Dua anak kecil berumur 5 tahun sedang berada di taman bermain, mereka menaiki ayunan, perosotan, jungkat-jungkit bersama-sama.
Mereka berlarian ke sana kemari dengan gembira tanpa mengenal rasa lelah dan terus menebarkan rasa bahagia ke sekeliling area taman bermain.
Anak lelaki mengayunkan ayunan yang ditumpangi oleh anak perempuan. Ayunan itu menganyun membuat rambut gadis itu terangin-angin. Gadis itu tertawa bahagia karena perlakuan dari temannya hari ini cukup special untuknya.
Semakin lama di ayunkan, ayunan itu semakin menambah kecepatannya dan membuatnya semakin tinggi. Tawa gadis itu kini memudar karena ayunan yang ia tumpangi terlalu tinggi. Kini yang menurutnya menyenangkan kini menjadi menakutkan menurut gadis bermarga Hwang itu.
"Hentikan..!" anak perempuan itu menutup matanya, jantungnya berdebar tak karuan.
"Aku bilang berhenti!" ia semakin mengeratkan pegangannya pada tali ayunan. Sungguh, ini sangat menakutkan.
"Ini menyenangkan bukan?" anak lelaki itu semakin mengayunkan ayunannya dengan kencang.
"Yyaa! Ini sangat tidak lucu!" rengek anak perempuan itu. Candaan temannya ini sangat tidak lucu dan terlalu berlebihan untuknya.
"Aku membencinmu kakak!" teriak anak perempuan itu. Ia tidak kuat lagi menahan air matanya akhirnya ia menangis di ayunan.
Anak lelaki itu menghentikan ayunannya karena ini sudah cukup untuk menjahili temannya.
"Maafkan aku" Ia menggenggam tangan gadis itu. Anak perempuan itu menunduk dengan tangisan itu semakin keras dan itu membuatnya sangat merasa bersalah.
"Aku. membencimu. oppa." isakan anak perempuan itu jelas terdengar di telinganya dan tatapannya terus saja terarah ke bawah.
"Maafkan aku. Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu menangis" Anak lelaki itu memeluk gadisnya ke dalam pelukannya.
Beberapa menit kemudian tangisan itu berhenti dengan sendirinya. Anak lelaki itu melepaskan pelukannya
"Maafkan aku,"
Anak perempuan itu merapihkan rambutnya. Ia menimbang-nimbang permintaan permintaan maaf temannya.
"Bagaimana jika kau membelikan aku susu kotak rasa coklat jika kau ingin aku maafkan," ia membenarkan duduknya
Bukan mendapatkan persetujuan, anak perempuan itu malah mendapatkan pukulan dari temannya,
"Yya!" anak perempuan membalas pukulannya.
"Jadi kau tidak ingin mendapatkan maaf dariku? baiklah" gadis itu berdiri dari duduknya,
"Kau semakin besar ternyata semakin perhitungan rupanya" ucap anak lelaki itu sambil mengelus rambut gadis yang berada di berada di hadapannya
"Tidak. Aku tidak seperti itu" anak perempuan itu melipatkan tangannya
"Lalu?" tanyanya
"Itu khusus untukmu saja" anak perempuan itu menjawabnya dengan enteng dan di hadiahi kembali dengan pukulan
"Ya! Kau sudah memukul ku 2 kali. Ini tidak adil!" anak perempuan itu mengerucutkan bibirnya sambil mengusap ngusap jidatnya yang terasa nyeri.
"Ayo! Kita beli" ajak anak lelaki sembari menggandeng tangan anak perempuan.
Mereka berjalan beriringan. Mengayunkan genggamannya sembari menyenandungkan lagu yang mereka berdua hapal. Dan anak perempuan itu sepertinya sudah melupakan kejadian tadi di taman bermain. Dan kini isi pikirannya di penuhi dengan susu kotak rasa coklat pemberian temannya itu.
YOU ARE READING
ALWAYS YOU
FanfictionHwang Eun Bi, gadis berparas cantik, berperawakan semampai itu kini telah bertemu kembali dengan pria yang bertahun-tahun lamanya ia cari. Kehadirannya, sangat dinantikan. Setelah dirinya mendapatkan pekerjaan, dia bertemu dengan seorang pria yang...
