“Listen to me, kalau gue bisa untuk membuat Reyna kembali ke pelukan gue, kenapa lo gak bisa untuk buat Arya suka sama elo? Elo cantik, lo juga humoris. Jadi kenapa elo psimis?” ucap Elang lalu mengacak rambut Yunia pelan.
Tanpa Elang sadari, Yunia tersenyum miris. Jelas saja ia psimis, karena ia pernah melakukannya namun gagal.
“Kenapa gue psimis? Karena sedikitpun elo gak pernah melihat ke gue kan?” bisik Yunia pelan, namun membuat Elang langsung menatapnya lekat. Yunia lalu kembali tersenyum miris. Ia menatap Elang lekat.
“Ini sebabnya, ini. Lo bahkan gak tau kalau gue ‘pernah’ suka sama elo kan.” Dan itu bukan pertanyaan, namun pernyataan. Pernyataan yang membuat Elang tidak mampu berbicara sedikitpun.
“Kenapa wajah lo jadi butek gitu? Tenang ajah, sekarang gue udah gak suka sama elo kok.” Ucap Yunia sambil menonjok bahu Elang bercanda.
Elang tersenyum tipis, ia menatap gadis di sampingnya. Benarkah? Benarkah gadis ini pernah menyukai dirinya. Yunia, adik tingkat sekaligus tetangganya. Gadis yang selalu menyapanya tanpa sungkan, selalu berlaku sebagai temannya. Benarkah? Atau justru ia yang benar-benar tidak peka? Apa ia terlalu fokus pada Reyna, tanpa memperdulikan gadis lain di sekelilingnya?
Sementara itu, Yunia tersenyum. Senyum palsu. Sudah jelas bukan, bagaimanapun ia berusaha, tidak akan ada yang menadari bahwa ia memberi perhatian lebh pada mereka. Air mata itu kembali menetes, namun ia segera menghapusnya cepat.
Sadarlah Yunia, kau bukan pemeran utamadalam kehidupan mereka. Kau hanya dianggap sebagai sahabat dari gadis yang mereka cintai. Tapi apakah ia tidak boleh memiliki kehidupan sendiri? Kehidupan dimana ia yang menjadi pemeran utama? Kehidupan dimana ia yang menjadi Putri Raja, bukan sebagai ‘sahabat’ putri raja?
“Elo gak papa?” bisik Elang menyadarkan Yunia dari lamunannya. Yunia terssenyum lalu menatap Elang.
“Emang gue kenapa? Lo pikir patah hati bakal buat gue galau terus?” ucap Yunia lalu bangkit berdiri dan meregangkan tubuhnya, yang dihadiahi pelototan oleh Elang.
“Elo tuh cewek apa bukan sih? Seenaknya ajah mulet-mulet gitu.” Tegur Elang yang hanya dihadiahi cengiran oleh Yunia.
Elang tertawa. Ia lalu berdiri dan melakukan hal yang sama seperti yang Yunia lakukan. Meregangkan tubuhnya.
“Lang?” pangil Yunia.
“Hemm?” balas Elang.
“Ke ancol yuk, gue pingin main-main disana. Sekalian buang sial. Biar elo gak galau mulu.” Ajak Yunia. Elang tertawa pelan.
“Yang galau siapa yah? Situ kali..” ucap Elang menggoda.
“Hehehe... ah elo mah....” cengir Yunia malu, membuat Elang tertawa keras, dan tanpa sadar ia menarik Yunia ke dalam pelukannya, membuat Yunia terdiam.
“Rasanya udah lama banget gue gak ketawa selepas ini. Gadis lucu.” Ucap Elang, membuat Yunia merasa panas dingin.
Tuhan... apakah ini mimpi? Kenapa jantungnya berdebar dengan kencang?
*****
“Hwaaa tornado!! Ayo Lang temenin gue naik.” Pinta Yunia. Elang hanya tertawa melihat tingkah Yunia yang sedikit kekanakan.
YOU ARE READING
My Beautiful Sista
RomanceSiapa yang tau bahwa cinta akan datang pada mereka tanpa mereka sadari... Sebuah Cinta yang mungkin terlarang, atau bahkan TAKDIR lah yang melarang mereka bersatu... TAKDIR memang mempertemukan mereka menjadi dua sosok yang saling menyayangi, tapi a...
^^My Beautiful Sista Part 17^^
Start from the beginning
