Prologue

5 1 0
                                    

 [ Tape 一 001 / 2002 ]

"Mm.. baiklah, ini adalah tape pertamaku...
Aku tidak tau kenapa aku melakukan ini,
tapi mungkin mulai dari sini aku bisa tahu bagaimana seorang aku bisa berkembang dan mulai mencintai diriku sendiri... oh dan juga adikku tentu saja" ucapnya lalu menghentikan recorder.

Anak laki-laki itu menyimpan wajahnya diantara kedua tangannya yang bersilang diatas meja. Ia memejamkan matanya beberapa saat "Ayah kapan pulang ya?" Gumamnya.

Sebuah decitan dari pagar besi yang mulai menua terdengar hingga kamarnya, ia mengangkat kembali kepalanya lalu mengintip dari balik jendelanya dan mendapati ayahnya yang baru saja pulang.

Langit sudah sangat gelap, jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Pria paruh baya itu kembali dari bekerja lembur.

Anak laki-laki itu keluar dari kamarnya, mencoba menyambut pria yang selalu ia sebut sebagai Ayah dengan senyum, ia mengatakan "Selamat datang" ucapnya.

Ayahnya menatapnya lalu tersenyum tipis dan meraih kepala anak laki-lakinya itu "Bagaimana harimu, nak? Kenapa belum tidur?" Tanyanya dengan suara yang penuh dan rendah.

"Belum bisa tidur..." jawabnya seadanya, lalu ia berpikir "Mau dibuatkan kopi?" Tanyanya.

Pria paruh baya itu kembali tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya "Tidurlah, besok kau harus sekolah bukan?"

"T-tapi..."

Sebelum anak itu menyelesaikan kalimatnya, ayahnya berlutut dihadapan badan kecil itu "Tidurlah Rafa, calon astronot harus tidur cepat agar besok sekolahnya bisa jadi juara, oke?" ucapnya seraya tersenyum penuh hangat.

Anak laki-laki itu dengan cepat mengangguk lalu tersenyum lebar "Oke!" jawabnya riang seraya mengangkat jempol tangannya di udara.

"Udah sana kembali ke kamar, ayah akan tidur juga" ujarnya dan perlahan berdiri kembali.

Rafa membalikan badannya lalu masuk kembali ke kamar. Namun tak lama, ia mendengar suara ibunya berteriak dari luar kamarnya.

"DARIMANA SAJA KAMU?!" suara ibunya itu menggema hingga kamarnya "PULANG JAM SEGINI?? DAPAT APA?!"

Setelah mendengar itu Rafa memeluk erat adiknya yang tertidur pulas dikasur yang sama dengannya. 

Suara teriakan itu masih jelas terdengar, bagaimana kedua orang tuanya bertengkar. Ia meringkuk takut, matanya memejam berharap agar pertikaian kedua orang tuanya cepat berakhir.

Namun pertikaian itu tidak berakhir, dalam diam ia menangis, rasa takut yang besar menggerogoti tubuhnya. Laki-laki kecil berusia sepuluh tahun itu berusaha keras menyembunyikan suaranya.

Ia mengecup kepala adiknya yang masih berusia delapan bulan "Kakak, akan terus melindungimu. Itu janjiku" ucapnya dengan suara yang parau.

To be continue...

xxx
Hai! Been so long since the last I updated, hope you guys love this story ♡♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rafa's Listening TapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang