TCB - 04

821 132 10
                                    

Brakk~

Suara buku yang dilempar keras dari ujung ruangan, Guanlin yang sedari tadi fokus pada tampilan layar laptop, kini mulai mengikuti arah pandang orang-orang. Menuju ke dalam ruangan dari Ketua tertinggi mereka. Kang Dongho.

Jujur saja banyak yang tak tahu apa yang terjadi pada Pembesar di Kepolisian Distrik Selatan itu, tapi melihat dari raut wajah yang ditekuk, ditambah keriput yang nampak banyak di dahinya. Semua orang tahu jika Kang Dongho tengah marah sekarang.

Marah besar.

Dan, penyebab kemarahannya lah yang sedang seluruh staff Kepolisian itu fikirkan.

"Ketua, kau dipanggil." Suara bass dari Woojin membuat Guanlin harus rela masuk ke kandang Kang Dongho. Aish, menghadapi si tua bangka itu dalam keadaan marah benar-benar bukan sesuatu yang dia inginkan.

'Apakah aku berbuat salah dan menyebabkan dia semarah itu? Tapi, apa salahku?' Fikir Guanlin sembari melangkah masuk ke ruangan 'neraka'.

"Anda memanggilku?" Mencoba sopan, Guanlin masuk lalu menutup rapat pintu kaca berlapis stainless tersebut.

"Duduklah Lai." Dia hanya memanggil 'marga'. Sepertinya Tuan Kang memang sangat marah kali ini. Tapi demi Tuhan Guanlin bahkan tak merasa punya salah sama sekali selama seminggu terakhir.

Guanlin itu lelaki sejati dengan harga diri yang cukup tinggi, jadi wajar saja jika dalam situasi seperti ini dia tetap menunjukan wajah cool andalannya. Walau di dalam hati Ia sudah menjerit, bertanya-tanya kesalahan apa yang mungkin saja Ia lakukan tanpa sengaja.

"Lai, kau ingat kasus Takada Kenta? Member dari idol group… Hah, aku lupa namanya." Kang Dongho mulai membuka pembicaraan.

"Iya, minggu depan adalah sidang pertamanya, bukan begitu? Apakah ada gangguan, Tuan Kang?"

"Tentu saja ada, jika tidak untuk apa aku memanggilmu kesini. Ck." Annoyed.

Guanlin hanya bisa memasang wajah datarnya, jujur saja Ia sudah sangat ingin menghajar pria tambun di depannya ini. Ck, jika saja Pria ini bukan atasannya. Huh. Fucking Big Men.

"Jadi, gangguan apa yang membuatmu se-marah ini, Tuan Kang?"

"Park Jihoon!"

Hah, kenapa disaat Guanlin selama seminggu terakhir mencoba menjaga jarak dengan bocah gereja itu, malah sekarang atasannya yang menyebut nama 'Park Jihoon'. Tak bisakah hidup Guanlin dijauhkan dari Park Jihoon selama seminggu kedepan juga?

"Park Jihoon dan kawanannya meminta imbalan karena telah menyelesaikan kasus Takada Kenta." Jadi ini penyebab kemarahan Kang Dongho. Oh, seharusnya Guanlin sudah bisa menebak dari awal jika bantuan dari bocah-bocah gereja itu pastilah tak ada yang gratis.

"Memang apa yang mereka minta kali ini, Tuan Kang?"

"Lai Guanlin sebagai pengawal mereka selama perjalanan bisnis ke Bali." Oke, Guanlin berani menjamin jika ini pasti merepotkan. Apalagi setelah mendengar cerita Woojin tentang 'Keadaan para polisi setelah membantu Jihoon dan kawanannya'

"Jadi, kapan aku mulai mengawal mereka?" Guanlin mencoba tenang, rileks. Bagaimana pun juga Ia tetaplah Lai Calm Guanlin.

"Kau setuju, Lai?"

"Apakah aku memiliki opsi tidak setuju dari penawaran itu, Tuan Kang?" Sindirnya.

Kang Dongho mengangguk tipis, ini termasuk sifat Guanlin yang paling Ia sukai. Straight forward dan tahu situasi.

The Church Boy [PanWink vers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang