E

1.7K 264 9
                                    

Seorang namja tampan tengah mengepalkan tangannya. Sebisa mungkin ia tersenyum - tapi tetap saja tidak bisa. Pikirannya semakin kacau sekarang, didepannya - tepatnya dialtar, adikny tengah mengucap janji suci dengan namja - harus kah ia mengakui bahwa ia jatuh cinta pada namja gendut itu?

"Silahkan, kedua mempelai untuk saling memberikan ciuman pernikahan.."

Changmin menarik wajah Jaejoong, ia sedikit menundukan wajahnya. Lalu...

"ANDWAE! Hosh hosh hosh.." Yunho terbangun dari mimpi buruknya. Ia mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Apa yang aku impikan? Arghhh!" Ia mengacak-acak rambutnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"KIM JAEJOONG! KAU MEMBUATKU GILA!" Dengan cepat ia menyibakkan selimutnya lalu berlari kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, ia memakai seragamnya dengan cepat lalu berjalan setengah berlari menuju mobilnya.

"Yunho?! Kau tidak sarapan?" Teriak Mrs Jung.

"Aniyaa!" Teriak Yunho dari luar, ia membiarkan keluarganya mengerutkan kening karena tak biasanya Yunho pergi terburu-buru seperti tadi. Hei! Ini masih sangat pagi.

Ok! Anggap saja aku sudah tidak waras karena sekarang aku berada didepan rumah Jaejoong. Persetan dengan harga diri! Aku harus memastikan bahwa perasaanku itu salah.

Aku memondar-mandirkan langkahku. Aku tak tahu harus mengetok pintu atau tidak. Apa jaejoong sudah bangun? Atau malah sudah berangkat kesekolah? Argh! Babo kau Yunho! Ini masih pagi!

Krettttt

"Jung Yunho?" Tubuhku menjadi kaku saat mendengar suara yang memang sudah kuhapal - entahlah mungkin otakku sudah merekam suaranya. Ku balikkan tubuhku. Aku terpanah saat melihat ia menerjap-nerjapkan matanya. Lucu.

What? Lucu? Aniya!

"Ada apa?" Ketusnya dan sukses membuatku membenahi diri dengan menampangkan wajah datarku.

"Ummaku menyuruhku untuk mengajak mu mencari cincin pernikahan..." Babo babo. Ini masih pagi? Tak ada alasan lainnya apa? Aku merutuki mulut bodohku.

"Hahhhaha. Memangnya tak ada waktu lain? Kau pikir ada toko yang buka jam segini? Bodoh.." Ejek Jaejoong. See? Aku ingin membenamkan wajahku ke air comberan!

"Kau menantangku? Akan ku buktikan bahwa ada toko perhiasan yang sudah buka jam sgini!" Aku menarik tangannya dan dengan cepat membawanya masuk kedalam mobilku.

"Yak Jung Yunho! Cepat hentikan mobilnya! Aku tak membawa tas sekolah!" Bentaknya.

"Kau diam saja! Tak ada salahnya membolos sehari!" Balasku.

"Ani! Ani! Ada sesuatu yang penting hari ini! Kita bisa ke toko perhiasan kapan pun!"

"Memangnya hal penting apa? Pernikahan kita jauh lebih penting!"

Owh shit! Aku keceplosan. See? Dia tengah memandangku dengan heran. Hentikan tatapanmu! Itu membuatku gugup. Aku menepikan mobilku kepinggir jalan.

"I..ini.. Maksudnya.. Itu.."

"Kenapa kau gugup Jung Yunho? Terserah apa maumu. Aku mau kesekolah hari ini. Changmin menungguku.."

DEG

Aku lupa. Hari ini Jaejoong akan memberikan jawabannya pada Changmin. Tapi.. Argh! Dia pasti akan menjawa 'Ya'.

"Cepat putar mobilmu! Aku tak ingin terlambat!" Perintah Jaejoong. Aku mulai menatap matanya dengan tajam. Aku tahu pasti ia ketakutan. See? Ia tampak gemetaran.

"K-kau ke-kenapa?" Tanyanya gugup. Ok. Kita pastikan hal ini. Aku pasti tak menyukainya!

Aku mulai menghimpit tubuhnya hingga ia punggungnya terjebak pada pintu mobilku. Ia menatapku tanpa berkedip. Aku menutup mataku lalu menempelkan bibirnya pada bibirku.

CUP

TIN TINNNNN

"Shit!" Bunyi klakson yang sangat kencang membuatku tak meneruskan ciumanku. Ku lirik kaca spion. Om my GOD! Terjadi kemacetan dibelakangku. Dan mereka tampak kesal. Daripada aku mati digebukin orang-orang itu, lebih baik pergi dari sini!

Aku melirik sekilah ke arah Jaejoong yang masih diam seraya menyentuh bibirnya. Apa ia begitu shock? Bukan kah ini sudah kedua kalinya? Kenapa masih shock?

"EHEM.." Aku berdeham cukup keras sehingga menyadarkannya dari aksi diam seribu bahasanya. Tapi..

BUGH BUGH BUGH BUGH

"Aw aw aw aw.. Yak Kim Jaejoong! Kau mau membuat kita kecelakaan eoh?" Ia memukul pundak dan kepalaku dengan lumayan kencang. Sakit! Untung jalanan sedang sepi, jika ramai, aku pasti sudah menabrak orang.

"Kenapa kau menciumku?!"

"Kau kan calon istriku! Jadi wajar!

"Memang siapa yang mau menikah denganmu?"

"Aku juga tidak mau! Aku juga terpaksa!"

"Yasudah! Aku akan membatalkannya dan bilang pada kedua orang tua ku dan kedua orang tua mu bahwa aku akan menikah dengan Jung Changmin!"

Ckkkkkkiiiiitttttttt

"Kau sudah gila ya!" Umpat Jaejoong. Refleks aku mengerem dengan mendadak.

"Kau tidak boleh menikah dengannya!"

"Apa hak mu?"

"Tentu saja karena aku hyungnya Changmin.."

"Tapi Changmin mencintaiku.."

"Dia tidak mencintaimu!"

"Ia sudah mengatakan perasaannya!"

"Itu semua bohong!"

"Darimana kau tau?"

"I-tu..."

"Mwo? Kau benar-benar namja sok tau!"

"Memang kau mencintainya?"

"Tentu saja! Dia baik, tampan, tidak sombong, tidak arogan, tidakhhhmmmmpppp..." Aku melumat bibirnya dengan kasar. Aku benar-benar tak suka sAat mendengar ia memuji namja lain meski namja itu adikku sendiri.

Ia memukul-mukul dadaku agar aku melepas ciumannya. Aniya! Aku masih ingin menciumnya. Ini terlalu manis untuk dihentikan. Jung Yunho mungkin sudah gila sekarang karena menyukai namja gendut bernama Kim Jaejoong. Akhirnya kulepas ciumanku lalu memeluk tubuhnya.

"Jangan sebut namja lain dihadapanku.." Bisikku.

"M-mwo?"

"Mi..mian atas ucapanku. Tapi sungguh, kau membuatku gila beberapa hari ini. Aku. Aku. Ok! Anggap Jung Yunho adalah namja yang menjilat ludahnya sendiri. Namja munafik. Aku cuma tak ingin terlambat. Maafkan aku Kim Jaejoong. Mianhae.. Saranghae.."

Jaejoong tak bergeming atas pengakuanku. Ia hanya diam didalam pelukanku. Apa ia tak memaafkanku? Apa aku tak bs mendapatkan hatinya?

"Yak Yoochun! Larimu sangat lambat! Ulang dari putaran awal! Jaga keseimbanganmu! Bungkukkan sedikit badanmu!"

Beberapa siswa hanya melongo menyaksikan tingkah gurunya- Kim Junsu yang tengah melatih - lebih tepatnya menyiksa temanny - Yoochun. Tidak biasanya pelatih sepak bola mereka itu mau berbicara banyak pada Yoochun. Mengingat Yoochun selalu menggoda Junsu. Sikap pelatih mereka hari ini benar-benar berbeda. Dan lebih anehnya Yoochun senang-senang saja diperlakukan seperti itu.

"Kau bisa main bola tidak?! Giring bolanya dengan benar! Kau melewati garis! Cepat ambil bolanya! Tendanganmu kurang berpower! Kau namja bukan sih?!"

"Hei jidat lebar! Siapa yang menyuruhmu istirahat?! Cepat ambil semua bolanya dan taruh ke gudang olahraga!"

Begitulah seterusnya.

TBC

~MS♥

I'M FAT SO WHY?Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum