1st of August

8 2 0
                                    

Tes...tes...tes...
Air mata ini tak ingin berhenti.
Ia terus mengalir seakan ingin menguras seluruh cadangan air mata.

Lagi dan lagi, ia keluar karena hal yang sama.

Takut akan perpisahan.
Takut akan kenyataan yang ada.

Seharusnya ia sudah terbiasa dengan hal itu. Tak seharusnya ia menetes beribu kali karena hal yang sama, setiap harinya.

Tak ku hiraukan air mata ini.
Aku enggan menyentuhnya.
Ku biarkan ia mengering dengan sendirinya.
Sama seperti luka ku.
Ku biarkan luka di hatiku mengering dengan sendirinya.
Toh, tak ada yang peduli dengan ku.
Jadi untuk apa aku peduli dengan diriku sendiri?

Aku hanya termenung di atas tempat tidurku, menatap pintu yang berada tepat di depan tempat tidurku.
Kepalaku terasa penuh dengan semua pikiran-pikiran yang menyebalkan.
Andai bisa ku muntahkan, pastilah sudah ku muntahkan sejak tadi. Atau mungkin kemarin-kemarin.

Hari ini, aku bolos les. Dengan alasan, besok aku ada ulangan harian geografi. Ya, mata pelajaran yang terbilang sedikit sulit bagi anak jurusan ips di sma.
Alasan tadi kusampaikan kepada mamaku lewat pesan tidak berbayar. Untung saja, dia percaya padaku.
Entah ia percaya atau memang tidak peduli.

Setelah puas dengan kegiatan 'termenung' ku tadi, aku terbangun dari tempat tidurku. Aku melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena hari menjelang malam. Memilih pakaian yang hangat untuk menyelimutiku malam ini.

Aku mengambil buku geografi dan mulai menghafal beberapa teori dan rumus skala pada peta.

Hingga pukul 22:10 aku memutuskan untuk tidur.

Satu hal yang baru kusadari dan ku syukuri, hari ini setan sedang berbaik hati pada tubuhku.
Mungkin karena ia sudah bosan membisikkan cara ampuh untuk menenangkan jiwaku.

Baiklah, selamat tidur kawan.

▼▲▼▲▼▲▼▲

GemalaWhere stories live. Discover now