bagian dua

4.4K 354 5
                                    

Hyuuga Neji menyeruput teh hijau d depannya. Hatinya mencelos saat lelaki bersurai hitam ini mengutarakan niatnya. "Neji, ah! Maaf, aku harus membiasakan diriku memanggil Nii-san." Itachi memamerkan cengiran yang membuat alis Neji naik sebelah.

"Apa maksud semua ini?!" Neji tahu, tapi memilih berpura-pura tidak tahu. Pria Hyuuga itu tidak pernah mau membayangkan Hinata berganti marga. Tidak dengan Uchiha atau yang lain. Salahkah obsesinya itu?

Itachi menelan ludah, tahu betul perasaan Hyuuga Neji. Ia tahu sejak lama, kalau sebenarnya perasaan Neji tidak sesederhana sister complex. "Maaf, aku terlambat," suara wanita menginterupsi psy war kedua anggota kepolisian itu.

Neji dengan wajah poker face hanya tersenyum sarkastik saat wanita berambut ungu itu menyeret kursi di sebelahnya. Perempuan itu adalah Konan. Mantan pacar Itachi, pemilik Origami Art Jewelery, tempat dimana Itachi memesan sepasang cincin kawin.

"Aku tidak akan berkomentar apapun, Itachi. Aku tahu kau menyuruhku kesini bukan untuk sekedar pamer cincin." Tukas Hyuuga Neji dingin. Wajah Konan dihinggapi rasa penasaran, sebenarnya apa yang ingin kedua lelaki itu ungkapkan? Itachi menyeringai, lalu dengan santai mengambil napas dan memulai pembicaraan.

"Kau takkan pernah berhasil. Berapapun besarnya cara yang kau gunakan, takdirmu adalah Hyuuga dan dia Uchiha."

"Cih, kau hanya sebuah tameng Itachi, kita berdua tahu siapa romeonya." Neji berkata dingin untuk menutupi hatinya yang panas.

"Kau hanya akan berakhir menjadi kakak, dan aku akan berakhir menjadi suami serta ayah."

Neji menggeram, "Apa maksudmu?!"

Itachi mengangkat sudut bibirnya, ia bahagia, sangat. Ia adalah pemenang. "Akan ada Uchiha baru."

Srrraaakkk...

Neji bangkit dari kursinya, menahan amarah yang siap meremukkan wajah siapapun. "Meskipun kau akan menang, tapi Sasuke-lah yang menjadi raja. Meski begitu, selama aku hidup, akan kupastikan menjadi Uchiha tidak akan semudah itu."

XoxOxXoXxO

"Sa-Sasuke-kun.." Hinata terkesiap menyadari sosok itu telah berdiri di ruang tamu apartemen miliknya.

"Ternyata Itachi menyiapkan apartemen ini untukmu. Cih, tidak kusangka!"

Hinata mati-matian untuk tidak lagi menangisi lelaki di hadapannya ini.

"Tinggalkan dia. Kembalilah padaku." Suara serak Sasuke bergaung di telinga Hinata.

Hinata sadar betul siapa Sasuke. Lelaki yang ambisius melebihi siapapun yang dikenalnya. Lelaki yang meninggalkan dirinya untuk menjadi yang terhebat, yang bahkan mendepak kakaknya sendiri.

"Tidak!" kali ini Hinata tidak mau lagi dikendalikan oleh orang ini. "Hu-hubungan kita su-sudah berakhir."

"Aku tidak pernah mengakhirinya!" Tegas Sasuke.

"Sa-Sasuke-kun..." Hinata memohon. "To-tolong biarkan aku ba-bahagia." Air mata Hinata jatuh perlahan.

"Tidak! Takdirmu hanya denganku!" Ujar Sasuke angkuh.

"Aku memilihnya." Hinata membiarkan air mata membanjiri pipinya. Sasuke menjangkau Hinata dengan beberapa langkah lebar lalu mendekap perempuan mungil itu dalam pelukannya. "Sssshhhh, jangan menangis."

XoxOxXoXxO

Memandangi Hinata yang tertidur adalah kegiatan yang membuat hati Sasuke bahagia. Tapi tiba-tiba perasaan takut menyergapnya. Ia takut kehilangan Hinata. Ia takut, sangat takut. Masalahnya ia tahu siapa Itachi. Tahu perasaan Anikinya terhadap Hinata. Ia tidak bisa melepas kekasihnya untuk kakaknya. Tidak untuk Itachi!

Karena Sasuke tahu, Itachi tidak mudah dikalahkan.

Hujan perlahan mengguyur Konoha, seolah memang digariskan untuk menjadi requem Itachi. Uchiha bungsu menyeringai, sepertinya bohlam imajiner di atas kepalanya baru saja menyala. Si bungsu Uchiha menekan angka lima dalam handphone-nya.

"Hallo." Suara Anikinya hampir tertelan kebisingan jalan dan hujan.

"Aniki."

"Mau apa kau Sasuke?!"

"Putuskan Hinata sekarang."

"Jangan mimpi!" Terdengar geraman di seberang.

"Hinata bersamaku," Sasuke lantas melirik perempuan yang masih terlelap di ranjang.

"..."

"Anak itu anakku, bukan milikmu.." dingin, itu ekspresi pria berambut raven yang dikenal sebagai Uchiha Sasuke. Detik berikutnya yang terdengar hanya decit rem dan suara hantaman yang memekakkan telinga.

Another SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang