PART XXI : Perhatian Leo

1.8K 76 0
                                    

Pagi itu Lira diantar Leo kekantornya, dengan mengendarai sepeda motor dinasnya. Leo yang agak ngebut dijalanan sukses membuat rambut Lira yang baru saja dirawat menjadi berantakan, walaupun helm sudah melindungi sebagian rambutnya dan malah menambah berantakan. Lira langsung turun dari motor dan berdiri disamping Leo, Leo yang melihat rambut Lira acak kadul tertawa.

"kenapa?" Leo menggeleng. Ditarik tangan Lira mendekat, dan merapikan rambut Lira dengan lembut. Lira hanya menahan senyum saja,

"nah begini lebih baik, ya udah aku langsung kepos ya. Kamu baik-baik kerjanya, jangan main mata sama temen-temen kerja yang laki-laki"

"aku nggak kayak kamu yah. Ya udah kamu hati-hati, kalau udah agak capek kamu langsung minta gantikan sama teman dong jangan diforsir terus kalau kamu sakit kayak dulu gimana." Leo tersenyum.

"oke sayang." Lira mencium tangan Leo, Leo mengusap pelan rambut Lira dan akan mencium bibirnya, Lira memundurkan kepalanya. Leo tersenyum dan mencium kening Lira.

"hati-hati Leo." Leo tersenyum. Dia langsung menghidupkan sepeda motornya dan berlalu. Setelah Leo sudah menghilang di perempatan, Lira baru beranjak. Baru saja dia akan memasuki lift, seseorang menepuk bahunya.

"ciye..... so sweet banget sih dianter polisi kekantor. Pengawalan special banget sih." goda Safira. Lira hanya tersenyum malu-malu.

"pake merapikan rambutmu yang berantakan, diusap-usap, dikecup lagi keningnya. Ah aku semakin nggak sabar pengen nyusul kamu tau nggak. Mesra banget kalian."

"apa sih Fira. Wajar dong udah suami istri inikan."

"oke-oke. Lihat saja nanti, aku dan Doni bakalan lebih mesra dari kamu dan Leo." Lira tertawa kecil. Mereka beriringan masuk kedalam ruang kerja mereka. baru saja meletakkan tas kerja dimeja, sebuah pengumuman terdengar, ternyata calon pemimpin mereka yang baru sudah datang dan ada dikantor itu. Lira dan Safira langsung bergabung dengan teman-teman laiinya di lantai tiga untuk menyambut pemimpin baru mereka.

"tuhkan Lira, bos kita yang baru cantik banget, mana tinggi lagi." seru Safira. Lira hanya terdiam dan terus menatap wanita yang ada didepannya itu.

"Lira, kamu kok bengong" Lira tersadar, dia langsung menggeleng dan tersenyum.

"teman-teman, hari ini pemimpin baru kalian datang untuk menggantikan saya yang memang sudah tua dan sakit-sakitan ini. Kenalin anak saya Sonya, mulai hari ini dia yang memegang kendali perusahaan ini, tapi walapun dia sudah menggantikan saya, saya tetap akan datang sesekali untuk mengecek semuanya. Terima kasih." setelah mendengar sedikit pidato perkenalan dari directur perusahaan itu akhirnya mereka satu persatu menyalami Sonya. Tiba saat Lira yang menyalami Sonya, Sonya langsung mengenalinya.

"mbak Lira, ya ampun aku nggak nyangka mbak kerja disini."

"iya bu. Selamat datang dan selamat bergabung dengan kita"

"jangan terlalu formal mbak, hah untuk semuanya jangan ada yang memanggil saya dengan sebutan ibu yah dikantor ini panggil saya mbak atau bos saja. Termasuk mbak, mau panggil Sonya aja juga nggak papa" Lira hanya tersenyum. Sonya berlalu dari ruangan.

"kamu kenal dia Lira?"

"kenal Fira, dia yang dijodohin sama Leo"

"heh. Serius kamu?"

"iya, tapi tenang aja. Sonya dan Leo dari awal memang udah nggak mau buat dijodohin kok. Leo udah anggap dia adiknya"

"syukurlah kalau begitu Lira. Udah melamunnya Lira, kerjaan kita masih menumpuk banget" Lira tersenyum.

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang