Prologue

17 0 0
                                    


"Cinta telah membunuhmu, Ibu," ujar Layka, menatap perempuan yang tengah terbaring tak berdaya di depannya, di atas kasur tua yang terlihat keabu-abuan di ruangan yang terselimut kegelapan. Aroma pengap bercampur amis darah menjajah ruangan itu, menghiasi kegelapan bersama segaris cahaya yang jatuh dari celah jendela, membuat debu-debu yang berterbangan terlihat seperti hujan salju di musim dingin. Ruangan itu berduka. "Cinta yang kau biarkan tumbuh liar, hingga menyakiti."

Tak ada air mata yang jatuh setetes pun. Tak ada isakan. Bahkan tidak penyesalan. Tak ada yang tersisa, selain cinta yang tulus. Cinta yang semestinya wajar.

Aversi SintasWhere stories live. Discover now