09. I'm Not

Mulai dari awal
                                    

Jujur sebenarnya aku malu menangis di depannya, tapi hari ini aku merasa begitu emosional.

Mengingat Jaemin dan semua apa yang dia lakukan hari ini, aku pun akhirnya melihat dengan mata kepalaku sendiri seperti apa hidup yang dia jalani. Rasanya sesak saja.

"Ada hubungannya... sama yang punya sepeda itu ya?"

Aku menatap mata Kak Jaehyun, kemudian mengangguk pelan.

Dia melepaskan tangannya, kemudian menepuk pucuk kepalaku.

"Ayo ceritain tentang anak laki-laki itu" katanya.

Padahal aku belum bilang temanku itu laki-laki.

Malam itu, aku pun menceritakan semuanya pada Kak Jaehyun. Mulai dari siapa Na Jaemin, bagaimanakah anak itu, kehidupan anak itu, hingga Lee Jeno yang kini mulai berubah.

.
.
.

Jaemin belum tidur, dia baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah sambil mengeringkannya dengan handuk.

Anak laki-laki itu memiliki bentuk tubuh yang bagus. Dengan sleevless yang dia kenakan, lengannya yang cukup berotot itu tampak.

Menaiki tangga, dia melewati kamar Jeno yang tak sepenuhnya tertutup, kemudian melirik ke dalam. Sepertinya si pemilik kamar belum tidur karena Jaemin bisa mendengar suara-suara dari dalam sana.

Alis Jaemin nyaris menyatu, dia kemudian melangkahkan kakinya mendekati pintu dan membukanya sedikit.

Jeno sedang duduk di sisi ranjangnya, kamarnya terlihat sedikit berantakan, sementara anak itu sedang merintih kecil sambil mengurut pergelangan kakinya.

"Apaan sih lo intip-intip!" dia menyadari keberadaan Jaemin, kemudian berteriak.

Tapi Jaemin adalah Jaemin. Walaupun tahu Jeno akan memperlakukannya tidak baik, anak itu tetap menerobos masuk.

"Woyㅡ!"

Jaemin mengambil kaki kiri Jeno, duduk di sisi ranjang, kemudian meletakkan kaki panjang Jeno ke pangkuannya.

Jeno terkejut, apalagi ketika Jaemin memijat pergelangan kakinya.

"Lepasin gak njing!" dia mencoba berontak.

"Diam saja disitu sebentar, kakimu keseleo sepertinya"

Yang melihat bahasa isyarat Jaemin tampak mendecak, kemudian memalingkan pandangannya. "Ngomong apaan sih lo ga ngerti gue" omelnya.

Jaemin khawatir? Tentu saja. Besok adalah hari turnamen basket, dan sekarang saudaranya itu sedang keseleo. Dia juga bisa melihat barang-barang serta pakaian Jeno yang berserakan di samping backpack-nya.

Kasihan Jeno, sepertinya bebannya begitu berat, apalagi dia seorang kapten.

Lama Jaemin memijat kaki Jeno dalam keheningan, sampai akhirnya dia memutar telapak kaki Jeno danㅡ

Klek!!

"WOY ANJ*NG!"

Brukk!!

[✔] 1. DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang