..
Satu jam berlalu dan sesuai perhitungan Jinki sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Merapihkan kemeja biru tua yang dia kenakan, menurunkan gulungan pada bagian tangannya, Jinki memakai jas yang dia lampirkan di kursi kerja dengan dasi yang tidak lagi melekat di lehernya, Jinki sengaja melepaskannya. Mamasukan ponsel ke dalam saku celana, tidak berfikir untuk mengaktifkan ponselnya terlebih dahulu Jinki bergegas menuju parkiran mobilnya untuk segera ke stasiun kereta api menjemput Kibum.
Sampai di stasiun Jinki segera mencari keberadaan Kibum. Suasana stasiun yang mulai sepi mengingat kini sudah memasuki pukul sebelas malam mungkin akan memudahkan Jinki untuk menemui namja cantik tersebut. Kekasihnya.
Tapi Jinki tetap tidak menemukan Kibum. Sudah memasuki hitungan ketiga Jinki mengitari stasiun dan tetap tidak menemukan Kibum. Akhirnya Jinki meraih ponselnya dan mengaktifkannya, mengabaikan beberapa pesan singkat yang masuk dan langsung memencet angka 1 hingga dapat langsung menghubungi Kibum.
"Kibummie apa kau marah pada ku dan mematikan ponsel mu ??"
Mematikan panggilan ketiganya setelah terus mendapatkan suara jawaban dari operator yang memberitahukan bahwa nomer yang dia telfon tidak bisa di hubungi.
Jinki memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Berniat untuk langsung pergi ke rumah Kibum, ada rasa bersalah yang Jinki rasakan tapi juga tidak menutupi jika Jinki merasa sedikit kesal karena Kibum mematikan ponselnya.
..
Berada di depan pagar rumah, Jinki sudah terlalu puas memencet bell rumah tapi tetap tidak ada satu orang pun yang keluar untuk mempersilahkannya masuk. Memperhatikan lagi kondisi rumah yang gelap, Jinki mulai berfikiran jika tidak ada satu orang pun di dalam rumah tersebut. Sampai akhirnya Jinki merasakan ponselnya bergetar.
"waeyo Taemin..?"
"hyung dimana kau? cepat ke rumah sakit xxx sekarang !!!"
"hey ada apa? Siapa yang sakit.."
"cepat ke sini hyung...!!"
Sambungan telfon terputus dan Taemin berhasil membuat Jinki bingung dengan nada bicara Taemin yang terkesan memerintah dan terdengar kesal juga sedih? Molla.. Jinki segera menuju rumah sakit yang Taemin maksud.
Jinki memasuki ruangan IGD dan dia mendapati Taemin yang sedang menangis dalam pelukan Minho. Mereka berdua berdiri di depan sebuah ranjang rumah sakit dimana ada seseorang yang terbaring diatas sana dengan selimut putih yang menutupi semua tubuhnya.
"Taemin ada apa? Kenapa kau menangis? Minho..?"
Taemin masih berada dalam pelukan Minho yang berusaha membuatnya tenang saat Jinki berjalan mendekati mereka. Menatap Minho tapi tetap Jinki tidak mendapatkan balasan jawaban.
"HYUNG NEO PABOYA ? KAU KEMANA SAJA HYUNG, KAU TAU KIBUM HYUNG MENUNGGU MU SENDIRIAN SAMPAI PENJAHAT ITU MENUSUKNYA !!! dia menunggu dirimu hyung bukan menunggu KEMATIANNYA HYUNG!!! HIKSS.."
Minho kembali memeluk Taemin dan berusaha membuat Taemin tenang setelah berteriak dan memukul-mukul dada Jinki.
"seandainya saja Kibum hyung mau aku jemput, tapi dia tetap keras kepala ingin menunggumu hyung.. huks..huks.. kau membuat kita semua kehilangan Kibum hyung...hukss.."
Suara Taemin seakan tenggelam dalam pelukan Minho sementara Jinki terdiam. Mematung dan terus memperkerjakan otaknya untuk mencerna apa yang baru saja Taemin katakan. Kehilangan Kibum? Maksudnya? Kibum? Kibum? Aniyoo.. andwae !!
Jinki dengan perlahan berjalan mendekati ranjang dimana katanya tubuh Kibum terbaring tidak bernyawa. Memegang kedua ujung selimut dan membukanya perlahan, berhenti tepat di bagian leher dan selimut terlepas begitu saja dari pegangan tangan Jinki.
Wajah Kibum dengan mata yang terpejam, putih terlihat sangat pucat karena tidak ada lagi darah yang mengalir, berhasil membuat Jinki merasakan pukulan begitu keras tepat di hatinya. Atau mungkin saat ini ada petir yang menyambar dirinya hingga kini Jinki tidak mampu berbuat apa-apa selain air mata yang mengalir di wajahnya.
"K-kibummie.."
Hingga akhirnya Jinki bergerak memeluk tubuh Kibum yang sudah tidak bernyawa, mengguncangnya beberapa kali dan berharap namja cantik itu akan segera bangun. Menyapanya, menatap matanya, mengecup bibirnya. Tapi tidak Jinki dapatkan, tubuh itu tetap diam tanpa gerakan seperti yang Jinki harapkan.
"Kibummie, andwaeyoo.. hiks .. mian.. mianhaee..."
Memeluk erat tubuh Kibum yang tidak bisa lagi membalas pelukannya, tidak bisa lagi menjawab perkataannya penyesalan Jinki. Dia hanya diam, kaku tanpa melalukan apapun.
.
.
Jinki duduk di atas ranjang tempat tidurnya. Seusai pemakaman Kibum dia tidak tau harus melakukan apalagi. Semuanya begitu cepat terjadi, bahkan Jinki masih belum bisa mengakui tentang ketiadaan Kibum lagi di sisinya.
Jinki mengambil ponselnya yang sempat dia abaikan beberapa hari ini. Bermaksud melihat photo-photonya bersama Kibum tapi tehenti melihat ada beberapa pesan masuk di sana. Jinki hanya membaca nama-nama dari pengirim pesan, hampir semua pesan mengucapkan rasa bela sungkawanya, Jinki berniat mengabaikan semuanya tapi terhenti ketika melihat nama Kibum di draft pesan yang belum terbaca dari bawah.
"hyung apa kau terlalu sibuk? Kenapa mematikan ponselmu..?"
Satu pesan dan Jinki beralih ke pesan yang lain. Pesan terakhir Kibum malam itu, pesan terakhir sebelum mala petaka itu menimpa kekasihnya.
"hyung masih belum selesaikah..?"
"hyung aku benar-benar takut. Tolong cepat jemput aku hyung :(.."
"hyung kau masih sangat sibuk? Ya sudah aku pulang sendiri saja hyung. Sebenarnya aku pulang hanya mau ngucapin 'happy anniversary' atas hubungan kita hyung, makanya aku hanya ingin di jemput olehmu.
Terimaksih untuk 2 tahun ini, terimakasih untuk rasa sayang dan cintamu padaku hyung.
Saranghae Jinki hyung, kau tau aku sangaat mencintaimu :*.. maafkan aku hyung.. I Love You ^^.."
Lagi butiran bening mengaliri wajah Jinki, selesai membaca semua pesan yang Kibum berikan padanya. semua untuk hubungan mereka dan Jinki terkesan seperti mengabaikannya. Ini menyesakkan sungguh, Jinki benar-benar merasa bersalah.
"nado saranghae Kibummie.. mianhae. Mianhaee.."
Memeluk sebuah frame photo dimana Kibum dan dirinya sedang tersenyum di sana. Seandainya waktu bisa di ulang, Jinki rela meninggalkan pekerjaannya demi menjemput Kibum. Jinki takkan membiarkan Kibum pergi begitu saja dari hidupnya. Sebuah penyesalan yang takkan mungkin bisa membuat waktu kembali berputar untuk memperbaikinya.
.
.
.
TAMAT
YOU ARE READING
온키 [ON-KEY]
FanfictionKumpulan FF ONKEY dengan berbagai Author, genre dll... NO BASH! NO SILENT READERS! Warning: Geje, abal, typo, jayuz, garing, lebay...haha! beneren ini mah FF aneh dan koplak! DAN SAMA SEKALI GA NYATA! SELURUH ISI FF INI HANYA REKAYASA AUTHOR.
WAITING FOR GOODBYE
Start from the beginning
![온키 [ON-KEY]](https://img.wattpad.com/cover/146012169-64-k136650.jpg)