Shoot for Love 3

15 0 1
                                    

@Shane pov

Ini cukup menarik. Samurai warisan turun-temurun keluarga Nishikura yang berharga milyaran US Dollar? Keren!

Mungkin memang ada baiknya jika dia ambil bagian dalam misi ini. Jarang ada yang bisa bergabung dengan mafia high-class seperti Shania sekarang, bukan? Aku akan kirim pesan pada Mom dan Dad nanti.

“Lalu dimana Sayaka?” tanyaku

“Mana kami tahu. Kau tidak sedang mencurigai kami kan?” sanggah Zinnia

“Tidak. Ah,lupakan saja.”

“Oh ya Shane,berapa usiamu? Kau terlihat masih sangat muda.”

“Eh…Aku? 16 tahun.” Aku mengulas senyum

“Setahun lebih tua dari Zinne” komentarDylan.

Dorr!

Terdengar letusan senjata api dari mobil belakang. Shane dan yang ain merunduk. Sementara itu,Amore menginjak pedal gas lebih dalam.

Aksi kebut-kebutan ini terjadi di Clark Bounty, Las Vegas. Mobil hampir memasuki jalan besar tapi  Amore mengecoh mobil-mobil itu. Di depan ada gang kecil. Amore kemungkinan akan membawa mobil ini ke sana.

Tepat saat kami akan berbelok,sebuah mobil menghantam kami sehingga mobil oleng sesaat. Lalu mobil-mobil hitam lainnya mengepung kami. Aku bergidik. Ini buruk! Lebih buruk dari nilai bahasaku semester lalu. Aku menoleh pada Dylan. Amarah memancar dari wajahnya yang sedikit terluka. Dengan berani pria tampan itu membuka pintu mobil dan berjalan dengan kaki yang agak pincang.

“Pria bodoh!” umpat Amore sambil ikut turun.

Mike dan Ivan berpesan padaku dan Zinnia agar tetap di mobil dan setelah itu mereka pergi. Zinnia tampak menelepon seseorang dengan wajah panik dia menceritakan semuanya di telepon. Aku mengintip dari jendela mobil. Dylan berjalan terpincang dibantu oleh Amore dan di belakang mereka Mike dan Ivan berjaga-jaga.

Pria setengah baya turun dari Lamborghini. Kemudian disusul oleh pria muda dibelakangnya. Mereka berwajah Jepang. Pasti mereka adalah keluarga Nishikura. Dua orang pria berbadan besar ikut keluar dari mobil lain dengan memegangi seorang gadis yang kalau kulihat sekilas mirip dengan Dylan. Matanya biru safir,seperti Dylan. Hanya saja dia memiliki rambut coklat terang. Tangan gadis itu diikat dan matanya merah seperti habis menangis. Begitu melihat Dylan,ia meronta sambil memanggil nama Dylan. Siapa dia? Batinku terus bertanya.

Tanpa kusadari Zinnia ternyata ikut mengintip. Matanya terlihat sedih. Aku ingin bertanya tentang mereka,tapi ku yakin ini bukan saat yang tepat. Zinnia memutar ponselnya dengan tatapan kosong.

@Normal pov

“Dylan Fracker!” Pria jepang yang masih muda itu berseru lantang.

“Kembalikan adikku Sayaka!” lanjutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 31, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Black Butterfly : Shoot for LoveWhere stories live. Discover now