.

Saat ini tubuh keduanya sudah basah karena kehujanan.
Jihyo hanya bisa tersenyum tak enak pada Jungkook, sedangkan Jungkook sudah melihatnya dg tatapan ingin membunuh.

Jihyo agak terpana, karena kaus berwarna putih Jungkook yang basah memperlihatkan bagaimana badan lelaki itu berbentuk dan atletis. Jihyo menelan salivanya dg susah payah.
Segera ia menyadarkan dirinya dari fantasi liarnya.

"Kau masuk saja kedalam, aku akan meminjam pakaian tetanggaku"
Kata Jihyo sambil menyerahkan kunci pintu kamarnya lalu ia dg cepat pergi ke kamar salah satu teman laki-laki untuk meminjam sweater beserta celana training untuk Jungkook.

Setelah Jihyo kembali terdengar suara shower kamar mandi Jihyo yang menyala, dg cepat Jihyo mengetuk pintu kamar mandinya.

"Jungkook-ah, ini bajunya"

Jungkook membuka pintunya sedikit lalu mengeluarkan tangannya
Dg cepat Jihyo memberikan baju pinjaman itu.

.

Jihyo pov

Setelah aku memberikan baju pinjaman dari Kak Jongin, aku pergi ke lemari.

Aku bingung, setelah mandi aku ingin memakai baju apa.

Astaga kenapa aku begini? Biasanya aku tidak terlalu memikirkan akan memakai baju apa kalau dirumah. Tetapi sekarang?

Tiba-tiba Jungkook keluar dari kamar mandi, membuat diriku terlonjak. Dg gerakan cepat aku mengambil asal baju yang akan aku pakai.

.

Aku merutuki diriku yang begitu bodoh karena mengambil baju yang salah.
Sekarang aku memakai pakaian yg bisa dibilang begitu menggoda. Bagaimana tidak?

Kaus tipis ketat berwarna putih dg bra hitam didalamnya dan juga hotpants pendek sekali yang memperlihatkan garis antara bokong dan pahaku.

Good job Park Jihyo!

Persetan dg semuanya, aku langsung membuka pintu kamar mandiku dan keluar.


.


Jungkook pov.

Saat dia membuka pintu kamar mandi, aku agak terkejut melihat penampilannya yang begitu menggoda.
Rambutnya yang masih setengah basah, dg baju putih ketat serta hotpants membuat lekukan tubuhnya dg indah tersampir disana.
Oh, jangan lupakan, aku bisa melihat bra-nya pula yang berwarna hitam.

Sungguh, dia adalah ciptaan Tuhan yang paling indah. Asataga, kapan hujan reda? Bisa-bisa khilaf aku kalau berada disini terus.


"Apa kau mau teh hangat?" Tanyanya yang berhasil membuyarkan lamunanku. Dg cepat aku mengangguk saja.


Kamar kosan dia lumayan besar dg dapur kecil yang langsung terhubung dg kamar, hanya saja, dapur itu dibedakan tinggi lantainya dg ruangan kamarnya.
Dapur dan kamar mandi yg bersebelahan lebih rendah dari kamar.

Sedangkan kamrnya hanya berisi single bed, meja belajar, lemari dan tv, taklupa meja kecil di tengahnya menjadi pelengkap untuk menaruh snack dan penyanggah aktivitas makan.

Aku duduk di belakang meja itu sambil menonton tv.
Fokusku teralihkan dgnya. Bagaimana tidak? Lihatlah, dia berdiri membelakangiku dg hotpants yang memperlihatkan kakinya yang indah.

Ketika ia berbalik dan berjalan kearahku, aku langsung pura-pura fokus pada tv.

.


Author pov

I Would [Complete]Where stories live. Discover now