Bab 6 - Back To Home

Comincia dall'inizio
                                    

"Tentu saja aku akan membawanya bersamaku jika kau berani menyakitinya lagi."

"Hyung..."

"Hey aku hanya bercanda." Kris terkekeh geli.

"Astaga..." Minyoung menggelengkan kepalanya, ia jengah melihat pertengkaran yang menurutnya konyol itu. "Sudahlah, sebaiknya kita pulang, Oppa." Minyoung berdiri. tangan kanannya ia gunakan untuk memegang perutnya yang sudah membuncit, sementara tangan kirinya berpegangan pada bangku kayu yang baru saja ia duduki.

"Sayang, hati-hati." Sehun membantu Minyoung berdiri dengan meletakan tangannya pada kedua bahu Minyoung.

Minyoung mengedarkan pandangannya. Dari jarak beberapa meter, Minyoung melihat Nami berjalan menuju ke arah mereka. Wanita itu terlihat menggerutu dengan sumpah serapahnya. Tatapan Minyoung terhenti pada bagian perut Nami yang datar, wanita itu mengernyitkan dahinya hingga kedua alisnya menyatu. aneh, Pikir Minyoung. Bukankah seharusnya perut Nami juga sudah membesar? Lalu kenapa perut wanita itu terlihat datar? Apa yang terjadi sebenarnya?

"Kenapa kalian lama sekali?" Nami bertanya dengan wajah garangnya. "Eonni, apa yang sebenarnya kalian bicarakan? Kenapa lama sekali?" Nami menatap Minyoung tajam. Kris melirik Nami, bibirnya terangkat sebelah, pria itu tersenyum sinis. Ck! Eonni? Astaga...Sejak kapan Nami memanggil Minyoung dengan panggilan Eonni? Ini Sulit dipercaya.

"Kenapa kau tidak pulang terlebih dahulu jika kau bosan menunggu kami, Nami-ssi?"

Brengsek!

Umpat Nami dalam hati. "Ah, aku tidak menunggu kalian, aku menunggu suamiku." Nami tersenyum mengejek.

"Kau menunggu suamimu? Astaga... Apa kau tidak merindukan KAMI Nami-ssi?" Kris melirik Minyoung sekilas. Pria itu bertanya dengan menekankan kata 'KAMI'. Kami yang ia maksud; adalah dia dan juga Minyoung. "Bukankah kita sudah lama tidak berkumpul bersama? Kenapa terburu-buru sekali?"

"Apa kalian saling mengenal?" Sehun bertanya dengan kedua alis yang bertaut. Ia melirik ketiganya curiga.

"Aish sudahlah, oppa, sebaiknya kita cepat pulang ke rumah." Minyoung menggandeng lengan Sehun menjauhi keduanya. Sehun sesekali melirik kebelakang. Sehun mengendikkan bahunya acuh namun rasa penasaran masih menyelimutinya.

"Han Nami, ada yang harus aku bicarakan padamu." Nami hendak meninggalkan Kris di taman itu. Namun wanita itu terpaksa harus mengurungkan niatnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" Nami menatap Kris dengan mata elangnya. Sebenarnya, wanita itu amat sangat merindukan Kris, namun setelah melihat kedekatan Minyoung dan juga Kris, wanita itu kembali dilingkupi oleh rasa kebencian. Setiap Nami melihat kebersamaan Minyoung dan juga Kris, ia akan mengingat semua kejadian pahit terdahulu. Kejadian pahit yang membuat seseorang kehilangan nyawanya. Kejadian yang membuat wanita itu merasakan sakit hati yang amat dalam.

"Duduklah." Perintah Kris. Nami mendudukan bokongnya disamping pria itu.

Kris menghela nafas panjang guna meyakinkan dirinya. "Hentikan Semua ini!" Pria itu berbicara dengan memejamkan kedua matanya.

"Apa maksudmu? Apa yang harus aku hentikan?" Nami menatap kris tajam.

"Han Nami, jika kau melakukan semua ini karena rasa dendammu kau akan menyesalinya." Kris menolehkan kepalanya. Menatap Nami tak kalah tajam.

"Cih, menyesal?" Nami tersenyum kecut. "Dengar! Aku tidak akan pernah menyesal, justru aku yang akan membuat kalian menyesal." Nami berdiri, wanita itu hendak melangkahkan kakinya, namun dengan segera kris mencekal pergelangan tangan kiri Nami.

ITS HURT (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora