bab 4.5 - "aku ingat semuanya"

Start from the beginning
                                    

Hatinya yang terluka menguasai seluruh akal sehatnya, membuatnya ingin meluapkan segala emosinya kepada wanita yang sejak dirinya terbangun dari koma telah merawatnya seperti buah hatinya sendiri. Jaejoong ingin menyalahkan wanita ini, bukan hanya karena ia telah membohongi dirinya, namun juga karena ia telah memisahkan seorang putra dari ibunya.

"Lantas bagaimana dengan ibuku? Tidakkah anda memikirkan bagaimana perasaannya?" katakanlah ia kejam, namun Jaejoong merasa puas melihat sorot mata yang biasanya penuh kehangatan itu tampak terluka. "Anda telah mengambil darinya satu-satunya harta yang dia miliki, anda telah mencuri kebahagiaannya, tujuan hidupnya. Bukankah anda juga wanita? Tidak pernahkah sekalipun anda memikirkan betapa sakitnya dan kesepian yang dialami wanita itu sejak putranya menghilang?" Dadanya terasa sesak, hatinya dipenuhi kebencian, ia ingin mengucapkan kata-kata yang semakin menyakiti perasaan wanita di depannya. "Wanita itu yang telah melahirkan dan merawatku sejak kecil, ia hanya ingin putranya mendapatkan perawatan terbaik karena itulah ia menyerahkan putranya pada suami anda. Ia bahkan meninggal dunia tanpa sempat bertemu kembali dengan putra yang ia rindukan.."

Jaejoong berbalik pergi -meninggalkan wanita paruh baya yang masih bersimpuh di lantai, menundukkan kepalanya dalam-dalam, dan terus menggumamkan kata maaf sambil terisak- bibirnya tersenyum penuh kepuasan.

Jaejoong terus mengemudikan mobilnya, ia harus menemui Yunho sebelum pria itu kembali ke Korea. Ia ingin menceritakan semua yang terjadi hari ini pada pria yang telah memiliki hatinya tersebut. Ia akan mengatakan pada Yunho-nya, bahwa dirinya akan menerimanya ajakannya untuk kembali ke Korea bersamanya. Persetan dengan semua yang ia miliki di sini. Kim Jaejoong sudah mengetahui kebenarannya, dan ia sudah cukup merasa dibohongi oleh kedua orang yang ia sebut sebagai orang tuanya.

Jaejoong masih mengemudikan mobilnya dalam kecepatan tinggi, nyaris terlambat menyadari serombongan murid taman kanak-kanak yang hendak menyeberang. Beruntung dirinya sempat membanting kemudi pada detik-detik terakhir untuk menghindarkan kecelakaan, mobilnya yang kehilangan kendali berhenti setelah menabrak sebuah sepeda motor yang terparkir di depan restoran cepat saji tak jauh dari sana.

.

  ~*~*~  

.

Jung Yunho berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit di pusat kota Tokyo. Dirinya sedang dalam perjalanan menuju bandara ketika Sekreataris Shim menerima panggilan dari rumah sakit yang menyatakan bahwa Kim Jaejoong mengalami kecelakaan. Ia segera memerintahkan pada Changmin untuk berbalik arah.

Sesampainya di tempat yang dituju, Yunho melihat sang kekasih terbaring di ranjang rumah sakit, sebuah perban dan plester terpasang pada luka di dahinya. Jaejoong membuka mata ketika indera penciumannya menangkap aroma parfum pria kesayangannya, pria itu menghampiri ranjangnya dan duduk di kursi di samping tempat tidur, menanyakan keadaannya.

"Aku ingin pulang," Jaejoong bangkit dari tempat tidur, Yunho menahannya agar kembali berbaring.

"Aku tidak apa-apa, hanya luka kecil saja, kok," Jaejoong menunjuk perban di dahinya. "Aku baik-baik saja, yunho-ssi, hanya lelah." Ia menyandarkan tubuhnya di dada bidang yang menjadi tempat favoritnya untuk bersandar di muka bumi, "Aku ingin pulang."

.

  ~*~*~  

.

Yunho membawa Jaejoong kembali ke hotel tempat sebelumnya ia menginap, karena pria cantik itu menolak pulang ke rumah sang ayah. Sementara Jaejoong beristirahat di kamar Yunho, pengusaha tampan itu menemui Sekretaris Shim, ia memintanya mengatur ulang jadwal pertemuan dengan investor asing dari Eropa yang semestinya diadakan lusa, dikarenakan kepulangannya yang tertunda. Jung Yunho telah memutuskan, ia hanya akan pulang ke Korea setelah keadaan kekasihnya membaik, dan kali ini ia tidak akan pulang tanpa Jaejoong.

saudadeWhere stories live. Discover now