Aku kembali menjalankan mobilku. Tujuan berikutnya, Incheon.

Satu setengah jam perjalanan. Aku agak ngebut. Kini aku sudah berada di daerah Incheon. Kulihat plang tanda aku sudah memasuki daerah Incheon. Tidak banyak berubah, hampir sama seperti terakhir kali aku melihatnya, delapan tahun yang lalu.

Incheon. Kota kelahiranku.

Kupelankan mobilku. Aku sedang melewati daerah perumahan dimana aku tinggal dulu. Kulihat daerah ini banyak berubah, lebih tertata rapih.

Kuinjak gas lebih dalam setelah melewatinya. Aku harus segera bertemu Eunjung. Dimana pernikahannya? Eunjung tidak memberitahuku.. tidak mungkin aku menelefon dan bertanya padanya. Tidak akan menjadi kejutan. Aisshhhhh!! Pabo! Aku menyusul seseorang yang aku tidak tahu keberadaannya.

Aku teringat kembali rumahku.. aku sudah berada di Incheon. Aku memutar balik mobilku. Lebih baik aku menengok rumah lamaku saja.

Masih bisa kuingat dengan jelas arah menuju rumahku. Aku menghentikan mobilku. Kupandangi rumahku yang dulu dari dalam mobil. Sama persis seperti dalam mimpiku. Warna dindingnya tidak seputih dulu, bahkan catnya sudah terkelupas. Lantai teras penuh dengan daun kering berserakan, kursi yang berada diteraspun sudah berkarat.

Dok dok dok

Seorang yeoja mengetuk kaca jendela mobilku. Rambutnya pendek sebahu, manis. Kuturunkan kaca jendela mobilku.

"Ne??" tanyaku.

"Mobilmu menghalangi, akan sulit bagi kami untuk memasukan mobil kami ke garasi..bisa kau maju sedikit?" pintanya. Dia menunjuk mobilnya yang ada dibelakangku. Kulihat dari kaca spionku, mobil sedan hitam itu masih menyala, ada seseorang didalamnya.

"ohh..ne.." aku menghidupkan kembali mobilku dan memasukannya ke garasi rumah lamaku. Yahh..ini lah salah satu alasan mengapa kami pindah. Jalannya sempit.

Kuperhatikan mobil sedan hitam itu memasuki rumah di depan rumahku. Bukankah itu rumah Min? apa yeoja tadi itu Min?

Yeoja tadi berlari kearahku, dia hendak mengetuk kaca jendelaku tapi sudah kuturunkan terlebih dahulu.

"Padahal kau tidak perlu masuk ke garasi ini, kau cukup maju sedikit.." dia gak menunduk, untuk mengimbangi tinggiku.

"Gwenchana..aku memang ingin melihat-lihat rumah lamaku.."

"Jinki oppa??" tanyanya.

"Bukankah kau Min?" aku balik bertanya. Kami tertawa.

"Seharusnya aku sudah mengenalmu dari matamu yang sipit.." aissshhh yeoja ini, baru bertemu sudah berani meledekku.

"Kau juga Min..tidak bertambah tinggi? Tinggimu tetap sama seperti delapan tahun yang lalu..bukankah saat itu kau masih SMP? Seharusnya kau sudah kuliah sekarang, dan kau sudah bertambah tinggi seharusnya.." aku balas meledek. Min memanyunkan bibirnya, dia mengepalkan tangannya dan mengayunkannya kearahku.

"Ahahahah..kau tidak banyak berubah Min.." aku menutup kaca jendelaku dan keluar dari mobilku.

"Kau mau masuk kedalam rumahmu?" tanya Min.

"Ahni! Aku tidak membawa kunci rumahku..aku hanya ingin melihatnya dari luar saja.." jawabku.

Bip!

Aku mungunci mobilku. Kulihat rumahku tampak seram dari dekat, seperti rumah hantu.

"Oppa, kau mau berkunjung kerumahku? Akan kubuatkan kau jus..kau lelah kan?" Min menaiki anak tangga didepanku sehingga membuatnya lebih tinggi, tapi tetap tidak lebih tinggi dariku.

온키 [ON-KEY]Where stories live. Discover now