Yah mungkin itu lebih tepat.

Mereka tidak menginginkanku. Tepatnya. Levi tidak menginginkanku diantara squadnya.

Bukankan sejak awal memang begitu?  Ia bahkan pernah menolak saat erwin menyerahkanku padanya.

Hah pipiku basah.

Kenapa aku jadi gampang menangis sekarang?

"Yo! (Y/n) bergabunglah disini" aku menoleh tanpa menghentikan langkahku.

Connie, sasha dan armin memanggilku dari arah taman. Namun aku hanya menolaknya dengan gelengan dan tetap menutup pipiku hingga dagu dengan punggung tanganku. Mencoba menyembunyikan wajahku yang sembab karena air mata.

Bugh

Karena pandanganku tengah teralihkan dengan panggilan teman temanku. Aku sampai tidak melihat ke arah depan.

Aku yakin, baru saja aku menabrak tembok didepan. Rasanya bibirku tidak sengaja berdarah, aku berbenturan dengan tembok tepat dengan tanganku yang menutupi mulut.

Asin.

Hahaha.

Tunggu, kenapa aku tertawa? Rasanya perih bodoh.

Aku melihat kearah sasha cs. Mereka pasti akan menertawaiku.

Namun, kenapa wajah mereka terlihat ketakutan? Dan ada apa dengan sikap hormat itu?

"(Y/n) kau tidak apa apa?"

"A-ah komandan erwin!?"

Aku lantas berdiri dan memasang sikap hormat. Beliau sedikit tertawa dan mengayunkan tangannya untuk menyuruh kami menghentikan gerakan itu.

"Maaf saya tidak sengaja," aku membungkuk 90 derajat sebagai tanda permintaan maaf.

Dia memperhatikan wajahku dengan seksama.

"Ikut aku,"

Ucapnya singkat. Sasha, armin dan connie menatapku khawatir berpikir bahwa aku akan di beri sanksi. Namun aku punya firasat, dia sempat melihat bibirku yang berdarah dan wajahku yang sembab tadi.

-oOo-

"Seharusnya anda tidak perlu repot seperti ini komandan,"

"Diamlah, jangan berbicara dulu. Luka dibibirmu masih mengeluarkan darah,"

Dengan teliti erwin mengobati lukaku dengan air panas.

Tidak terasa sakit seperti yang ada di film, aku bahkan merasa seperti digelitik.

"Selesai,"

Menyentuh perban yang ada dibibirku. Aku heran, kenapa sikapnya padaku sangat spesial dibandingkan yang lain. Umm, aku tidak tau bagaimana sikapnya pada kadet lain, yang jelas sikapnya padaku lebih baik dibandingkan sikap levi yang lebih mengarah pada arogan. Padahal aku adalah bawahan langsungnya.

"Tak usah bertanya kenapa sikapku sangat baik padamu,"

"Hahaha, anda bisa saja membaca pikiran"

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Kde žijí příběhy. Začni objevovat