Naruto terbengong sebentar saat mendengar hal tersebut. Kedua alisnya berkerut kesal menatap manusia astral di depannya. Mulutnya pun siap menyemburkan kalimat-kalimat kasar.

"Icha-Icha Paradise, hoi! Pikiranmu saja yang isinya rica-rica!"

Suigetsu pun menggaruk pantatnya yang entah gatal atau tidak. Wajahnya terlihat ber-hehe malu-malu, meski tanpa dia seperti itu wajahnya memang sudah terlihat memalukan, ups.

"Iya-iya, akan kupinjami. Sudah sana, pulanglah! Aku sudah tak sabar ber-ueue ria di kelas dengan Sasuke-ku," perintah Naruto pada Suigetsu agar segera pulang dan tak mengganggu waktunya berduaan dengan Sasuke. Tapi, wajah mesum dan mata melotot penuh berahi serta kedua alis naik turun, membuat Suigetsu menyesali keputusannya karena telah menjual Sasuke demi sebuah novel langka Icha-Icha Paradise.

"Ano, Senpai ... jangan kasar-kasar, ya!" pinta Suigetsu yang hanya dibalas dengan kedua bahu yang bergedik, tidak menjamin akan memenuhi permintaan Suigetsu. Suigetsu malah dibuat berkeringat dingin setelah melihat Naruto  memasuki kelas tempat Sasuke berada.

Sasuke yang menyadari kehadiran seseorang di kelas itu, masih memilih memandang ke arah layar ponselnya karena ia yakin yang masuk adalah temannya, Suigetsu. Sehingga ia juga tak menghiraukan saat sosok tersebut duduk tepat di bangku depannya.

"Sha-Shu-Khee-chaaan," panggil sosok tersebut dengan nada mendesah panjang dan membuat napasnya menerpa langsung ke arah ubun-ubun Sasuke yang menunduk. Mendengar suara mendesah saat memanggil namanya, membuat Sasuke mengeryit horor dan segera menegakkan pandangannya. Astaga, mata Sasuke sedikit membola kala didapatinya wajah kakak tingkat absurd yang beberapa waktu lalu juga mendesah-desah saat memanggil namanya, telah duduk berhadapan dengannya.

Naruto tersenyum ke arah Sasuke yang tengah memandangnya bingung. Senyum lebar yang menurut Naruto sendiri akan membuat Sasuke klepek-klepek, padahal dalam hati Sasuke sendiri, ia terus memanjatkan doa, berharap senyum mengerikan itu segera hilang dari hadapannya.

"Hai, Sasuke ...," panggil Naruto sekali lagi dengan tatapan mata tak lepas dari sepasang mata obsidian. Membuat Sasuke sedikit bergidik ngeri.

"Selamat sore, senpai."

Jawaban Sasuke bukannya membuat Naruto tersenyum, tapi malah membuatnya murung.

"Panggil saja Naruto, biar tambah sayang," pinta Naruto sedikit, em, ganjen? Sasuke yang mulai merasa risi dan bingung harus menjawab apa, mulai menautkan jemarinya di belakang ponsel yang ia pegang.

"Ha'i, Naruto-senpai," jawab Sasuke se-formal mungkin, dan jawaban Sasuke membuat Naruto berdecak sebal.

"Tidak usah pakai senpai, Sasuke! Tapi, ya sudahlah yang penting Sasuke sayang sama Naruto, hahaha."

Tawa Naruto yang mengerikkan membuat Sasuke memandang ke segala penjuru kelas yang kosong tanpa memalingkan wajahnya, berharap Naruto tidak sedang kerasukan hantu atau apalah. Pasalnya Sasuke menjadi takut saat Naruto berkali-kali mengatakan sesuatu yang tidak dimengerti Sasuke.

"Sasuke makan bareng senpai, yuk!"

Loh, kok, malah terdengar seperti pedofil? pikir Sasuke was-was.

"Tidak, senpai. Saya sudah makan." Naruto tampak berpikir kembali sebelum membuka suaranya.

"Kalau begitu, mau nonton di bioskop? Berdua saja," ajak Naruto tidak mau menyerah.

"Maaf, senpai. Saya ada tugas."

"Haaah, kenapa kau formal sekali denganku, Sasuke?" protes Naruto kesal karena dari tadi Sasuke terus menjawabnya dengan kata-kata formal.

"Maaf, membuat senpai tidak nyaman. Tapi, saya tidak berhak berperilaku tidak sopan pada yang lebih tua."

"Arghhh, sudahlah! Neraka Jahanam! Bersetubuh! Demi alat kelamin pria, kau sungguh menyebalkan ternyata. Sial, puja alat kelamin wanita ... kenapa susah sekali berkata kasar dengan kata-kata formal? Hah, dasar hewan berkaki empat!"

Umpatan Naruto yang tidak jelas membuat Sasuke semakin mengeratkan tautan jarinya pada ponselnya. Matanya berjelalatan berusaha melihat adakah orang yang bisa dimintai tolong untuk mengeluarkan dirinya dari sosok gila yang bernama Naruto tersebut. Namun sayangnya, hanya ada Sasuke dan manusia eror ini di dalam kelas.

***

Dengan segala rasa yang bercampur aduk, Zhee turut prihatin dan berdoa semoga diberi ketabahan untuk saudara kita; korban gempa di Situbondo dan sekitarnya. Aamin.

Oct 11, 2018

ERROR 404 ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें