"Kupikir semuanya aman terkendali".

"Ya.. Mungkin saja, beberapa siswa di kelasku juga menanyakan hal seperti Jungkook adalah Amy padaku secara terang-terangan".

"Dan kau jawab apa?".

"Bodoh jika aku bilang iya, hal seperti ini tidak boleh merusak image-ku yang bergelar di sekolah. Dan mustahil bagiku untuk memiliki seseorang untuk aku amati atau aku sanjung.. Tidak! Ibuku bisa marah besar". Memang. Mingyu melihat sendiri bagaimana aura dikte bibi Jeon yang menguar, ibu Jungkook adalah orang yang keras.

"Jadi maksudmu kau bisa bebas mengamati seseorang jika saja Ibumu_".

"Tidak sepenuhnya, Gyu. Aku juga terlalu sibuk dengan prestasiku, dan kupikir aku tidak perlu hal semacam itu dalam hidupku".

"Yeah? Kau Flat Kook. Tidak berwarna tidak bercorak, kau benar-benar mengikuti arus". Sindirnya. Jungkook mendelik kesal.

"Nah, kau pikir hidupmu novel Teen-lit bukan? Berwarna bercorak, kau jelas-jelas melawan arus".

"Nah! Itu lebih baik daripada bersembunyi di kamar dengan tugas menumpuk dan kacamata baca yang membosankan".

"Sialan kau, Kim!".

"Aku tahu aku tampan".

.

Pagi-pagi buta Jungkook sudah berkutat dengan dapur sembari mencoba-coba resep baru di buku yang baru ia beli. Sialan Kim, gara-gara dia Jungkook harus meminta ibunya yang sudah bangun dan membantunya memasak untuk membuat bekal. Dan Jungkook yakin sekarang banyak pertanyaan di kepala ibunya.

"Aku bosan dengan menu kantin sekolah". Setelah itu, ibunya bungkam dan mulai membuat dapur mereka mengepul.

.

Entah Jungkook yakin atau tidak, ia menenteng kotak bekal di tangannya dengan cemas. Setelah sampai di sekolah Jungkook berusaha was-was dan mencari waktu yang tepat untuk menaruh bekal di meja Taehyung.

Seharusnya hari ini rencananya bisa berjalan lancar seperti biasa, ia sudah berangkat di jam yang sama tapi mungkin hari ini bukanlah hari keberentungannya. Sial.

Kenapa Taehyung harus memergokinya.

Untuk kedua kalinya. Jungkook membatu di tempat, Taehyung menatapnya penuh selidik dan penasaran, tapi Jungkook yakin itu adalah sebuah smirk di bibir Taehyung.

"Ah!.. Jadi?". Sudah dengan jelas ia  ketahuan, tapi kenapa ia malah dengan bodohnya mengambil bekal itu dan menyembunyikannya di belakang punggung. "Kau Amy?".

"A_ah?... Kau jangan salah paham".

"Jadi kau mengakuinya?".

"Bukan begitu_, aku hanya, hanya.. Pokoknya kau salah paham". Taehyung tertawa. Kenapa itu terasa menyenangkan di telinganya.

Taehyung mendekat tanpa aba-aba, merentangkan tangannya dan memeluk tubuh Jungkook membuat Jungkook berjengit kaget. Setelahnya Taehyung tersenyum melepaskan pelukannya dengan bekal yang sudah berpindah tangan padanya.

"Thanks, Amy". Taehyung mengedip pada Jungkook sebelum duduk di kursinya.

Sementara Jungkook masih membatu di tempat. Taehyung yang melihatnya hanya bisa mengulas senyum.

Fuck! Apa itu tadi. Pikir Jungkook mode blank.

.

Berakhir dengan berkumpulnya kerumunan di meja Taehyung dengan decakan kagum.

"Lihat makanan sehat tapi menggoda ini.. Aku benar-benar iri".

"Apa kau mengenal Amy lain, kalau ada hubungi aku".

360 Changer [COMPLETE]Where stories live. Discover now