Bagian 2

19 2 0
                                    

Cinta yang kini sedang tumbuh harus terpaksa di bunuh. Ku kira aku menjadi milik dia satu-satunya. Ternyata aku hanyalah selir di istana Raja yang sudah memiliki Ratunya sendiri, bahkan sudah memiliki putri dan pangeran kecilnya. Jujur hatiku hancur saat itu. Dia meminta maaf atas semua kebohongannya selama itu, aku memaafkannya. Tetapi aku bodoh kenapa aku harus terbuai lagi dengankata-katanya. Begitu banyak alasan yang dia buat sehingga aku begitu saja percaya setiap untaian kata yang keluar dari mulutnya, dan sejak saat itu mungkin aku bisa disebut orang ketiga dalam rumah tangga orang.

Awalnya hubungan kami baik-baik saja sampai hubungan kami berjalan sekitar 8 bulan. Ratunya mengetahui hubungan kami. Sama seperti wanita lain, pasti ia akan marah jika lelakinya didekati wanita lain. Tetapi dia pandai berbicara dengan ratunya, sehinggu kejadian itu tidak terlalu memanas. Namun dia mulai menjaga jarak dengan ku, hatiku kembali hancur untuk yang kedua kalinya. Semua yang dia bilang ternyata palsu. Dia bilang dia mencintaku lebih dari ratunya, bahkan tidak masalah jika ratunya tahu akan hal ini. Namun fakta berbicara lain. Aku hanya sedih dan hancur tapi tidak mampu melakukan apa-apa. Aku hanya mengiyakan semua perkataannya walaupun itu menyakitkan. Yang kupikirkan saat itu adalah bagaimana supaya dia tetap tinggal dan aku berpikir bahwa dengan mengiyakan permintaannya maka ia akan tetap tinggal. Hari demi hari aku melewati ini. Aku hanya minta pada Tuhan , untuk memberikan ku kesabaran yang lebih jika Tuhan masih ijinkan kita untuk bersama. Mungkin terdengar gila, tapi itulah kenyataannya.

Dan pada suatu hari hati kecilku berbisik untuk mencoba mengerjainya dengan berpura-pura menjadi orang lain. Dia tidak mengakui aku dan bahkan juga tidak mengakui Ratunya.Dari situ aku mulai berpikir bahwa dia hanya menggannggap aku mainannya, tapi setiap otakku berpikir demikian, hatiku selalu bilang bahwa dia mencintaiku. Aku hancur untuk ketiga kalinya. Dia memarahi ku atas tindakanku, bahkan aku yang minta maaf, karena sudah melakukan itu. Walaupun jika dipikir secara logika, bukan aku yang salah. Aku hany terlalu mencintai hubungan ini sehingga aku berpikir aku minta maaf hanya supaya kita tidak bertengkar terlalu dalam dan dia tidak pergi.

Tidak lama setelah itu, hubungan kami di uji kembali. Orang tuaku mengetahui hubungan ku dengan dia yang sudah memiliki ratu serta putrid an pangeran kecil. Orang tua ku sangat marah dan kecewa. Mereka dating menemui dia dan menyuruhnya untuk berhenti mendekati ku. Dan pada saat itu juga dia memutuskan hubungan kami. Aku sangat hancur, tapi mungkin ini memang hukuman dari Tuhan. Tetapi keesokan harinya dia kembali padaku, kembali untuk hatiku. Dengan segala kesepakatan yang dibuat, akhirnya kami berdua kembali menjalani hubungan ini.

Pagi hari dibulan oktober 2016, aku mengalami sakit yang hebat dan harus menjalani operasi di perutku bahkan setelah itu aku harus beristirahat selama satu bulan full dirumah. Hari-hari dirumah sakit kurasakan dia mulai berbeda seolah menjauhi aku. Chatnya mungkin bisa dihitung dalam satu hari. Aku sedih disaat seperti ini dia malah bersikap seperti itu. Namun aku tetap berusaha tegar. Ketika tiba saat aku dioperasi, dia mengirim pesan padaku sebelum aku masuk keruang operasi. Namun saat aku selesai operasi, bahkan samapai aku tersadar di jam 6 sore, tak kutemukan satu pesanpun darinya. Hatiku hancur untuk kesekian kalinya.

Beberapa kemudian aku pulang dari rumah sakit. Di kamar aku merenung akan sikapnya yang kian dingin terhadapku. Aku namanya wanita pasti punya teman curhat. Begitupun aku. Aku memiliki teman curhat seorang wanita namanya Dian. Aku tidak pernah menyangka sikap dinginnya dia ternyata ada hubungannya dengan dian. Awalnya dian bilang bahwa dia adalah lelaki yang sangat-sangat menjengkelkan. Tetapi ternyata mereka bertukar pin BBM dibelakangku, bahkan sering berikirim pesan tanpa sepengetahuanku. Dian pernah memintanya menjemput dirinya saat ia pulang dari rumah sakit menjengukku. Aku tidak pernah menyangka dan aku mengetahui semua itu langsung dari mulutnya Dian. Oh Tuhan inikah karma yang harus kuterima ??

Pada saat itu rasanya aku ingin mati. Aku tersakiti oleh dua orang yang aku sayang. Kenapa mereka tega. Aku tidak bisa marah. Karna dia selalu membenci aku ketika aku marah. Jadi aku memendamnya sendirian, menangis sendirian dan mengadu pada Tuhanku. Tapi aku tidak pernah bisa membencinya. Aku selalu mengiklaskan apa yang sudah ia perbuat. Hingga pada suatu malam aku nekat dengan sakit perut bekas operasi aku nekat untuk keluar rumah menemui dia. Ada sakit yang teramat sangat saat menatap matanya. Ada rasa kecewa yang ingin kulampiaskan tapi tertahan karna ia tidak menyukai itu. Kata maaf memang terucap dari mulutnya, walaupun aku tidak tahu itu tulus dari hatinya atau tidak.

Sejak saat itu dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Dan bodohnya aku percaya lagi setiap janjinya yang mungkin dia sudah ucapkan ratusan kali namun tak satupun dibuktikannya. Namun hatiku yang sudah hancur berkali kali karenanya mencoba untuk mempercayainya lagi dan lagi.

Sampailah hubungan kami di akhir tahun. Kami merencankan untuk jalan-jalan berdua. Akhirnya malam itu selepas pulang kerja, kami janjian untuk bertemu dan keliling Jakarta. Lalu ketika sudah jam 1 pagi, kami berdua masuk ke sebuah club malam. Disana aku merasakan hangat pelukannya. Walaupun aku sadar mungkin hanya karena pengaruh alcohol yang membuatnya sedikit melayang. Aku bahagia rasanya. Aku merasa akulah satu-satunya, walaupun kenyataannya tidak seperti itu. Aku berdoa di malam pergantian tahun ini supaya Tuhan masih ijinkan kami bersama tanpa adanya rasa sakit lagi. Ternyata Tuhan menuliskan lain. Ada rasa sakit yang malah bertambah di tahun berikutnya.

Haruskah Cinta Serumit Ini ?Where stories live. Discover now