Chapter 2

9 2 0
                                        

"Ada apa ini rey?" Tanya kepala sekolah.

"Aku ingin dia dikeluarkan!" Ucap rey dingin.

"Tapi kenapa rey?" Tanya kepala sekokah bingung. Kemarin rey sudah mengeluarkan satu siswa dari sekolah ini dengan embel-embel meminta kepada ayahnya agar berhenti memberi sumbangan pada sekolah ini.
Kepala sekolah sampai pusing dibuat rey. Bahkan beliau sempat merasa tersaingi karena seolah-olah rey lah pemilik sekolah ini.

Dan sekarang apa lagi ini?

Keyra semakin menangis. Ia benar-benar takut. Ia menatap rey nanar, berharap pria itu mau memaafkan kesalahannya.

Tapi rey tidak peduli, hatinya sudah tertutup oleh rasa emosi. Ica menangis karena gadis didepannya, dan ia tidak akan memafkan itu.

Ica dan Steven berlari mengikuti rey, saat ini benar-benar kacau.

"Ada apa ini Ica?" Tanya salah satu guru yang kebetulan lewat dan melihat siswa berkerumun.

Ica hanya diam, ia tidak tau harus berkata apa.
Ia melanjutkan langkahnya diikuti steven disampingnya.

"Hanya ada sedikit masalah pak" jawab steven berlalu.

Sampai di ruangan kepsek, ica bisa mendengar suara rey dan tangisan keyra.

"Steven, ba-bagaimana ini?" Tanya ica gemetaran.

"Masuk ca, hanya lo yang bisa meredam kemarahan rey, jika terus begini, bisa-bisa sekolah ini krisis murid" Ucap Steven mengusap bahu ica.

Dengan langkah perlahan namun pasti Ica masuk keruangan Kepala Sekolah.

"Re-rey!" Panggil ica.

Rey, keyra, dan kepala sekolah menoleh.

"Ica, kenapa kau ke sini?" Ucap rey menghampirinya.

"A-aku---

"Keluar ca, biar aku yang memberi pelajaran pada perempuan bermulut pedas ini!" Ucap rey sambil memandang keyra bengis lalu memegang bahu ica untuk mengarahkannya keluar.

"Rey, sudah, bukankah ini terlalu berlebihan?" Ucap ica memberanikan diri.

"Dia yang berlebihan ca, dia menginjak harga dirimu! Berani sekali, memangnya siapa dia?! Apa yang dia mengerti! Huh dasar!"

Rey membungkukkan badannya agar setara dengan ica.

"Dengar ca, sebelumnya aku sudah memperingati seluruh siswa disini untuk tidak menyakitimu, bahkan aku memberi contoh dengan mengeluarkan murid dari sekolah ini, tapi dia!" Ucap rey menunjuk keyra.
"Dia melakukannya lagi! Aku tidak akan memafkannya!" Sambung rey.

Ica memegang bahu rey, ia menatap manik mata rey dalam.

"Rey, please, jangan begini" ucap ica lembut mencoba memendam amarah rey.

"Tidak ca!"

"Rey, mengeluarkan dia dari sekolah itu terlalu berlebihan. Aku tau dia menghinaku tapi aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, toh yang dia katakan itu tidak benar" tutur ica meyakinkan rey.

Menghela nafas kasar, rey menatap kembali keyra yang menangis sesenggukan.
Benar kata ica, ia terlalu berlebihan.

"Baiklah, kali ini aku akan memaafkan dia, tapi tidak semudah itu"

"Dia harus meminta maaf padamu dengan setulus mungkin didepan semha siswa disekolah ini!" Rey memberi syarat.

Jika rey memberi pilihan, maka tidak ada yang bisa menolaknya.

"Pak, saya benar-benar minta maaf atas kegaduhan ini" ucap ica membungkuk.

"Hey lo keyra! Ikut gw!" Sarkas rey.

I'm Fragile!Where stories live. Discover now