Love Me Right (COMPLETED)

1

Sehun kini berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap gadis dengan setelan riped jeans dan kaos oblong putih yang duduk di sofa ruang tamu apartemennya. "Kau benar-benar membuatku dalam masalah Bae." Sehun kini mendudukkan dirinya di samping Suzy.

"Jadi kau berniat mengusirku?"

Sehun memutar kedua bola matanya. "Bukan begitu. Kau kabur dari rumah lalu datang ke apartemenku. Paman Bae pasti akan marah, dia kira aku membantumu."

"Memang sekarang secara tidak langsung kau membantuku Sehun." Suzy berjalan ke arah dapur, membuka pintu kulkas, mengambil sebotol bir. Hey, itu bir terakhir Sehun yang baru saja ia akan minum.

"Ya! Itu punyaku."

"Mengalah sedikit dengan yeoja Oh Sehun."

"Ahh...benar-benar sialan." Sehun mengacak rambutnya-terlalu frustasi dengan sikap Suzy. Dan yeoja itu hanya terkikik. Senang bisa mengerjai Sehun. Karena pada dasarnya dia memang menyukai sahabatnya itu.

***

Sehun gelagapan. Irene tiba-tiba menelponnya. Sepertinya wanita itu tahu kalau adiknya menginap di apartemennya. Takut-takut namja itu melirik Suzy yang tertidur di kasurnya. Ingat, hanya Suzy yang tertidur-tanpa dirinya.

"Yoboseyo, nuna?

Sehun~ah, Suzy di apartemenmu kan?

Tuh kan, benar. Wanita di seberang sana tidak menanyakan tapi malah memastikan.

e-eh. I-iya nuna.

Ya sudah, tolong jaga dia ya. Dia bertengkar dengan aboeji tadi. Mungkin besok pagi aku akan membujuknya untuk pulang. Gumawo Sehun~nie.

Dan pipi Sehun merona.

Iya nuna. Ah, nuna kapan akan datang?

Mungkin sebelum aku ke kantor.

Baiklah, selamat malam nuna. Jalja. Mimpikan aku ne?

Dan Irene terkekeh. "Malam Sehun."

Namja itu kemudian melirik Suzy. Benar-benar seperti bumi dan langit. "Eish...kenapa nuna dan Suzy bisa sangat berbeda." Namja itu bergidik ngeri. Oh Tuhan tolonglah Oh Sehun.

***

Suzy mendengus sebal. Sejak bangun dari kamar Sehun tadi, dia sudah melihat pemandangan tidak mengenakkan. Membuatnya ingin mencakar wajah Sehun. "Dasar namja genit." Yeoja itu berceloteh. Sehun mendelik. "Ya Oh Sehun, jangan mengganggu kakakku, dia sudah mau bertunangan."

"Ya, baru akan mau kan?"

Irene terkekeh. "Gwaenchana, lagipula mana mungkin Sehun menyukai nuna kan?" Irene melanjutkan membuat sarapan untuk kedua anak itu.

Sehun mencelos. Padahal dia benar-benar menyukai Irene. Dan dia sudah hampir bertekad untuk menggantikan posisi Suho di samping wanita itu. Tapi sepertinya itu sudah harus pupus.

"Lagipula kalian berdua lebih cocok." Irene menunjuk Sehun dan Suzy bergantian.

Sehun mendengus. "Nuna, jangan bercanda. Lebih baik aku tidak memiliki pasangan daripada harus berpacaran dengannya. Dia terlalu bar-bar."

Suzy terdiam. Apa Sehun sungguh-sungguh mengatakannya? Bukankah itu terlalu menyakitkan?

"Eh?" Irene melihat perubahan di wajah Suzy. Wanita itu terlampau paham kalau Suzy sebenarnya menyukai Sehun. Dan semalam adiknya bertengkar dengan ayahnya karena ia menolak untuk diperkerjakan sebagai sekretaris di kantor merger ayahnya. B&B Corp. Alasannya? Tentu karena ia ingin bekerja di CN Corp, sama seperti Sehun. "Bukankah kalian sudah bersama sejak kecil?" Irene mencoba mencairkan suasana.

"Karena itu aku tahu semuanya tentang Suzy luar dalam nuna. Dia bahkan tidak ada manisnya sama sekali sebagai yeoja."

Cukup sudah. Sehun sudah keterlaluan. Suzy kini berdiri. Membanting pintu kamar Sehun dengan keras. BRAK!

"YA! Bae Suzy! Kau merusak pintuku!"

BRAK! Sekali lagi. Tapi bedanya, yeoja itu sekarang keluar dengan membawa tasnya. Irene terdiam.

"Eonni, aku berubah pikiran. Aku akan bekerja di kantor ayah saja. Lagipula aku tidak mau dianggap menyusahkan orang albino ini."

Sehun terkekeh. "Merajuk nona Bae?" namja itu berjalan mendekat.

"Jangan menyentuhku! Aku tidak mau tertular albinomu."

Dan Irene tertawa. "Baiklah. Kau tidak mau sarapan dulu?"

"No. Ayo eonni. Biarkan saja albino ini."

"YA! Berhenti memanggilku albino!"

"Jerapah!"

"YA! Dasar kelinci!"

Dan pintu apartemen Sehun sudah tertutup. "Benar-benar. Aishh...aku jadi tidak bisa sarapan dengan malaikatku. Bae Suzy sialan."

###Tbc