satu

705 125 8
                                    




Malam itu, Woojin yang tidak bisa menemui pacarnya secara langsung akhirnya memutuskan untuk menghubungi pacarnya itu.

"Hmm.. lagi ngedrama ini pasti." Bukan kalimat sapaan yang Woojin ucapkan saat Sohye mengangkat panggilannya sambil sesenggukan.

"Maafin aku, Jin.. hiks.."

Woojin ketawa mendengar pacarnya minta maaf sambil nangis gitu. "Kamu mau lanjut nonton dramanya apa mau ngobrol sama aku?"

"Ngobrol sama kamu lah.. aku kangen tau!" Isak tangis Sohye sudah tak terdengar lagi.

"Kangen tapi malah maraton drama. Bohong kamu."

"Engga ih seriusan, aku kangen. Aku nungguin kamu nelpon atau chat duluan."

"Kebiasaan. Apa susahnya hubungi duluan sih?"

"Aku ga mau ganggu kamu. Masuk kuliah kok lama banget ya, kamu kapan kesininya sih? Gabut tau aku di rumah."

Saat ini kampus Woojin dan Sohye dalam masa libur semester. Woojin yang anak rantau, tentu menggunakan waktu liburan untuk pulang. Dan Sohye yang memang rumahnya tak jauh dari kampus pun harus merelakan liburan tanpa pacarnya.

"Ga main sama Mina? Biasanya kamu sama Mina ke rumah Kak Sejeong."

"Hari ini Mina mau jemput Mark."

"Kamu sih, disuruh ikut ke sini, malah ga mau."

Woojin sudah paham bagaimana pacarnya itu kalau sedang libur. Kerjaannya diam di kamar, nonton drama, fangirlingan. Keluar kamar itu kalau dipanggil sama orang tuanya.

"Ih malu lah.."

"Tau ga, Mama sampe ga percaya kalau aku punya pacar. Apalagi pas aku kasih lihat foto kamu."

"Ahahaa.."

"Kamu ngobrol deh sama Mama. Mau ya?"

"Eh, mau ngobrol apa? Jangan deh. Aku malu ih."

Tanpa mendengarkan ucapan Sohye, Woojin memberikan ponselnya pada sang Mama. Woojin pun membiarkan Mamanya ngobrol sama Sohye, supaya Mamanya percaya kalau Sohye itu pacarnya.

Woojin ketawa-ketawa setelah beberapa menit Mamanya ngobrol sama Sohye dan mengembalikan ponselnya.

"Woojin ih!! Kan maluuu.."

"Tuh kan, Mama juga mau kamu main ke sini."

"Eh, bentar. Kayaknya bisa deh dalam waktu dekat ini aku ke kota kamu."

"Kapan? Nanti aku kesana, jemput kamu."

"Ga usah ih! Jemputnya nanti aja kalau aku nyampe sana."

"Iya gampang itu. Mau kapan emang?"

"Bentar. Kayaknya semingguan sebelum masuk kuliah deh."

"Itu kan masih sebulan lagi, sayang. Kelamaan.. besok, lusa atau minggu depan aja, ga bisa apa?"

"Masa besok atau lusa? Aku belum packing. Belum bilang sama Ayah Bunda juga."

"Ya udah, minggu depan ya? Aku yang minta ijin sama Ayah."

"Engga ah, bulan depan aja. Biar ga bolak balik juga aku kesananya."

"Emang bulan depan ada apaan?"

"Ada konser MauSatu!!"

Woojin menghela napasnya, ternyata niat awal Sohye berkunjung ke kotanya itu bukan mau kenalan sama keluarga Woojin, tapi mau nonton konser. Woojin sabar aja.

"Boleh ya boleh? Nanti aku nginep di rumah kamu. Biar sekalian juga nanti kita kesininya barengan, ya?"

"Ya udah terserah kamu ajalah."

"Kamu jangan marah, Jin."

"Siapa yang marah? Engga."

"Nadanya kayak marah gitu."

"Ga marah sayaang.."

"Aku nontonnya cuma sehari doang, sisanya sama kamu terus kok. Atau kamu ikut nonton aja yuk?! Mau aku cariin tiketnya?"

"Engga, engga! Cukup nanti aku antar jemput aja oke?"

"Jadi gapapa nih aku nonton konser?"

"Kenapa juga aku harus larang-larang kamu? Uang punya kamu sendiri. Itu juga salah satu kesenangan kamu. Selama ga membahayakan dan orang tua kamu juga ngasih ijin, buat apa juga aku larang?"

"Makasih Woojin sayaaang. Muah!"

"Ga usah cium-cium dari jauh gitu, jadi pengen nyium beneran nih."

Obrolan keduanya pun terus berlanjut sampai keduanya tidak sadar, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Rasanya kantuk mereka tidak terasa saat bercerita tentang segala macam.

Dan bagaimana pun juga Sohye tergila-gila pada korea, tapi semua terasa lebih menyenangkan jika sudah bersama Woojin.




OPPA!
heavenable | 2018

OPPA! ; pwj-kshWhere stories live. Discover now