30 : Tim Menghias Tumpeng

4.4K 880 16
                                    

"Haechan mana?" Tanyaku spontan waktu masuk kelas.

Jaemin yang kebetulan paling deket sama aku langsung tersenyum tengil. "Eeh napa nih cari-cari? Kangen gak ketemu 3 hari?"

Aku memukulnya. "Abcd. Minggir"

"Hah? Abcd?"

"A bacod"

Jaemin mendengus lalu pergi. Aku juga menghampiri shuhua yang lagi dengerin siyeon curhat. Aku melirik sebentar ke bangku yang biasa dipake haechan, udah ada tasnya. Mana orangnya?????

"Siyeon sayang," panggilku.

Siyeon mendengus. "Apa?"

Aku agak mundur karena kaget. "Galak banget. Maaf ih siyeon"

Siyeon menghembuskan nafas lalu mengangguk. "Iya. Udah sono selesaiin dulu urusan rumah tangga lo"

"Eh?"

"Tadi malem di multichat, haechan curhat kalo lo ngamuk ke dia," ujar siyeon.

Aku menghembuskan nafas. Apa aku keterlaluan banget ya? Aku kan cuma gak suka aja.

Aku menengok begitu ada orang yang masuk kelas. Pas banget, haechan.

"Haechan!"

Haechan yang lagi jalan bareng renjun menoleh. "Eh? Kenapa?"

Haechan menghampiri aku. Aku jadi panik, kan niatku tadi cuma ngetes aja dia diemin aku apa enggak. Dilihat dari tingkahnya, kayaknya aku gak dia diemin.

Tapi ini mau ngapain kok aku malah disamperin?

"Kenapa?" Tanyanya waktu sudah berdiri di depanku.

Aku membeku. Cuma bisa lihatin dia tanpa bisa ngomong sedikit pun.

Rasanya ada getaran aneh aja. Terakhir kali aku deket begini sama haechan itu pas studytour. Setelah itu gak ada interaksi yang berarti kecuali aku sama dia beberapa kali saling tatap-tatapan secara gak sengaja.

"G-gue m-mau minta maaf," ujarku tergagap.

Hadeh gini nih kalo bucin. Dideketin doang udah keder.

"Oh, iya gapapa. Gue juga sih"

"Hng tapi kalo ada lomba lain gue bisa ikut kok"

Haechan tersenyum. Dia mengelus lenganku. "Iya, nanti ya gue usulin ke ketua kelasnya"

Aku makin membeku. Sementara haechan tersenyum sambil berlalu.

wOY AH HAECHAN INI TUH HATI, BUKAN AYUNAN. KOK PERASAANKU DIMAININ GINI TERUS SIH?

       

🌱

        

"Nah karena 2 hari lagi sudah mulai kartino, dan kata ketua kelas masih ada yang belum fix. Hari ini kita bahas semua ya?" Ujar pak cimud, wali kelasku.

Kelas langsung ramai, mulai membuka lapak masing-masing dan berbicara sendiri.

"Tenang dulu, kita mulai dari kartino. Ada masalah dengan perwakilannya?" Tanya pak cimud.

Anak kelas menggeleng. "Sudah diwakilkan jeno siyeon pak!"

Pak cimud mengangguk. "Baiklah, berarti kita lewati saja ya? Hm, untuk lomba cerdas cermat?"

"Belum ada pak"

Pak cimud terdiam. "Ada yang mau mengajukan diri?"

Anak kelas terdiam. Saling lirik dan lempar tugas secara bisik-bisik.

"Pak saya mau," kata seungmin mengangkat tangan.

"Yoksi, juara kelas," bisik nancy ke aku.

Aku terkekeh sebentar lalu kembali fokus kedepan.

"Masih kurang 2 orang. Mau ditunjuk aja atau ada yang mau menawarkan diri lagi?" Tanya pak cimud.

Anak kelas ini seakan jadi batu. Karena ya cuma diam saja.

"Saya tunjuk ya? Eum, eunbin ya sama jinyoung?"

Eunbin membelalak, tapi dengan kalem cewek itu mengangguk. Berbeda dengan jinyoung yang langsung grasak grusuk tapi gak berani nolak.

"Setuju tidak?" Tanya pak cimud.

Anak kelas mendadak kompak, "Setuju!"

Pak cimud mengangguk-angguk lalu berdehem lagi. "Oke, kita ganti ke masalah lomba terakhir. Lomba menghias tumpeng. Ada yang mau mencalonkan?"

Semua orang saling melirik. Aku mengambil nafas, kayaknya ini waktu yang tepat buat menebus penolakanku.

"Saya lomba tumpeng gak apa-apa pak. Tante saya kebetulan buka usaha cathering dan biasa terima pesenan tumpeng," kataku.

Anak kelas kelihatan takjub waktu aku mau menyalon. Padahal ini juga buat nebus rasa bersalahku.

"Oh, bagus dong. Nah kan ini butuh 5 orang, 3 cewek 2 cowok ya?" Tanya pak cimud.

Anak kelas udah mengangguk aja setuju.

"Ada yang mau mengajukan diri lagi?"

Nakyung angkat tangan, "Saya pak"

"Saya juga deh, pak," kata Gowon.

Aku agak heran aja, tumben gowon mau ikut-ikutan.

"Wah, daritadi aktif begini kan saya suka. Yang cowok, mau ditunjuk?"

Berhubung gak ada respon, pak cimud langsung kelihatan menyisir kelas.

"Jaemin ya? Sama haechan," kata pak cimud.

Aku langsung menoleh ke haechan. Dan haechan sendiri juga gak kelihatan keberatan.

Ya Tuhan, kok bisa begini sih. Ini gimana ceritanya aku malah jadi satu tim sama haechan buat lomba menghias tumpeng?

Nanti gimana kalo aku cuma bisa diem doang karena kebanyakan ambyar duluan??

🌱🌱🌱

   

    

    

   

    

   

Headphones ✔ haechan [Au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang