Bab 1

3.7K 311 26
                                    

Suara nyaring dari telpon kabel berdering tanpa henti. Keluhan serta permintaan maaf sebelum kata-kata manis yang dilontarkan para pegawai di lantai dua perusahan cat terkemuka menjadi rutinitas yang biasa dilihat. 

Di salah satu ruang kerja berukuran sedang dengan jendela besar yang menghadap langsung ke jejeran pegawai lainnya. Terdapat seorang perempuan muda bermata perak, tengah membaca laporan hasil penjualan bulan lalu. 

Atensinya berulang kali membaca isi laporan yang sebagian besar dipenuhi dengan angka-angka. Pelipis kanannya berkedut pelan, sepertinya ia harus mengatur strategi pemasaran baru untuk bulan ini. 

Suara dering telpon terdengar, ia lekas menjawab tanpa melepaskan fokusnya dari map laporan di tangan. "Di sini Hyuuga," tidak lama setelah menerima telpon, mata peraknya berubah tajam. "Sambungan aku dengannya!"

"Selamat siang Gaara-sama, terima kasih sudah mau repot-repot menelpon." Tatapan tajam itu seketika sirna, senyuman bisnis wanita itu perlihatkan dengan postur tubuh layaknya seorang pembisnis walau jelas ia tidak bersitatap dengan lawan bicaranya. "Benar, saya berencana untuk berkunjung ke tempat Anda dalam waktu dekat. Baik, terima kasih untuk waktunya dan selamat siang."

Usai menutup telpon, suara ketukan pintu terdengar sebelum seorang wanita muda berambut merah muda terlihat. Wanita bermata hijau jernih itu melempar senyum sambil menunjuk keluar ruangan.

"Aku dan Ino berencana untuk makan siang di Kafe Ichiraku. Kau mau bergabung?"

"Tentu," wanita bermata perak itu mengambil dompet dan berdiri. "Kebetulan aku butuh sesuatu yang pedas untuk menurunkan sakit kepalaku."

Sakura, wanita bermata hijau itu tertawa renyah. "Kau benar-benar harus mengurangi makanan pedas, atau kau akan merasakan pisau bedah di perutmu."

Hyuuga Hinata hanya mengedik bahu, "Makanan pedas adalah obat paling ampuh untuk menurunkan emosi berlebih."

"Tapi juga tidak baik untuk kesehatan Hyuuga-san." Sakura kembali menyahut gemas.

Hinata tidak kembali menyahut,  ia membalas sapaan dari beberapa rekan kerjanya saat berpapasan begitu pintu lift terbuka. "Di mana Ino?" tanya Hinata begitu mereka tiba di lobi.

Sakura melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan kirinya sebelum menjawab. "Harusnya dia menunggu di sini."

Hinata mangut-mangut sebelum sebuah suara berat memanggilnya. Wanita dengan celana panjang berbahan kain itu tersenyum tipis dan menunduk singkat, memberi hormat saat seorang pria bertubuh tegap menghampirinya.

"Sasuke-san, apakah Anda berniat makan di luar?"

"Hn..., kalian juga?"

Sakura mengangguk cepat, bibirnya ia tarik hingga membentuk senyuman lebar. "Apakah Anda mau bergabung dengan kami?" ia tidak memedulikan delikan yang diberikan Hinata. "Kami berencana makan di Kafe Ichiraku. Tempatnya sangat nyaman, Anda pasti suka!" tutupnya dengan antusias.

Sasuke menggeleng, ia menaruh salah satu tangannya ke dalam saku celana. "Mungkin lain kali, aku sudah berjanji dengan putriku untuk makan siang bersama."

Sakura terlihat murung sesaat sebelum matanya kembali berbinar. "Salam untuk Sarada-chan, dan selamat jalan Sasuke-san."

Sasuke hanya mengangguk singkat. Ia lalu berlalu meninggalkan dua wanita muda itu dan pergi mengendarai mobil hitamnya. Selepas kepergian pemuda itu, Sakura mengaduh ketika Hinata menyikut pelan pinggangnya.

"Apa kau masih belum bisa move on juga dari Manajer Sasuke-san? Kau sudah ditolaknya berulang kali."

Sakura mendengkus pelan, ia berkacak pinggang dengan wajah sebal. "Jangan mengungkit masa lalu! Aku tetap akan mengejarnya, cinta sejati pasti akan menang!"

Gamophobia Love Story [NARUHINA]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora