"Benarkah? Bukankah untuk membuat dirimu terlihat smempesona karna kamu adalah seorang dokter? Mencuri perhatian sehingga orang akan mudah memaklumi mu?" Ucap Ranna. Nathan mendesah tak percaya dengan ucapan Ranna.

"Aku benar bukan? Ya memang begitulah sikap dokter baru" ucap Ranna.

"Sudah aku katakan aku tidak begitu!" Ucap Nathan. Ranna mengangguk.

"Yasudah anggap saja.. kamu memang berniat bertanggung jawab." Ucap Ranna
Yang tanpa mereka sadari sudah berada di luar rumah sakit.

"Apa yang harus aku lakukan untuk bertanggung jawab?"

"Tak ada.. tidak perlu. Masuklah dan kerja yang benar." Ucap Ranna.

"Memangnya tante siapa? Pemilik rumah sakit?"

"kamu panggil aku apa?"

"Tante..ah.. apa harus Ibu?" Ucap Nathan. Ranna gantian menatap Nathan dengan kesal.

"Mau kamu apa sih?" Tanya Ranna.

"Harusnya saya yang tanya mau Ibu apa? Datang dan langsung bicara macam-macam. Ah jangam lupakan Ibu juga memukul kepala belakang saya tadi" Tantang Nathan.

Ranna menatap Nathan semakin kesal. Kini Nathan ikut melipat kedua tangannya.

"Kamu tidak tau siapa saya?"

"Tidak..memang ibu siapa? Istri president?" Ucap Nathan.

"Berhenti memanggil ku seperti itu!" Bentak Ranna.

"Memanggil Ibu seperti apa? Apa saya melakukan kesalahan lagi?"

"Nathan Lee!"

"Ya ..Ibu" jawab Nathan.

"Saya bukan tante atau Ibu mu jadi berhenti memanggil ku begitu"

"Ah.. Mian.. saya hanya merasa menghormati Ibu. Ibu benar-benar mengingatkan saya dengan Mama saya. Ibu saya juga suka begitu mengomentari penampilan saya, menasehati ini dan itu bahkan penampilan Ibu dan Mama saya tidak terlalu jauh berbeda.." jawab Nathan santai yang merasa sudah dapat mengendalikan keadaan.

"Ya!" Bentak Ranna geram hingga hampir seluruh mata di sana menatap ke arah mereka. Tangan Ranna mengudara,Ia ingim sekali memukul Nathan namun Ia tak melakukannya. Wajahnya memerah marah dan malu. Bagaimana bisa Seorang pria berbicara seperti itu pada wanita. Lagi pula, sungguh Ia tak setua itu.

"Wae? Why? Kenapa? Apa Ibu sedang marah sekarang? Ada apa?"

Ranna mengigit bibirnya dan pergi begitu saja meninggalkan Nathan dan kembali masuk ke rumah sakit.

***
Pintu ruangan Sam terbuka dan Ranna yang sudah menunggu di dalam pun langsung menghambur dalam pelukan Sam. Sam yang masih berbicara pada dokter lain yang mendampinginya saat operasi tadi pun cukup terkejut. Belum lagi dengan tangisan Ranna yang benar-benar pecah. Sam meminta juniornya untuk keluar dari ruangannya. Ia menutup pintu ruangannya.

"Ranna? Kamu masih di sini? Katanya tadi mau pulang"

"Sam.." rengek Ranna dan terus terisak-isak. Sam mencoba melepaskan pelukan Ranna dan mengecek Ranna barangkali ada yang terluka.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Tadi masih baik-baik aja." Ucap Sam.

Bukannya mereda tangis Ranna justru semakin menjadi.

"Sammy"

"Iya kenapa sayang.. kamu jangan nangis gini. Ada apa?" Tanya Sam yang menggiring Ranna duduk masih dengan Ranna yang memeluknya erat. Sam menyisipkan rambut Ranna mencoba melihat wajah istrinya itu.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now