PART IX: Berantem dan Ketemu Calon Mertua

2.4K 97 1
                                    

Leo sudah menunggu kedatangan Lira dihalte bis tersebut, beberapa menit sudah Leo menunggu namun Lira tidak kunjung datang juga. Leo sudah hampir kesal dibuatnya, menunggu sesuatu adalah hal yang paling dia benci didunia ini. Berkali-kali Leo memandang jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Leo sudah mendesahkan nafas kesal saat Lira datang dengan napas yang tersenggal-senggal.

"maaf, aku telat" Leo menggelengkan kepalanya dan buru-buru menarik tangan Lira dan mengajak naik kemotornya.

"maaf Leo." Leo masih diam.

"aku nggak suka menunggu, biasakanlah ontime Lira,"

"iya maaf Leo."

"hah, sudahlah aku jadi malas mendengar kata maaf dari kamu." Lira menundukkan kepalanya, dia menjadi kesal dengan sikap Leo yang seperti itu. Dia terdiam di belakang punggung Leo, Leo pun terdiam. Sepanjang perjalanan kala itu mereka terdiam tanpa satu kata terucap.

Sebelum mereka sampai tujuan Lira meminta berhenti, Leo meminggirkan sepeda motornya di pinggir jalan. Lira langsung turun dan menjauh, Leo mengejarnya pelan.

"hei. Were your going?"

"aku nggak mau berurusan dengan pria suka ngambek kayak kamu. Dengerin dulu alasan aku telat dong, jangan langsung begini. Akunya kan jadinya nggak enak." seru Lira sambil terus menjauh. Leo menyerah dia menarik tangan Lira.

"oke, aku akan mendengarkan alasan kamu." Lira berhenti. Leo mendekat kearahnya dan bersiap mendengar alasan Lira.

"nah sekarang kamu jelaskan deh, kenapa kamu sampai telat?" Lira menarik nafas panjang dan membuangnya kasar, ditatap Leo sebentar.

"motor aku ngadat ditengah jalan, dan terpaksa harus cari bengkel dulu. Setelah menaruh motor di bengkel aku cari taksi, sebelum nyampe halte itu ada nenek yang jalan sendirian, jadi aku ajak dia bareng naik taksi dan mengantarnya pulang...." Leo menahan senyumnya saat melihat wajah polos Lira terlihat berapi-api, Sebelum Lira menyudahi penjelasannya Leo langsung memeluknya erat.

"oke aku terima alasan kamu sayang, kamu memang calon istri aku yang paling baik dan jujur." Lira masih cemberut.

"kamu selalu begitu, tidak mau mendengar alasan aku. Pasti selalu marah."

"iya maaf, sudah ngambeknya kan. Kita sudah ditunggu semua keluargaku, kita harus segera sampai disana." Lira mengangguk.Leo menggenggam tangan Lira dan mengajaknya naik ke motor lagi.

Lira semakin deg-degan saja saat mendekati rumah keluarga Leo, dia takut keluarganya nanti tidak menyukai dan menerima dia dirumah itu. Jantungnya berdegup tambah kencang saat mereka sudah memasuki perlataran rumah Leo yang luas dan megah tersebut, Lira menelan salivanya yang terasa membeku di tenggorokannya. Lira sampai memegang erat lengan Leo. Leo tersenyum melihat Lira begitu, dia meraih tangan Lira dan menggenggamnya erat.

"ayo kita masuk, semua keluarga aku ada didalam dan sudah menunggu kita. Kamu jangan takut keluarga aku baik-baik kok." sebelum masuk kedalam rumah, Lira menghirup nafas panjang dan menetralkan laju jantungnya. Dia menurut saat Leo mengajaknya masuk.

"assalamualaikum." seru Leo saat pintu sudah terbuka. Semua yang ada diruangan itu menyambut kedatanganan Leo dan Lira.

"walaikumsalam." Bunda yang tengah duduk langsung mendekat ke Leo dan tersenyum. Leo menyalami Bunda.

"sayang, akhirnya kamu sampai juga, lama banget." Leo tersenyum dan memeluk bunda. Ditarik tanga Lira mendekat ke bunda,

"Bunda, ini Lira. Calon istri yang Leo ceritakan ke Bunda dan ayah beberapa waktu yang lalu."

"assalamualaikum tante." Bunda tersenyum ramah kearah Lira dan memeluk Lira hangat.

"walaikumsalam, selamat datang dirumah Bunda sayang. Bunda senang sekali, calon menantu Bunda cantik seperti ini." Lira hanya tersenyum simpul.

"ayo sayang kita masuk, ayah dan kakak-kakak mu sudah tidak sabar ketemu dengan calon istri kamu." Bunda menarik tangan Lira dan mengajaknya mendekat kekeluarga.

"hah ini dia calon pengantin yang kita tunggu-tunggu." seru Joni kakak pertama Leo sumringah.

"lama lu dek nyampe, lumutan gue nungguin kalian?" seru Rahman, Leo tersenyum.

"hah biasalah bang, tadi ada yang ngambek dulu sebelum berangkat. Makanya sedikit telat. Drama." mereka tertawa.

"pasti kamu yang buat dia ngambekkan, kamukan terlalu kasar sama semua perempuan yang pernah dekat dengan kamu." Leo menyeringai dan mendekat ke Joni.

"bang, jangan buka kartu disini dong. Malu." mereka tertawa. Leo menarik tangan Lira untuk mendekat,

"kenalin abang-abang, calon istri gue. namanya Lira Azahra." Lira menyalami kakak-kakak Leo. Dan saat menyalami kakak-kakak ipar Leo, tangannya mengangkat diudara saja tanpa ada yang menjabatnya. Lira kemudian menarik tangannya dan buru-buru menjauh saat dia menerima tatapan tidak menyenangkan dari 2 kakak ipar Leo. Lira mendekati Leo dan menarik baju Leo pelan.

"ada apa?"

"aku canggung disini."

"kamu tenang aja, mereka terlihat senang sama kamu kok." Leo mengusap kepala Lira pelan.

"eh iya, ada satu orang lagi yang belum kamu kenal. Dia ada didalam kamarnya, yuk ikut aku." Lira menurut saat Leo mengajaknya masuk kedalam kamar yang tidak jauh dari ruang tamu.

***

TBC.....

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang