Pembukaan

1.7K 439 56
                                    

Bagus atau tidaknya karya sastra menurut setiap orang berbeda-beda, maka akan sulit sekali menghasilkan penilaian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan, sebab perhatian kita pasti jatuh pada beberapa bagian tertentu dalam karya itu sendiri. Sebagai contoh, terkadang kita menilai karya itu bagus atau tidak dari tema yang diangkat, tokoh yang berperan, atau bahkan pengarangnya. Penilaian yang seperti ini sangat subjektif sehingga tidak dapat dikatakan sebagai indikator penilaian yang tepat sasaran.

Kemudian, bagaimanakah penilaian karya sastra yang seharusnya?

Ada paling sedikit enam kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan suatu karya sastra, di antaranya adalah kriteria kebaruan, kepaduan, kompleksitas, orisinalitas, kematangan, dan kedalaman, baik itu dalam pemilihan ide, diksi, maupun alur. Akan tetapi, dalam kampanye ini, LFFL TIDAK MEMAKSA para penulis untuk menghasilkan karya sastra yang sangat serius, seperti yang telah disebutkan dalam enam kriteria sebelumnya.

Tujuan utama dalam gerakan ini adalah untuk memajukan standar konten bacaan para pembaca, yang tidak mempromosikan penggunaan konten berbau pornografi sebagai pemicu rusaknya moral dan pola pikir anak-anak bangsa.

Kendati demikian, bukanlah berarti karya fanfiksi yang tidak berbau pornografi bisa secara mudah mengikuti gerakan ini.

Selayaknya judul gerakan; Let’s Fix Fanfic Literature (Mari Kita Perbaiki Literasi Fanfiksi), kampanye ini juga dibangun untuk mengembangkan penggunaan sastra yang baik dan benar, sehingga sangat diperuntukkan bagi karya-karya fiksi yang telah menggunakan kaidah berbahasa yang baik, meskipun tidak mencangkup keseluruhan bagian cerita.

Benar, untuk menjaring lebih banyak peminat, kami memutuskan membatasi beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan kata baku.

Penulis boleh menggunakan bahasa tidak baku (dalam konteks ini adalah semacam bahasa non-formal seperti bahasa gaul) sesuai dengan situasi pada cerita yang sedang dikerjakannya.

Hal ini disebabkan oleh asumsi yang mengatakan bahasa yang baik tidak selalu baku. Akan tetapi, yang terpenting efektif dalam menyampaikan suatu maksud, serta dapat diterima situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara).

LFFL──

Setelah membaca ini, apakah kalian tertarik untuk ikut memerbaiki dunia literasi bersama kami?

Jika "ya", mari lanjut ke bagian visi dan misi!

Kampanye "Let's Fix Fanfic Literature"Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu