"Sudah kubilang, keluargaku selalu memanggilku dengan nama 'Jaehyun' dan kau akan menjadi keluargaku yang terdekat."

"Tapi aku...."

"Cobalah Doyoungie." Panggil namaku. Jaehyun menahan erangan dalam hati.

Ah, betapa inginnya dia mendengarnya, betapa inginnya dia mendengar namanya diucapkan oleh suara merdu dari bibir hati milik Doyoung....

Doyoung menghela napas, dan sejenak Jaehyun merasakan bahwa Doyoung ingin membantah, tetapi kemudian gadis itu memutuskan untuk tidak melakukannya.

"Jae. .Jaehyun."

Nama itu akhirnya terucapkan dari bibir Doyoung, dengan enggan, pendek dan sederhana. Tetapi terdengar luar biasa di telinga Jaehyun, bagaikan alunan merdu menghembus telinganya. Mimpinya. Mimpinya selama ini telah terwujud. Jaehyun memejamkan matanya sekejap, berusaha menahan senyum lebarnya.

.

.

.

Hyuna sedang berjalan santai menelusuri butik itu ketika sebuah tangan keras mencengkeram lengannya, dia setengah memekik dan menatap marah kepada pencengkeram lengannya, Rowoon yang sedang berdiri di dekatnya.

"Lepaskan aku Rowoon, kau kasar sekali." Hyuna tersenyum berusaha tampak tenang.

Rowoon menatap tajam Hyuna lama, lalu akhirnya melepaskan pegangan tangannya. Dengan sinis Hyuna mengusap-usap lengannya yang memerah bekas cengkeraman Rowoon.

"Ini akan memar. Apa yang membuatmu mendatangiku dan tiba-tiba bertingkah sekasar ini?" Tatapannya berubah menggoda, "Apakah kau ingin melanjutkan yang tertunda waktu itu?"

Rowoon mendengus kesal, "Hentikan Hyuna, aku tahu pasti kau tidak tertarik kepadaku. Dulu aku mengejarmu dan kau menolakku mentah-mentah." Tatapannya berubah tajam lagi, mengintimidasi, "Kenapa malam itu kau merayuku?"

Hyuna mengerling dan tersenyum, "Mungkin karena aku sedang ingin berubah pikiran." Dia sengaja mengedipkan matanya menjengkelkan, "Kenapa Woonie? Apakah kau tidak tersanjung dirayu olehku?"

Rowoon menyipitkan matanya, "Aku mencium bau busuk. Ada sesuatu yang tersembunyi di sini, dan aku menjadi korbannya, tapi ingat Hyuna, aku tidak akan tinggal diam, aku akan mencari tahu."

"Mencari tahu apa Woonnie? Kau aneh.." Hyuna tertawa, "Mungkin kau sedang patah hati jadi sibuk berhalusinasi."

"Patah hati? Apa maksudmu?" suara Rowoon menajam, waspada.

"Wah, kukira kau sudah tahu." Hyuna mengedipkan matanya lagi, "Perempuan yang kau kejar itu, si cantik yang sederhana, dia akan menikah dengan Jeffrey." Hyuna tersenyum, menikmati rona pucat yang langsung menguasai wajah Rowoon, membuat lelaki itu tertegun.

Dia mengibaskan tangannya, "Sudah ya, aku sibuk. Lain kali kalau mau membuang waktuku, tolong lakukan untuk sesuatu yang lebih penting."

Ditinggalkannya Rowoon yang masih membatu di sana.

.

.

.

.

"Kau tidak akan memberitahu Eomma? Dia pasti akan langsung pulang dari Amerika dengan bahagia mendengar kabar penikahanmu." Krystal mengingatkan. Sang Ibu memang baru berkunjung ke Amerika untuk menengok adiknya yang sakit.

"Tidak. Aku tidak mau eomma pulang. Doyoung mungkin mengingatnya. Ketika ayahnya meninggal. Eomma dan Appa datang ke rumah mereka menyampaikan permintaan maaf dan uang santunan. Doyoung dan ibunya menolak mentah-mentah. Bersikeras supaya semua dijalankan di jalur hukum. Entah apa yang dilakukan Appa kemudian sehingga semua berhenti."

UNFORGIVEN HERO (JAEDO)Where stories live. Discover now