istri seorang pengusaha kaya menaiki bus? Hah, yang benar saja. Bahkan kelakuannya tidak selevel dengan Jungkook yang kaya itu. Ckck. Bersiaplah Park Jihyo, posisimu akan segera aku lengserkan"





















.


































Gue lagi mellow habis denger speech mereka yang kemaren:")

I Would [Complete]Where stories live. Discover now