tentang Najmi

3 1 0
                                    

"Upacara bendera merah putih.. hari senin, tanggal 11 februari tahun 2019 segera dimulai.." suara Naela dari kelas VIII E sebagai protokol hari ini memberitahu kepada seluruh peserta upacara untuk menyiapkan diri.

"Pemimpin barisan.. menyiapkan, barisanya.."

"Siiaaaap grak!!!" Suara lantang dari setiap pemimpin barisan mulai terdengar.

30 menit sudah, upacara berjalan lancar sebagaimana mestinya.

"Bubar barisaaaaan... jalan!"
Perintah pemimpin upacara membubarkan peserta upacara dan siswa-siswi segara berhamburan menuju kelasnya masing-masing.
Sama halnya dengan najmi.
Dia segera masuk menuju kelas tanpa memperdulikan Rizka teman sebangkunya yang terus memanggil namanya.

"Kenapa dia riz,"tanya atikoh, ketua kelas VIII E yang kala itu sejajar dengan jalan Rizka.

"Nggak tahu tuh anak. Kayaknya dia belum ngerjain PR bahasa. jadi ya buru-buru ke kelas." Jawab rizka statistik.
"Ya udah. Aku duluan ya tik.." lanjut rizka sebelum berlari menyusul najmi.

Atikoh hanya mengangguk.

👓💄📖

Belum sampai di kelas, najmi menabrak seseorang.

"Aduh.. maaf, saya nggak sengaja." ucap najmi menunduk kemudian segera berlari menuju kelasnya.

Bisa-bisa aku di suruh nyikat kamar mandi nih kalau sampai nggak ngerjain PR.
Batin najmi.

Sampai di kelas ia segera membuka ransel dan mencari buku bahasanya. Dan mengerjakan PR yang ternyata hanya tiga pertanyaan.

"Biasanya kamu paling rajin kalau soal PR. Kok tumben sih belum ngerjain, mana berangkat ke sekolah terlambat lagi," seraya menarik bangkunya, rizka geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

Najmi yang masih berkutat dengan bukunya, tak menggubris perkataan Rizka.

"Iya deh iya.. " rizkapun menarik kacamata minus milik najmi tanpa izin.

"rizka! Udah deh, kamu iseng banget sih." Kesal najmi.

"Eh kamu cantik tahu kalau nggak pakai kacamata." Usul rizka.

"Terus maksud kamu aku nggak cantik, gitu kalau pakai kacamata?" Najmi masih kesal karena rizka masih tak kunjung memberikan kacamata miliknya."Rizka.. balikin!"

Rizka malah semakin jahil dengan membawa kacamata bulat tersebut keluar kelas.

"Bener-bener tuh anak ya." Geram Najmi kemudian berlari mengejar anak yang suka sekali dengan sambal terasi itu.

Suasana kelas sudah ramai di penuhi oleh siswa-siswi dan sepertinya bu Yati tak kunjung datang. Sungguh, ini kesempatan untuk murid-murid bermain di kelas. Anak laki-laki kebayakan bermain di luar kelas. Ada juga yang membentuk band dengan bernyanyi dan membiarkan yang lain memukul-mukul meja, Ada lagi gerombolan anak perempuan yang sibuk membicarakan topik hangat dari boyband kesuakaan mereka, Sedangkan najmi masih asyik kejar mengejar di teras kelas.

Satu jam kemudian kelas VIII E belum juga memulai pelajaran. Namun, siswa-siswi tak memperdulikannya. Mereka masih asyik dengan aktifitasnya.

"Tik,kamu ke ruang guru aja sana. Masa udah satu jam kita jamkos sih." usul Ratih teman sebangku Atikoh si ketua kelas.

"Iya juga ya.. kemana ya bu Yati, apa jangan-jangan sakit." Timpal Atikoh.
"Ya udah aku ke ruang guru dulu," lanjutnya menoleh ke barisan anak laki-laki.
"Rifqi! Ke ruang guru yuk.." pekik Atikoh kepada Rifqi, wakil ketua kelas.

Yang dipanggil berhenti tertawa dengan gerombolanya. sepertinya, dia termasuk rombongan yang suka ngerumpi.
"Oke.. ayo!" Balas Rifqi kepada Atikoh. "Gue tinggal dulu, bro." Tukas rifqi kepada ke empat temannya.
Temannya pun hanya mengiyakan, Kemudian lanjut mengobrol.

Semua teras kelas sepi. Sepertinya, hanya kelas VIII E yang paling ramai.

"Mereka bener- bener masih polos ya tik." celetuk Rifqi saat melihat Rizka dan Najmi yang masih kejar-kejaran di teras kelas.

Atikoh mengikuti arah pandang Rifqi." Emang. kadang gue kasian sama Najmi. Dia nggak punya temen main selain Rizka. suka di katain Kutu buku, karung bekas, dan bahkan sama guru dikira anak autis."

"Haha.. gimana nggak dikain autis, coba? Dianya aja kayak gitu,"

"Husst! nggak sopan lo Rif. Tapi emang iya sih dia pantes di sebut karung, bajunya aja kedodoran kayak gitu. kacamatanya juga, geli gue liatnya. Haha"

"Huu.. tadi lo ngatain gue buat nggak ngomong sembarang, lah lo? Lebih nyelekit tahu nggak." Cibir Rifqi.

"Udah lah.. buruan, nggak usah ribut."

Rifqi hanya mengangguk. Mengejar atikoh yang sudah beberapa senti di depan.

Tanpa mereka sadari, Rizka mendengar semua obrolan ketua dan wakil kelasnya. Sungguh, dia amat sedih mendengarnya. Ini bukan kali pertama teman sekelasnya mengejek sahabatnya. Kalian tidak pernah tahu apa yang di alami Najmi. Semoga Allah mengampuni dosa kalian. Batin Rizka memandangi punggung dua siswa terpandang dari kejauhan.

"Yes! Dapet." celetuk Najmi mengambil kacamata dari tangan Rizka yang sedang melamun. Kemudian memakainya.

"Kamu kenapa Riz?" Tanya Najmi sambil memiringkan kepala.
"Riz?"
"Riz?"
"Rizkaa!!" Pekik Najmi saat yang di tanya tak kunjung menjawab.

"Ehh iyaa," Rizka terkejut."ke kelas yuk," lanjutnya mengajak najmi.

Tapi, bukan najmi namanya jika tak bisa menebak apa yang di pikirkan orang-orang terdekatnya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya najmi pada gadis yang lebih pendek darinya.

"Nggak papa."

"Nggak mungkin." Tebak najmi tepat sasaran.

Rizka tahu betul sifat najmi yang tak pernah menyerah mencari jawaban yang ada dipikirannya. Pernah waktu itu jam istirahat najmi berada di samping kanan kelasnya, guna mempraktikan apa yang guru biologi terangkan mengenai cacing yang bernafas dengan kulitnya. Ia sengaja meminta sedikit garam kepada ibu kantin lalu melarutkannya dengan air yang pastinya ia tumpahkan kedalam tanah yang lembab. Dan benar saja, cacing-cacing naik kepermukaan tanah karena kulitnya panas terkena air garam. Begitu juga dengan pertanyan yang satu ini. Najmi akan terus bertanya.

"Mmm nggak. Aku cuma lagi nebak aja kenapa bu Yati nggak ngisi kelas. Udah satu jam lho, kita jamkos. Sampai atikoh pergi ke ruang guru." Sangkalnya panjang lebar dengan harapan najmi percaya.

"Oo.. itu." Ujar najmi mangut-mangut.

Alhamdulillah, najmi nggak curiga. Batin Rizka senang sekaligus sedih. Sedih karena telah berbohong.

"Ya udah yuk, masuk." Rizka menarik tangan najmi.

"Iya, iya. Tapi nggak di tarik juga kali.." balasnya acuh.

Ya Allah.. berikan kebahagian dan kesembuhan untuk sahabatku, agar semua orang tahu bahwa dia tak seburuk yang mereka pikirkan. Doa Rizka dalam hati, doa yang benar-benar tulus untuk sahabatnya.

❤❤❤❤

Kependekan nggak part ini? atau justu panjang?

Kritik dan saran kalian mengenai cerita ini sangat membantu kawan, biar aku bisa selangkah lebih maju.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 31, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My First Make UpWhere stories live. Discover now