I'm Sorry It's Me

4 0 0
                                    

Summary : Hidup dalam sebuah kebohongan bukanlah sebuah pilihan. Tapi bagaimana jadinya jika itu adalah permintaan terakhir dari seseorang yang terlihat seperti kloninganmu ? Kau membencinya tapi malah menuruti permintaannya. Itu semua kulakukan karena aku memang mencintai yeojanya.

“Ku mohon kali ini saja turuti permintaanku. Bukankah kau juga mencintainya ?”


“Ku mohon kali ini saja turuti permintaanku. Bukankah kau juga mencintainya ?” pinta seorang namja yang tengah terbaring lemah di kasur rumah sakit menatapku dengan lirih.

Seseorang yang sangat mirip denganku. Ya, dia memang kembaranku. Namja yang lahir 2 menit sebelum diriku. Kini ia baru saja terbangun pasca kecelakaan yang menimpanya beberapa saat yang lalu bersama yeoja yang kami cintai.

“Aku sudah tak mencintainya lagi hyung.” Jawabku berbohong tanpa menatapnya. Ku lirik ia, ternyata ia sedang tersenyum ke arahku.

“Kau tak bisa berbohong padaku, Oh Sehun. Kau tau kan, bulan depan kami akan menikah. Aku mau kau menggantikanku. Berpura-puralah menjadi diriku, dan bahagiakan Ri Yeong. Jika operasi ini gagal, aku akan mendonorkan jantungku untukmu.” Itulah yang terakhir kali ia katakan padaku.

Aku meraba dada kiriku. Kurasakan sakit disana. Sakit yang menyesakkan yang rasanya melebihi rasa sakit sebelum aku melakukan pencakokan jantung.

“Oh Luhan, kau sudah siap sayang ?” panggilan eomma membuyarkan lamunanku mengenai saudara kembarku. Wanita itu memegang kedua pipiku dengan tangan lembutnya. Tatapannya sendu melihatku.

“Eomma ….”

“Jadilah seorang Oh Luhan yang baik untuk Ri Yeong. Eomma menyayangimu. Kajja, semua orang sudah menunggumu.” Siapa yang ia maksud ? Aku atau hyung ?

Aku menarik nafasku dalam-dalam sebelum mengikuti eomma menuju altar. Tempatku dan Ri Yeong akan mengucapkan janji suci. Ini yang kuimpikan. Tapi kenyataannya mimpiku terkabul dengan cara yang tak pernah kuharapkan.

Aku melihat Ri Young berjalan di altar bersama Appanya. Ia benar-benar terlihat cantik dengan balutan gaun putih di sekujur tubuhnya. Matanya yang menenangkan itu menatapku. Senyumannya jelas-jelas mengukirkan kebahagiaannya.

Appa Ri Yeong menyerahkan tangan putrinya padaku. Aku menerimanya dengan senang hati. Menuntunnya hingga berdiri di sampingku.

Dengan tegas aku dan Ri Yeong menucapkan janji untuk seumur hidup itu di hadapan semua hadirin. Kedua orang tua kami tampak menangis haru. Mereka tersenyum pada kami. Kemudian aku mencium lembut bibir yeoja yang sekarang sudah resmi menjadi milikku seutuhnya.

Aku sudah menjalankan permintaan darimu hyung. Dan keinginan terakhir darimu adalah membahagiakannya. Aku tak yakin Ri Yeong akan bahagia jika mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

Setelah resepsi pernikahan ini selesai, aku membawa Ri Yeong ke apartemen hadiah pernikahan kami dari Appa dan Eomma. Ini untuk yang pertama kalinya kami berada dalam satu atap. Dia dan aku masih terlihat canggung. Terutama aku, yang bahkan memeluknya seperti sepasang kekasih saja tak pernah sebelumnya. Karena aku memang bukanlah namja yang ia cintai. Andai saja ia tahu hal itu.

“Aku tak akan menyentuhmu jika kau belum siap.” Ucapku lembut pada Ri Yeong. Yeoja itu menggeleng dan tersenyum. Sungguh aku sangat menyukai senyumnya.

I'm Sorry It's MeWhere stories live. Discover now