Prolog

224 33 0
                                    

Namaku Kuroko Tetsuya, seorang pemuda dengan hawa keberadaan yang tipis. Tak jarang orang-orang bahkan teman sekelasku sering melupakanku hanya karena kekuranganku ini. Mungkin cuma beberapa orang yang tidak melupakanku, dan itu termasuk orang yang sangat berharga bagiku. Namanya Kuroko Azura.

Gadis cantik dengan surai berwarna sama sepertiku, umur kami hanya terpaut 2th tapi kami begitu berbeda. Menurut teman-temanku, Azu orang yang cukup ceria dan sering tersenyum, dia tak punya hawa tipis. Takut akan segala sesuatu yang berbau horror, suka main game dan otaku. Dia punya suara emas, aku sering sekali mendengarnya bernyanyi bahkan dia pernah hampir ditawari untuk jadi idol.

Sayangnya dia menolak dengan alasan Azu masih sekolah, alasan lain karena tubuhnya sangat lemah. Ya walau dia cantik, baik hati dan sangat sempurnah dimata para pemuda, tapi Azu punya tubuh yang lemah. Beberapa penyakit bersarang di tubuhnya dan itu membuat Azu harus bolak balik masuk rumah sakit, tapi walau begitu dia tetap menampakan senyuman bagai malaikat.

Sampai suatu hari aku melihatnya tengah mengobrol dengan seorang gadis cantik, memiliki surai perak dengan poni hampir menutupi matanya. Gadis itu menyerahkan sebuah buku seperti diary sebelum dia pergi dari taman rumah sakit meninggalkan Azu sendirian disana. Aku sendiri memutuskan untuk mendekatinya.

"Azu-chan sedang apa disini sendirian?" Tanyaku penasaran.

"Ah kakak, aku ingin menghirup udara segar jadi suster membawaku kemari." Jawab Azu tersenyum.

"Begitu ya, tadi aku melihatmu bersama seseorang?"

"Itu...ha-hanya pengunjung yang kebetulan lewat dan mengajakku ngobrol." Ucap Azu seperti menyembunyikan sesuatu.

Aku sudah sangat mengenal Azu, dia tak menatap mataku saat bicara yang artinya dia memang berbohong.

"Azu kau-."

"Kak bagaimana dengan pertandingannya?" Tanya Azu mengalihkan pembicaraan.

"Kami berhasil memenangkannya, walau cukup susah."

"Begitu ya, andai aku bisa melihat pertandingannya secara langsung, aku ingin bertemu dengan teman tim kakak yang sekarang." Ucapnya ceria.

Seolah tak ada beban dalam hidupnya.

"Tentu kalau kau mau kakak bisa membawamu melihat pertandingan."

"Benarkah?"

"Ya, tapi tunggu sampai kau keluar dari rumah sakit ya."

"Emm janji?" Ucap Azu menyodorkan jari kelingkingnya padaku.

"Janji."

Tak banyak yang bisaaku ceritakan tentang adikku, tapi yang jelas aku menyayanginya dan aku akanselalu menjaganya.

Onii-chan: 30 Days With Onii-chanWhere stories live. Discover now