BAB 3 : Edmund dan Lemari

649 49 6
                                    


LUCY lari keluar ruang kosong itu ke lorong dan menemukan ketiga anak lainnya.

"Tidak apa-apa," ulangnya, "aku sudah kembali."

"Apa maksudmu, Lucy?" tanya Susan.

"Wah," kata Lucy terkejut, "apakah kalian tidak merasa kehilangan diriku?"

"Ternyata kau bersembunyi, ya?" kata Peter. "Lu yang malang, bersembunyi dan tidak ada yang menyadarinya Kau harus bersembunyi lebih lama daripada tadi kalau ingin orang-orang mulai mencarimu."

"Tapi aku pergi berjam-jam," kata Lucy.

Ketiga anak lain saling menatap.

"Gila" kata Edmund, mengetuk kepalanya. "Cukup gila."

"Apa maksudmu, Lu?" tanya Peter.

"Ya itulah maksudku," jawab Lucy. "Kita baru selesai sarapan ketika aku masuk lemari, dan aku pergi berjam-jam, sempat minum teh, dan ada banyak hal terjadi."

"Jangan main-main, Lucy," kata Susan. "Kita baru saja keluar dari ruangan itu beberapa saat yang lalu, dan kau tadi ada di sana."

"Dia sama sekali tidak bermain-main," kata Peter, "dia hanya mengarang-ngarang cerita, iya kan, Lu? Kenapa tidak?"

                                                                 (17)                                                                      


"Tidak, Peter, aku tidak melakukannya," kata Lucy. "Itu—itu lemari ajaib. Ada hutan di dalamnya, dan di sana sedang hujan salju, dan ada faun serta penyihir dan tempat itu bernama Narnia; ayo, mari lihat."

Anak-anak lain tidak tahu harus berpendapat apa, tapi Lucy sangat bersemangat sehingga mereka semua kembali ke ruangan itu bersamanya. Lucy lari mendahului mereka, membuka pintu lemari, dan berteriak, "Sekarang Masuklah dan lihat sendiri."

"Wah, kau penipu," kata Susan, memasukkan kepalanya dan menyibakkan mantel-mantel, "ini cuma lemari biasa. Lihat Ada bagian belakangnya."

Kemudian semua melihat ke dalam dan menyibakkan mantel-mantel itu; dan mereka semua melihat—Lucy sendiri melihat—lemari yang benar-benar biasa. Tidak ada hutan dan tidak ada salju, hanya bagian belakang lemari, dengan gantungan terpasang.

Peter masuk dan mengetukkan buku-buku jarinya pada bagian belakang itu untuk meyakinkan tidak ada ruang di belakangnya.

"Tipuan yang hebat, Lu," katanya saat keluar dari lemari, "kau sudah menipu kami semua, harus kuakui. Kami sempat percaya padamu tadi."

"Tapi itu sama sekali bukan tipuan," kata Lucy, "sungguh. Semuanya berbeda beberapa saat yang lalu. Sumpah, aku tidak berbohong."

"Ayolah, Lu," kata Peter, "kau sudah mulai keterlaluan. Kau kan sudah puas bercanda. Bukankah lebih baik kau berhenti sekarang?"

Wajah Lucy menjadi sangat merah dan dia berusaha mengatakan sesuatu, meskipun tidak tahu harus mengatakan apa, lalu mulai menangis.

Selama beberapa hari kemudian dia merasa sedih. Dia bisa saja berbaikan dengan anak-anak lain dengan cukup mudah kapan pun

                                                                 (18)                                                                      


kalau dia bisa mendorong dirinya mengatakan bahwa semua itu hanya cerita yang dibuatnya untuk sekadar bercanda. Tapi Lucy anak yang sangat jujur dan dia tahu dia benar, dan tidak bisa mendorong dirinya mengatakan itu.

The Chronicles of Narnia : Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang