06• cruel

1.7K 401 45
                                    

Kim Jisoo menolak tawaran Bona untuk ke kantin bersama, alasannya cukup jelas: Taeyong dan Bona yang ingin bertemu tanpa sepengetahuannya. Walaupun Jisoo menyadari penuh bahwa ia tak memiliki kewajiban untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh kedua sahabatnya di belakang.

Keputusan Jisoo pun agaknya tak tepat ketika Taehyung pun sama tak niatnya untuk pergi ke kantin, melainkan berjalan ke arah Jisoo dikala kelas sudah sepi. Hanya beberapa orang yang menetap. Jisoo berusaha tak peduli. Ia menyoret-nyoret kertas di halaman belakang buku tulis dengan asal.

"Masih sakit tangan lo?"

Jisoo menggidikkan bahunya. Sakit ataupun tidak bukan urusan Taehyung. Ia tak rela memberikan informasi kepada si penyebab sakitnya tangan yang masih diperban sampai sekarang.

"Niat gua mau ngenain Taeyong, kenanya malah ke lo. Sorry ya."

Jisoo mengalihkan pandangannya dari kertas kepada Taehyung yang sudah tersenyum penuh menang. Jisoo balas tersenyum sinis. Tubuhnya yang sebelumnya tegak kini telah menyender ke sandaran kursi sekolah dan melipat kedua tangannya di depan.

"Pacar gue Jungwoo, kenapa lo resenya ke taeyong sih?"

"Jis, semua mantan-mantan lo juga bakal lebih kesel ke taeyong daripada ke pacar lo. Si bangsat itu."

Jisoo melebarkan matanya. Katakan ia kesal setengah mati ketika Taehyung mengatakan hal tak pantas dengan ekspresi yang minta sekali ditinju. Beruntung Jisoo hanya menampar pipi Taehyung hingga menjadi pusat perhatian siapapun yang melihatnya, di dalam kelas ataupun yang kebetulan sedang melewati kelas 12A8.

"Lo kira gua gak bisa nampar cewek?"

"Tampar aja kalau lo beneran banci."

Taehyung sudah melayangkan tangannya hingga telapak tangannya sudah mendarat sukses di pipi mulus Jisoo, dengan amat sangat kencang hingga darah keluar dari pinggir bibir Jisoo, begitupun telinga Jisoo yang mendadak berdengung kencang akibat hantaman keras tangan Taehyung. Beruntung Jisoo masih sepenuhnya sadar, hanya matanya yang kemudian berkaca-kaca menahan tangis.

"Taehyung! Lo gila ya mukul cewek!" Eunwoo yang baru saja datang berteriak kencang ketika Taehyung sudah menampar Jisoo. Bersama dengan yang lain, Eunwoo menahan Taehyung untuk tak kabur dari kelas. Sebagai ketua kelas, ia berencana membawa Taehyung ke ruang BK untuk ditindak lanjuti di sana.

Selang beberapa detik— keadaan di dalam dan di luar kelas sangat ricuh— Taeyong berjalan ke arah Taehyung, awalnya Yuta dan Johnny tak menyangka sama sekali ketika tendangan kaki Taeyong mendarat sempurna pada punggung Taehyung hingga tersungkur ke kursi kosong dekat jendela. Masih belum puas Taeyong maju menarik Taehyung berdiri, lalu kembali menendang perut Taehyung hingga punggung lelaki tersebut membentur loker— semakin gaduh.

"Panggil wali kelas sekarang!" perintah Eunwoo kepada siapapun yang berada di sana. Sedang Yuta, Johnny dan yang lain sebisa mungkin melerai Taeyong dan Taehyung. Jisoo masih duduk di kursinya, meringis kesakitan.

***

"Kena skors nggak?" tanya Jisoo ketika Taeyong baru saja datang untuk menjenguk sahabatnya di UKS. Yang ditanya hanya menggelengkan kepala lalu duduk di pinggir tempat tidur yang Jisoo tiduri.

"Taehyung diskors?"

Tanpa mengeluarkan suaranya lagi, Taeyong hanya mengangguk sebagai jawaban. Jisoo tersenyum puas, setidaknya ia senang untuk tak bertemu dengan Taehyung beberapa pekan kedepan.

"Diem aja? Kayaknya bibir gue yang sakit deh. Bukan lo."

"Karena sahabat kali, ikutan sakit." Lalu Taeyong memegang pinggir bibirnya dengan meringis. Jisoo hanya bisa menahan tawa sambil memegangi bibirnya pelan yang masih terasa amat ngilu.

"Gue nggak nyangka lo jago berantem."

Taeyong tak menjawab pertanyaan Jisoo, melainkan hanya diam memerhatikan luka memar di wajah perempuan tersebut. Kemarin tangan, pun sekarang wajah Jisoo yang membengkak. Memikirkan itu membuat Taeyong bisa saja balik arah untuk memukul Taehyung. Ia tak peduli jika akhirnya ia juga harus diskors seperti Taehyung.

"Diem dulu. Nanti tambah sakit memarnya. Gue ngilu liatnya." Taeyong berbohong, lebih tepatnya adalah ia tak tega melihat Jisoo berusaha berbicara dengannya. Sebagai gantinya, Taeyong meminta kertas dan meminjam pulpen kepada petugas UKS lalu memberikannya kepada Jisoo.

"Tulis aja."

Jisoo memegang pulpen tersebut, lalu menulisnya sambil Taeyong memerhatikannya.

Mau minum.

Taeyong lalu mengambilkan Jisoo minum.

Mau makan pizza.

"Iya, nanti di rumah."

Maunya sekarang

"Lo ngidam?"

Hehehehehehehe

"Kalau ketawa mah ketawa aja jis, gak usah di tulis."

Jisoo mau tak mau tertawa juga, tangannya tak diam untuk memukul lengan taeyong pelan. Sedang Taeyong pun ikut tertawa sambil mengacak rambut Jisoo pelan.

Masih dengan pulpen yang Jisoo genggam, ia menuliskan lagi satu kalimat yang dengan itu membuat Taeyong memicingkan matanya, lalu melihat kearah Jisoo penuh tanya.

If we stay

"Maksudnya apa?"

"Gapapa iseng." Jawab Jisoo kali ini, tanpa repot menuliskannya diatas kertas. Taeyong menganggukkan kepalanya, tak ingin ambil pusing.

•if we stay•

If We Stay- Taesoo✔️Where stories live. Discover now