chapter 1

173 16 0
                                    

Yang Vkook shiper merapat!!! Btw, kita sekapal loh 😆😆😆

Yang Vkook shiper merapat!!! Btw, kita sekapal loh 😆😆😆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

BRUK......

PRANG.......

"Auuuww....." gadis berkuncir kuda itu meringis. Bokongnya baru saja mencium lantai kantin yang keras itu. Dia baru saja menabrak seseorang hingga nampan yang dipegang orang itu jatuh dan menimbulkan suara yang amat mengganggu. Piring yang berisi makanan dan gelas yang berisi minuman itu jatuh pecah belah. Matanya mulai khawatir melihat kekacauan yang dibuatnya sendiri. Belum lagi bokongnya yang masih terasa nyeri itu. Sial sekali dia hari ini.

"Dasar gadis ceroboh! Di mana matamu huh? Apa badanku ini seperti semut? Kau tidak melihatku?"

Belum hilang rasa nyeri yang dia rasakan, tubuhnya menegang mendengar suara yang penuh tekanan itu, kini pria yang ditabraknya terdengar sangat marah. Gadis itu spontan mendongakkan kepalanya. Melihat pria yang baru saja dia tabrak.

Matanya melotot kaget, terlihat sedikit binar ketakutan di sana. Tidak bukan sedikit lagi, tapi sangat ketakutan. Bagaimana tidak! Pria yang ditabraknya adalah orang yang paling disegani, ah bukan! Bukan! Tapi lebih cocok adalah orang yang paling ditakuti di kampusnya. Sekaligus orang yang paling dikagumi pula di kampusnya.

Gadis itu buru-buru berdiri, lupa sama sekali dengan bokongnya yang tadi mencium lantai. Merogoh saku celananya, dan dengan gerakan cepat mengeluarkan sapu tangan yang selalu terselip di sakunya itu.

Berniat ingin membersihkan kemeja yang dikenakan pria itu, yang gadis itu yakin terkena tumpahan minuman dari gelas yang sudah tak berbentuk lagi jatuh di atas lantai tak jauh dari tempatnya berpijak sekarang.

"jauhkan benda kotor itu!" sang pria berujar dingin. Tangan si gadis terhenti, belum sampai membersihkan kemeja si pria.

Gadis itu merasa tersinggung bukan main dengan ucapan si pria, yang mengatakan sapu tangannya benda kotor. Hei, dia tidak terima. Dia selalu mencucinya dengan pelembut dan pengharum. Dan dia yakin sapu tangannya ini baru saja dicuci kemarin.

"Dan lagi, singkirkan tangan menjijikanmu itu dari jangkauanku" si pria kembali berujar, kali ini terdengar sangat merasa jijik seperti baru saja melihat bangkai tikus dihadapannya.

Tubuh si gadis bergetar hebat. Harga dirinya diinjak-injak tak berbentuk sampai mungkin telah hancur seperti bubur. Tangannya dia turunkan secara perlahan, kemudian terkepal erat dinsamping tubuhnya. Buku-buku jarinya memutih. Saking kuatnya kepalan tangannya.

Ingin rasanya dia menghajar pria di depannya ini. Yang dengan arogannya menghina orang lain dengan santai seperti sedang meminum jus jeruk. Santai dan tanpa beban. Seakan menghina orang itu perilaku yang wajar dan terpuji.

Tapi dia berusaha mati-matian menahan emosinya yang sudah ada di ubun-ubun. Jika dia berani menghajar pria itu, sama saja dia mengakhiri hidupnya yang tentram dan damai. Dengan kata lain, mempercepat hidup sengsara dan tersiksa untuknya di masa muda.

Arogan Tapi ManisWhere stories live. Discover now