Part 2

51 8 0
                                    


"Menyebalkan. Masa, kalian gampang sekali di kalahkan hanya dengan sihir seperti itu. Sepertinya kalian bukan bandit yang terlalu kuat. Terlebih lagi assassin kalian sudah tumbang sangat banyak. Jadi hanya tersisa kalian 20 bandit dan 3 orang assassin. Kakek Bernard, kak Richard dan kalian semua mundurlah, biar aku yang mengurus mereka. "

" Bocah tengik, kau fikir kami takut, dengan gertakan kecilmu itu. Anak kecil sepertimu bisa apa! Kami, tidak akan segan-segan denganmu, meskipun kau hanya bocah. SERANG!!!

Seluruh bandit dan assassin yang masih tersisa, menyerbu ke arah Ain. Bernard dan yang lainnya, langsung bersiap menolong Ain. Namun, sebuah kilasan cahaya,langsung muncul dan menghantam para bandit itu, dan bandit-bandit itu hangus terbakar. Suasana pertempuran itu, sunyi seketika. Sebenarnya sihir  seperti itu, adalah hal lumrah yang bisa di gunakan, bahkan oleh penyihir pemula. Tapi, tentu hal ini mengejutkan. Mengingat usia Ain yang masih terlalu muda, tapi dia bisa menggunakan sihir tingkat 2 dengan tenaga sebesar sihir tingkat 4

"Tuan Bernard, sebenarnya siapa anak itu. Dia, tidak sama seperti bocah pada umumnya. Sihir tadi, bahkan penyihir tingkat menengah saja, kesulitan memakainya. Tapi, dia dengan gampangnya melakukannya. "Richard shock ketika melihat pemandangan di depannya. Tubuh, bandit-bandit itu hangus terbakar bahkan tidak bisa di kenali lagi.

"Aku juga tidak tau. Belum pernah kulihat hal seperti ini, seumur hidupku. Mungkinkah, dia  bukti nyata bahwa legenda itu bisa saja nyata. Di sejarah negeri ini, dulu banyak orang yang memiliki kekuatan setinggi itu. Bahkan anak-anak sekalipun. Kemungkinan besar dia adalah sisa-sisa dari legenda itu, "

"Jadi, maksud tuan, dia adalah keturunan dari orang-orang dulu. Kurasa, hanya itu penjelasan yang paling masuk akal untuk sekarang."

"PETIR BERANTAI!!!

Semua orang kaget mendengar teriakan itu. Bernard dan Richard baru sadar, jika 2 dari 3 assasin itu masih hidup dan berniat menyerang mereka, namun sihir Ain lebih dulu menyambar mereka hingga mati.

"Lagi-lagi hanya kecoa. Ahh... Manusia dari dulu memang sulit berkembang, bahkan kecoa saja jauh lebih baik dari kalian. Nah, ada yang ingin kuhanguskan lagi? Ayolah tak usah malu. Mana ku masih lebih dari cukup, untuk membuat kalian menjadi abu. "

Provokasi dari Ain sebenarnya menyulut amarah dari pimpinan bandit. Namun, dia berusaha menekan hal itu. Instingnya memberitahu bahwa dia harus kabur, dari bocah ini. Tapi, jika dia melakukan itu maka reputasi nya akan tercoreng dan dia akan kembali menjadi orang dengan kelas rendah,dan yang lebih parah mungkin dia akan kembali menjadi budak.

"Hehehe, kau pikir aku takut dengan gertakanmu bocah! Kau mungkin kuat, tapi bagaimana pun kau cuman seorang magic caster. Di hadapanku kau tidak ada apa-apanya!!!, "

"Masih sombong juga, kelihatannya dari cara bicaramu, kau masih punya cara untuk mengalahkanku. Kenapa, tidak kau tunjukkan saja, tenang aku akan dengan sabar menanti,"

"Dasar, bocah tengik!!! Kau akan segera menyesal pernah di lahirkan di dunia ini. Lihatlah ini, permata ini adalah gerbang menuju kematianmu.

Pemimpin bandit itu, memegang sebuah permata berwarna hitam, dengan simbol tengkorak di sekelilingnya. Dalam sekali lihat, Ain sudah paham kalau itu adalah summoner stone (Batu yang bisa di gunakan untuk memanggil monster tingkat rendah, tergantung dari level pemakainya) dan yang ada di hadapan Ain sekarang adalah stone of dark, yang biasanya di gunakan untuk memanggil Demon tingkat rendah.

Nusantara online Where stories live. Discover now